Kampung di Banjarnegara Ini Konon Ditakuti Pejabat Negara, Begini Faktanya
Kampung ini punya mitos yang diduga ditakuti para pejabat. Kabarnya, tak ada pejabat yang berani datang ke kampung ini.
Dusun Simpar merupakan sebuah kawasan perkampungan yang berada di Kabupaten Banjarnegara. Secara administratif, kampung ini masuk wilayah Desa Tlaga, Kecamatan Punggelan, Banjarnegara.
Melalui sebuah video yang diunggah pada Senin (26/8), kanal YouTube Tedhong Telu berkesempatan untuk mengunjungi kampung tersebut.
-
Apa itu Simping Purwakarta? Simping merupakan camilan asli Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat yang melegenda. Tak hanya rasanya yang memikat. Tekstur Simping bisa membuat siapapun tak berhenti mengunyah.
-
Dimana lokasi Dusun Semilir? Lokasinya yakni berada di Jl. Soekarno - Hatta No.49, Ngemple, Bawen, Ngemplak, Kabupaten Semarang.
-
Dimana Kampung Singkur berada? Keindahannya terletak persis di wilayah Desa Pulosari, yang merupakan kawasan dataran tinggi.
-
Kenapa Kampung Singkur viral? 'Pov ketika nemu hidden gems di Bandung, vibes ala Eropa,' tulis keterangan di akun Instagram @jawabarat.banget, yang mengunggah video milik akun @fiqihcupriana, dikutip Sabtu (31/8).
-
Dimana Kampung Sibimo berada? Secara administratif, kampung Sibimo berada di Desa Brokoh, Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang.
-
Dimana lokasi Sipinsur? Wisata Sipinsur terletek di Desa Pardomuan, Kecamatan Paranginan, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
Saat itu, suasana perayaan 17 Agustus masih terasa. Banyak perlombaan warga yang diadakan di kampung tersebut. Suasana desa pun seperti kebanyakan desa pada umumnya.
Namun ada sesuatu yang unik di desa tersebut. Konon desa itu ditakuti para pejabat negara. Bagaimana bisa? Berikut selengkapnya:
Ditakuti Para Pejabat
Dalam video tersebut, pemilik kanal YouTube Tedhong Telu menyempatkan diri berbincang-bincang dengan warga desa setempat. Banyak warga mengiyakan saat ditanya apakah benar desa tempat mereka tinggal ditakuti pejabat.
“Kalau mereka masuk sini, pasti langsung ada kejadian aneh. Misalnya dia langsung meninggal, kariernya meredup hingga dipecat. Itu pasti. Kejadian itu sudah banyak,” kata salah seorang warga.
Ia melanjutkan, sampai sekarang belum ada pejabat yang datang ke kampung tersebut. Namun pembangunan di kampung itu tidak terkendala karena semua urusan pembangunan ditanggung bareng-bareng oleh warga.
Berada di Tengah Bukit
Kampung Simpar merupakan sebuah ceruk yang dikelilingi oleh perbukitan. Warga di sana memiliki profesi beraneka macam. Salah satu dari prodesi mereka adalah perajin sapu. Mereka membuat sapu dari rumput songketan dan melakukan aktivitas produksi sapu di rumah masing-masing.
Di tengah-tengah kampung itu, ada sebuah masjid dua lantai yang berdiri megah. Desa itu memang sangat terpencil. Bahkan dari pusat Desa Tlaga ke Kampung Simpar jaraknya mencapai 6 kilometer.
Saat berada di Kampung Simpar, pemilik kanal YouTube Tedhong Telu sempat mewawancarai Bapak Kaswan, selaku kepala dusun Kapung Simpar. Pak Kaswan menceritakan bagaimana bisa kampungnya ditakuti para pejabat negara.
Mitos yang Sudah Ada Sejak Zaman Nenek Moyang
Tak ada yang tahu kapan mitos bahwa kampung itu terlarang bagi para pejabat negara muncul. Pak Kaswan mengatakan bahwa kepercayaan itu sudah ada sejak zaman nenek moyang.
Pak Kaswan mengatakan, dahulu ada dua “orang pintar” yang datang ke kampung ini. Mereka merupakan kakak adik. Mereka datang ke Kampung Simpar untuk mengajarkan ilmu agama pada masyarakat setempat.
Seiring waktu, mereka dicalonkan untuk menjadi kepala dusun oleh warga. Kakak adik itu harus bersaing. Persaingan itu dimenangkan oleh sang adik, namun. Sang kakak yang kalah tidak terima pun mengutuk Dusun Simpar bahwa bagi siapapun pejabat yang berani datang ke sana, ia akan mendapatkan malapetaka.
“Mungkin mitos ini berawal dari sini,” kata Bapak Kaswan dikutip dari kanal YouTube Tedhong Telu.
Kisah Nyata
Bagi Pak Kaswan, mitos itu benar adanya. Mitos ini berlaku mulai dari pejabat negara setingkat kepala desa hingga ke atas-atasnya. Ia mengatakan, sudah banyak para pejabat yang mencoba datang ke kampung itu untuk menguji mitos tersebut. Namun pada akhirnya mereka benar-benar diberi cobaan.
“Kepala desa yang dulu sudah pernah, dia cuma sampai perbatasan desa sana. Belum menjabat tiga tahun, dia sudah keluar dari jabatan kepala desa. Padahal ibunya asli orang Simpar,” kata Pak Kaswan.