Sejarah Munculnya Karpet Terbang Ajaib dalam Peradaban Kuno, Awalnya Ternyata Bukan Karpet
Meski seringkali dihubungkan dengan kisah dalam “Seribu Satu Malam”, karpet terbang ajaib juga muncul dalam berbagai tradisi tulisan sejarah.
Karpet terbang ajaib, salah satu cerita paling ikonik dalam budaya timur.
Sejarah Munculnya Karpet Terbang Ajaib dalam Peradaban Kuno, Awalnya Ternyata Bukan Karpet
Kehadiran karpet ini, yang juga dikenal sebagai karpet terbang, telah menjadi bagian integral dari sejumlah kisah legendaris.Meski seringkali dihubungkan dengan kisah dalam “Seribu Satu Malam”, karpet terbang ajaib juga muncul dalam berbagai tradisi tulisan sejarah.
Dilansir Ancient Origins, dalam versi awal cerita “Aladdin dan Lampu Ajaib”, adegan penculikan Putri Badroulbadour dan pengantinnya pada malam pernikahan mereka tidak melibatkan karpet terbang, melainkan tempat tidur pernikahan mereka yang diangkut di udara oleh jin dari lampu ajaib.
Karpet tebang baru muncul dalam versi-versi yang lebih modern, salah satunya adalah dalam film Aladdin produksi Walt Disney pada tahun 1992.
-
Mengapa tradisi piring terbang muncul? Pada mulanya, tradisi ini lahir karena dulu banyak tamu yang berdiri saat menyantap hidangan. Oleh karena itu, untuk menghormati tamu, munculah tradisi ini.
-
Kapan makhluk aneh berbentuk kipas muncul di bumi? Makhluk ini tercatat sebagai hewan tertua yang pernah ada di muka bumi. Sekitar 591 juta tahun lalu medan magnet Bumi hampir menghilang.
-
Dimana tradisi piring terbang berasal? Pada faktanya, tradisi piring terbang muncul dari kawasan pinggiran, bukan di pusat pemerintahan Kerajaan Mataram.
-
Siapa yang pertama kali terbang dengan sayap buatan? Dialah yang pertama melakukakn eksperimen terbang dengan sayap buatan seperti burung.
-
Apa yang membuat Batu Kasur unik? Di wilayah Pantai Cilograng, terdapat fenomena batu kasur yang unik. Ini karena bebatuannya menyerupai bentuk mirip kasur karena fenomena geologi dari alam.
-
Bagaimana polisi menyelidiki kasus karpet? Pada hari Kamis (3/10), dua anjing pelacak mendekati area yang telah digali dan duduk di sana.
Namun, sejarah karpet terbang sebenarnya dapat ditelusuri lebih jauh ke masa lalu. Raja Sulaiman dari Israel disebut-sebut sebagai tokoh historis pertama yang terkait dengan karpet terbang.
Terdapat setidaknya dua versi cerita yang menghubungkan Raja Sulaiman dengan karpet ajaib ini. Salah satu dari cerita ini diyakini ditulis oleh Isaac Ben Sherira, seorang sarjana Yahudi abad ke-13. Cerita ini disusun dari dua karya kuno yang sekarang sudah hilang.
Dalam cerita versi Sherira, Ratu Legendaris Sheba memiliki seorang alkemis kerajaan yang berhasil membuat permadani kecil melayang di atas tanah.
Beberapa tahun kemudian, alkemis ini mengembangkan kemampuannya ketika menemukan rahasia berada pada pewarnaan karpet, bukan dalam proses pembuatannya. Ratu kemudian membuat sebuah karpet ajaib yang terbuat dari sutera hijau yang dihiasi dengan emas dan perak, serta dihiasi dengan berlian dan batu mulia lainnya.
Karpet ini begitu besar sehingga pasukan raja bisa berdiri di atasnya.
Ketika karpet itu akhirnya tiba di tangan Raja Sulaiman, sang raja tengah sibuk membangun Bait Suci di Yerusalem. Karena kesibukan tersebut, Raja Sulaiman tidak bisa menerima langsung hadiah itu dan memberikannya kepada salah satu pengikutnya. Namun, penerimaan dingin ini sangat memilukan hati Ratu Sheba, dan dia memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan karpet ajaib.
Tanpa dukungan kerajaan, sang alkemis dan pengrajinnya tidak lagi bisa membuat karpet terbang, sehingga pengetahuan tersebut pun hilang. Ada pula yang berpendapat pengrajin-pengrajin ini mengembara selama bertahun-tahun sebelum akhirnya menetap di suatu tempat di wilayah Mesopotamia.
Dalam versi lain tentang kisah Raja Sulaiman, sang raja diberikan karpet terbang oleh Tuhan sendiri. Karpet ini dikatakan mampu membawa 40.000 orang di udara pada satu waktu.
Namun, kepemilikan karpet ini membuat kesombongan Raja Sulaiman tumbuh setiap hari. Akhirnya, Tuhan memutuskan untuk menghukum Raja Sulaiman, dan ketika karpet terbang itu sedang terbang di udara, Dia mengguncangnya, sehingga 40.000 orang yang berada di atasnya jatuh dan tewas.
Karpet terbang tidak hanya dianggap sebagai alat transportasi, tetapi juga sebagai senjata dalam perang dalam beberapa cerita.
Salah satu kisah terkait dengan raja Partia akhir abad ke-2 SM bernama Phraates II. Pada tahun 130 SM, raja ini terlibat dalam perang dengan Antiochus VII, penguasa Kekaisaran Seleukia. Dalam cerita tersebut, Phraates melayang dari puncak Pegunungan Zagros di atas sebuah karpet atau sehelai kain untuk menghadapi musuhnya yang dia hancurkan dengan api dan petir.Phraates disambut dengan penuh kemenangan ketika dia kembali, dan dia dikatakan melayang di atas kepala rakyatnya dengan karpet terbangnya. Dalam kisah lain, pada abad ke-3 Masehi, penguasa Sasania bernama Shapur juga dikatakan memiliki karpet terbang. Dengan menggunakan karpet ini, Shapur menyusup ke dalam perkemahan pasukan Romawi suatu malam, mengejutkan Kaisar Valerian yang sedang tidur, dan menculiknya.
Dalam sejarah dan mitologi, karpet terbang ajaib tetap menjadi simbol keajaiban dan petualangan yang menakjubkan.
Kehadirannya yang abadi dalam berbagai cerita telah memastikan bahwa keajaiban karpet terbang terus menginspirasi generasi demi generasi.
Meskipun hanya legenda, cerita-cerita tentang karpet terbang membawa kita pada perjalanan melintasi waktu dan budaya yang tak terlupakan.