Dulu Rumah Tua Peninggalan Belanda Ini Jadi Tempat Penyiksaan oleh Tentara Jepang, Begini Penampakannya Sekarang
Konon tempat ini menjadi tempat penyekapan, penyiksaan, sekaligus pemerkosaan para wanita oleh tentara Jepang.
Konon tempat ini menjadi tempat penyekapan, penyiksaan, sekaligus pemerkosaan para wanita oleh tentara Jepang.
Dulu Rumah Tua Peninggalan Belanda Ini Jadi Tempat Penyiksaan oleh Tentara Jepang, Begini Penampakannya Sekarang
Bangunan tua itu dikenal dengan nama “Lodji Papak Juwangi” yang berlokasi di area Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Telawa, Kecamatan Juwangi, Kabupaten Boyolali.
Ciri khas arsitektur Belanda sangat kental pada bangunan itu. Bangunan itu sendiri dibangun pada tahun 1918 dan mulai dihuni oleh seorang kolonial pada tahun 1920.
-
Siapa yang tinggal di rumah itu saat penjajahan Jepang? Dulu ada sekitar 50 orang yang tinggal di rumah itu selama masa tahanan Jepang.
-
Apa yang ditinggalkan Belanda di rumah itu? Jorien mengatakan kalau beberapa bagian di rumah itu masih asli peninggalan Belanda.
-
Dimana bisa lihat rumah Belanda asli di Indonesia? Selain desain interior dan sisi ruangan yang menawarkan kesan unik, di Indonesia sendiri, banyak sekali ditemukan rumah peninggalan kolonialisme yang masih terjaga keasliannya. Walaupun sudah berkali-kali mengalami renovasi, rumah tersebut bahkan tidak bisa lepas dari arsitektur awalnya.
-
Dimana Rumah Bersejarah itu berada? Rumah sederhana itu berada di lereng Gunung Prau sebelah timur, tepatnya di Desa Purwosari, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal.
-
Apa yang ada di dalam Rumah Bersejarah itu? Di sana masih terdapat foto-foto jadul. Salah satu foto hitam putih memperlihatkan Raden Mas Ari Sumarmo yang masih kecil. Di samping itu terdapat banyak benda-benda asli peninggalan zaman dulu seperti kursi, guci, dan mesin jahit.
-
Apa yang tersisa dari rumah Belanda di Situ Patenggang? Secara tampilan, rumah ini hanya menyisakan bagian tiang bagian bawahnya saja sebagai penumpu dinding. Keberadaan fisiknya secara utuh diperkirakan sudah hilang tak tersisa, sehingga hanya puingnya saja yang masih dapat dilihat.
Saat masuk ke dalam banyak bagian dari bangunan itu yang masih terawat. Lampu listriknya masih menyala dengan baik. Beberapa kamar telah mengalami renovasi sehingga masih layak digunakan.
Di lantai dua gedung tersebut, ada empat buah kamar. Dari kamar itu, pemandangan di sekitar terlihat dengan jelas. Bahkan di lantai dua itu, ada sebuah balkon di mana penghuninya bisa menghirup udara segar dari sana.
Tak jauh dari Lodji Papak Juwangi, ada bangunan peninggalan Belanda yang lain bernama Lodji Papak Geyer, lokasinya berada di Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan. Bangunan itu dibangun pada tahun 1918 dan kini dijaga oleh bapak Sopiran.
Berbeda dengan Lodji Papak Juwangi, Lodji Papak Geyer terlihat jauh lebih menyeramkan walau di siang hari sekalipun.
Pak Sopiran mengakui, gedung itu memang angker dan dihuni banyak makhluk tak kasat mata.
Tak jarang makhluk tak kasat mata ini menampakkan diri dengan bentuk yang menyeramkan.
Bagian dalam gedung itu sebenarnya cukup indah, hanya kurang terawat dan memancarkan aura horror. Di dalam salah satu kamar ada sebuah dipan peninggalan asli zaman dulu.
“Dari dalam sini suka terlihat penampakan noni-noni Belanda sedang memandang ke arah jendela,” kata Pak Sopiran dikutip dari kanal YouTube Jejak Tempo Doeloe.
Di kamar itulah konon dulunya menjadi tempat penyekapan, penyiksaan, sekaligus pemerkosaan para wanita baik wanita Belanda maupun pribumi oleh tentara Jepang.
“Bisa dibayangkan, bila bisa bercerita, dipan peninggalan Belanda ini bercerita banyak tentang peristiwa pahit saat itu,” kata pemilik kanal YouTube Jejak Tempo Doeloe.
Pak Sopiran bercerita, dulu bangunan itu pernah digunakan sebagai rumah dinas milik perhutani. Namun terjadi peristiwa memilukan di mana satu keluarga yang menempati rumah itu meninggal dunia. Sejak peristiwa itu tidak ada yang berani lagi untuk tinggal di sana.