5 Legenda Indonesia tentang Putri dengan Permintaan Mustahil terhadap Pelamarnya
Dongeng dan legenda dengan cerita seperti ini banyak ditemui di Indonesia.
Dongeng dan legenda dengan cerita seperti ini banyak ditemui di Indonesia.
5 Legenda Indonesia tentang Putri dengan Permintaan Mustahil terhadap Pelamarnya
Cerita tentang putri jelita yang mengajukan syarat tak masuk akal kepada pelamarnya mungkin tak asing lagi di telinga.
Pola seperti ini memang sering ditemui dalam kisah legenda dan dongeng di Timur maupun Barat.
Jepang punya legenda Putri Kaguya yang meminta dibawakan benda-benda langka seperti kulit tikus api dan ranting pohon emas berbuah putih untuk para pelamarnya.
Sementara itu, Italia punya dongeng tentang putri jelita yang mensyaratkan tiga buah jeruk dari pohon yang dijaga seekor naga buat pria yang ingin melamarnya.
Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Ternyata, dongeng dan legenda seperti ini juga banyak ditemui di Indonesia. Berikut ini beberapa di antaranya.
-
Dimana contoh mitos di Indonesia? Berikut contoh mitos di Indonesia, antara lain: Ayam Jantan Berkokok di Sore & Malam Hari
-
Apa isi cerita Islami tentang Putri Cantik dan Permata Ikhlas? Cerita ini mengajarkan kepada anak-anak tentang pentingnya keikhlasan, kejujuran, dan keberanian dalam menghadapi tantangan dalam hidup. Semoga cerita ini memberikan inspirasi dan pelajaran yang berharga bagi anak-anak.
-
Apa mitos Dewi Rengganis? Legenda menarik lainnya menuturkan kisah Dewi Rengganis yang tidak diakui sebagai anak dari Raja Majapahit. Konon, ia dibawa ke salah satu puncak Gunung Argopuro, lalu ditinggalkan.
-
Bagaimana cara mendapatkan jodoh di Pulau Bidadari? Untuk mendapatkan jodoh, syaratnya cukup mudah. Pengunjung hanya diharuskan untuk berfoto di pohon tersebut.
-
Apa cerita legenda Si Pahit Lidah? Legenda Si Pahit Lidah ini masih berkaitan dengan Si Mata Empat yang diceritakan keduanya saling adu kesaktian. Kisah Si Pahit Lidah yang memiliki nama Serunting Sakti ini tak hanya sebagai pesan moral saja. Bagi masyarakat Besemah sosoknya juga dianggap sebagai seorang pemimpin pondasi dasar nilai budaya dan norma Suku Semidang.
-
Apa legenda Pulau Dedap Durhaka? Kisah-kisah inilah sudah tersaji dalam sebuah legenda bernama Malin Kundang. Sang anak telah dikutuk ibunya menjadi batu. Di Sumatera, kisah legenda mirip Malin Kundang itu terdapat di sebuah pulau bernama Dedap atau biasa disebut dengan Dedap Durhaka.
1. Legenda Segara Wedi dan Gunung Batok
Inilah legenda yang berkaitan dengan asal-usul Segara Wedi (lautan pasir) dan Gunung Batok yang berada di wilayah Tengger, Gunung Bromo, Jawa Timur.
Legenda ini bercerita tentang Roro Anteng, seorang putri cantik yang merupakan keturunan dewa. Banyak pria yang terpesona oleh kecantikannya, termasuk Kyai Bima yang sakti mandraguna.
Roro Anteng sudah menambatkan hatinya kepada Joko Seger, seorang anak brahmana. Kyai Bima yang pantang menyerah nekat melamar Roro Anteng dan mengancam akan menghancurkan desa jika ditolak.
Roro Anteng yang takut menolak secara langsung lantas bersiasat. Ia memberikan syarat yang mustahil, yaitu lautan di tengah gunung dalam waktu semalam.
Kyai Bima menerima tantangan itu dan mulai bekerja menggunakan batok kelapa dan kesaktiannya.
Diam-diam, Roro Anteng berusaha menggagalkan rencana Kyai Bima dengan membangunkan ayam-ayam di desa.
Ia memukul alu dengan keras sehingga ayam-ayam berkokok seolah-olah sudah pagi.
Kyai Bima yang mendengar suara ayam-ayam itu merasa kalah dan murka.
Ia melemparkan batok kelapanya ke arah Gunung Bromo dan batok kelapa itu berubah menjadi Gunung Batok.
Sementara itu, lautan yang belum selesai dibuatnya menjadi Segara Wedi, yaitu lautan pasir yang masih ada hingga sekarang.
Roro Anteng pun berhasil menyelamatkan desa dan bersatu dengan Joko Seger.
Perpaduan nama keduanya dijadikan nama wilayah tempat mereka tinggal, yaitu Tengger.
2. Legenda Candi Prambanan
Di balik kemegahan Candi Prambanan, tersimpan sebuah legenda yang sudah turun-temurun diceritakan, yaitu legenda Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso.
Roro Jonggrang adalah putri Prabu Boko yang jelita.
Prabu Boko yang bermusuhan dengan Kerajaan Pengging tewas dalam perang melawan Bandung Bondowoso, pangeran dari Kerajaan Pengging.
Bandung Bondowoso terpikat dengan kecantikan Roro Jonggrang dan meminang sang putri sebagai syarat perdamaian.
Walaupun begitu, Roro Jonggrang menolak karena dendam kesumat pada pembunuh ayahnya.
Ia pun memberikan syarat yang mustahil, yaitu meminta Bandung Bondowoso membangun seribu candi dalam semalam.
Bandung Bondowoso menerima tantangan itu dan meminta bantuan pasukan jin untuk membangun candi-candi itu.
Ketika sudah hampir selesai, Roro Jonggrang berusaha menggagalkan rencana Bandung Bondowoso dengan cara membangunkan para dayang dan menumbuk padi agar terdengar suara ayam berkokok.
Para jin yang mengira fajar telah tiba, lari ketakutan dan meninggalkan pekerjaan mereka.
Bandung Bondowoso yang merasa tertipu, marah dan mengutuk Roro Jonggrang menjadi patung untuk melengkapi candi yang keseribu.
Candi-candi yang dibangun oleh Bandung Bondowoso itu kini dikenal sebagai Candi Sewu, meskipun sebenarnya jumlahnya hanya 249.
3. Legenda Reog Ponorogo
Salah satu kesenian khas Jawa Timur, Reog Ponorogo ternyata memiliki asal-usul yang ceritanya mirip dengan kisah Roro Jonggrang.
Alkisah, Dewi Songgo Langit, putri dari raja Kediri tersohor di seantero Jawa berkat kecantikannya yang tiada tara.
Namun, Dewi Songgo Langit tidak mudah ditaklukkan oleh siapa pun.
Ia menetapkan empat syarat yang sangat sulit bagi para pelamarnya. Syarat-syarat itu adalah terowongan di bawah gunung Wilis yang bisa menghubungkan Kediri dan Ponorogo, 144 pasang kuda kembar yang ditunggangi oleh pemuda dan pemudi paling rupawan, binatang ajaib berkepala dua, dan pertunjukan seni yang belum pernah ditampilkan di seluruh dunia.
Hanya ada dua pelamar yang berani menghadapi syarat-syarat tersebut, yaitu Prabu Kelono Sewandono dari Kerajaan Bantar Angin berniat dan Singo Barong yang menguasai Gunung Lawu.
Singo Barong adalah raja sakti dan culas yang memiliki wujud seperti singa. Seekor merak selalu bertengger di kepalanya.
Prabu Kelono Sewandono murka ketika mengetahui Singo Barong berusaha menggagalkan upayanya untuk memenuhi syarat Songgo Langit.
Ia menantang Singo Barong untuk berduel. Pertempuran hebat pun terjadi di antara kedua raja.
Singkat kata, Prabu Kelono Sewandono berhasil mengalahkan Singo Barong dan mengutuk merak di kepalanya agar tak bisa lepas.
Akhirnya, Kelono Sewandono berhasil memenuhi semua permintaan Songgo Langit. Tak lupa, ia membawakan kepala Singo Barong dan merak sebagai pelengkap syarat sang putri.
4. Legenda Gunung Kelud
Tahukah Anda, Gunung Kelud memiliki legenda yang berkaitan dengan muslihat seorang putri jelita?
Menurut legenda, Gunung Kelud terbentuk akibat pengkhianatan Dewi Kilisuci kepada dua raja sakti yang melamarnya.
Suatu hari, ada dua raja jin bernama Mahesa Suro dan Lembu Suro datang melamar Dewi Kilisuci.
Dewi Kilisuci membuat sayembara untuk membuat dua sumur di atas puncak Gunung Kelud dalam waktu satu malam. Satu sumur harus berbau amis dan satu sumur harus berbau wangi.
Mahesa Suro dan Lembu Suro yang sakti berhasil menyelesaikan sayembara tersebut sebelum ayam berkokok.
Dewi Kilisuci yang ketakutan pun mengajukan permintaan lain. Ia meminta kedua raja untuk membuktikan bahwa kedua sumur tersebut benar-benar amis dan wangi dengan masuk ke dalam sumur.
Mahesa Suro dan Lembu Suro pun menuruti permintaan Dewi Kilisuci dan masuk ke dalam sumur. Namun, begitu mereka masuk, Dewi Kilisuci segera menutup sumur dengan batu besar dan menyegelnya dengan mantra. Dari dalam sumur, terdengar suara teriakan dan amukan kedua raja yang merasa ditipu.
Dari sinilah, Gunung Kelud mulai aktif dan meletus dari waktu ke waktu. Konon, letusan Gunung Kelud adalah akibat dari kemarahan Mahesa Suro dan Lembu Suro yang terperangkap di dalam sumur.
Tanpa curiga, mereka masuk ke dalam sumur. Begitu keduanya sudah berada di dalam sumur, Dewi Kilisuci memerintahkan prajurit Jenggala untuk menimbun sumur dengan batu.
Maka matilah Mahesa Suro dan Lembu Suro. Sebelum mati, Lembu Suro sempat melontarkan kutukan.
"Orang Kediri esok akan mendapatkan balasanku yang sangat besar. Kediri bakal jadi sungai, Blitar akan jadi daratan, dan Tulungagung menjadi danau."
Buat menghindari kutukan tersebut, masyarakat di lereng Gunung Kelud rutin melakukan ritual Larung Sesaji hingga sekarang.
5. Legenda Gunung Tangkuban Perahu
Asal-usul Gunung Tangkuban Perahu di Jawa Barat berkaitan dengan kisah Dayang Sumbi dan Sangkuriang.
Dayang Sumbi adalah seorang wanita cantik yang awet muda berkat kesaktiannya.
Ia memiliki seorang anak laki-laki bernama Sangkuriang yang dibuangnya ke hutan karena tak sengaja melukai anjing kesayangannya.
Sangkuriang tak mengetahui kalau anjing itu adalah jelmaan ayahnya.
Bertahun-tahun kemudian, Sangkuriang tumbuh menjadi pemuda tampan dan gagah.
Ia bertemu kembali dengan Dayang Sumbi yang masih terlihat belia tanpa menyadari bahwa perempuan itu adalah ibunya.
Keduanya pun saling jatuh cinta dan berencana menikah.
Setelah melihat bekas luka di kepala Sangkuriang, Dayang Sumbi akhirnya menyadari identitas Sangkuriang.
Ia pun mencoba menghalangi rencana Sangkuriang untuk menikahinya dengan memberikan syarat mustahil.
Sangkuriang harus membuat bendungan di Sungai Citarum dan perahu raksasa dalam waktu semalam.
Sangkuriang ternyata meminta bantuan para jin untuk menyelesaikan tugas tersebut.
Dayang Sumbi yang panik kemudian menghamparkan kain merah di langit dan menjerit seperti ayam jantan.
Para jin yang mendengar suara itu mengira sudah pagi dan kabur.
Sangkuriang pun marah besar, terutama ketika ia menyadari tipu daya Dayang Sumbi.
Ditendangnya perahu buatannya hingga terbang ke bukit dan menjadi gunung Tangkuban Perahu.
Itulah sebagian legenda di Indonesia yang bercerita tentang putri jelita dengan permintaan mustahil.