Dulu Rumah Tua Peninggalan Belanda Ini Jadi Tempat Penyiksaan oleh Tentara Jepang, Begini Penampakannya Sekarang
Konon tempat ini menjadi tempat penyekapan, penyiksaan, sekaligus pemerkosaan para wanita oleh tentara Jepang.

Konon tempat ini menjadi tempat penyekapan, penyiksaan, sekaligus pemerkosaan para wanita oleh tentara Jepang.

Dulu Rumah Tua Peninggalan Belanda Ini Jadi Tempat Penyiksaan oleh Tentara Jepang, Begini Penampakannya Sekarang
Bangunan tua itu dikenal dengan nama “Lodji Papak Juwangi” yang berlokasi di area Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Telawa, Kecamatan Juwangi, Kabupaten Boyolali.
Ciri khas arsitektur Belanda sangat kental pada bangunan itu. Bangunan itu sendiri dibangun pada tahun 1918 dan mulai dihuni oleh seorang kolonial pada tahun 1920.

Saat masuk ke dalam banyak bagian dari bangunan itu yang masih terawat. Lampu listriknya masih menyala dengan baik. Beberapa kamar telah mengalami renovasi sehingga masih layak digunakan.
Di lantai dua gedung tersebut, ada empat buah kamar. Dari kamar itu, pemandangan di sekitar terlihat dengan jelas. Bahkan di lantai dua itu, ada sebuah balkon di mana penghuninya bisa menghirup udara segar dari sana.

Tak jauh dari Lodji Papak Juwangi, ada bangunan peninggalan Belanda yang lain bernama Lodji Papak Geyer, lokasinya berada di Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan. Bangunan itu dibangun pada tahun 1918 dan kini dijaga oleh bapak Sopiran.

Berbeda dengan Lodji Papak Juwangi, Lodji Papak Geyer terlihat jauh lebih menyeramkan walau di siang hari sekalipun.
Pak Sopiran mengakui, gedung itu memang angker dan dihuni banyak makhluk tak kasat mata.
Tak jarang makhluk tak kasat mata ini menampakkan diri dengan bentuk yang menyeramkan.
Bagian dalam gedung itu sebenarnya cukup indah, hanya kurang terawat dan memancarkan aura horror. Di dalam salah satu kamar ada sebuah dipan peninggalan asli zaman dulu.
“Dari dalam sini suka terlihat penampakan noni-noni Belanda sedang memandang ke arah jendela,” kata Pak Sopiran dikutip dari kanal YouTube Jejak Tempo Doeloe.
Di kamar itulah konon dulunya menjadi tempat penyekapan, penyiksaan, sekaligus pemerkosaan para wanita baik wanita Belanda maupun pribumi oleh tentara Jepang.
“Bisa dibayangkan, bila bisa bercerita, dipan peninggalan Belanda ini bercerita banyak tentang peristiwa pahit saat itu,” kata pemilik kanal YouTube Jejak Tempo Doeloe.
Pak Sopiran bercerita, dulu bangunan itu pernah digunakan sebagai rumah dinas milik perhutani. Namun terjadi peristiwa memilukan di mana satu keluarga yang menempati rumah itu meninggal dunia. Sejak peristiwa itu tidak ada yang berani lagi untuk tinggal di sana.
