Tumpukan Harta Karun Ditemukan Dalam Bangkai Kapal Berusia 1.700 Tahun, Ada Permata Sampai Cincin Emas Bergambar Yesus
Harta karun ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
Tumpukan Harta Karun Ditemukan Dalam Bangkai Kapal Berusia 1.700 Tahun, Ada Permata Sampai Cincin Emas Bergambar Yesus
Badan Kepurbakalaan Israel (IAA) menyampaikan, ahli arkeologi Israel telah menemukan artefak dan harta karun kuno di tengah dua bangkai kapal di dasar laut lepas pantai Kaisarea. Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
Sumber: Arkeonews
Di antara puing-puing kapal ditemukan ratusan koin perak dan tembaga bangsa Romawi dari abad ke-3 serta lebih dari 500 koin perak dari abad pertengahan.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di bangkai kapal? Sejak 2019, proyek penggalian yang dipimpin Profesor Hakan Öniz dari Fakultas Seni Rupa Universitas Akdeniz menjelajahi dasar laut di lepas pantai Kumluca di provinsi selatan Turki, Antalya. Dilansir Heritage Daily, proyek penggalian ini menemukan bangkai kapal di kedalaman 50 meter, yang membawa muatan batangan bantal tembaga yang diyakini berasal dari Pegunungan Troodos di Siprus. Baru-baru ini, para peneliti menemukan belati perunggu berpaku perak di lokasi bangkai kapal, yang dikaitkan dengan peradaban Kreta-Minoa, budaya Zaman Perunggu yang berpusat di Pulau Kreta.
-
Apa artefak yang ditemukan? Peneliti menemukan sisa-sisa ramuan halusinogen Mesir kuno di dalam sebuah vas bunga berusia 2.200 tahun.
-
Apa saja artefak yang ditemukan? Sebagian besar artefak yang mudah rusak terbuat dari kayu, termasuk wadah kulit pohon betula, batang proyektil, dan tongkat jalan. Artefak lainnya dibuat dengan menggunakan tulang hewan termasuk sepatu bot kulit yang dijahit dan alat-alat tulang dan tanduk yang diukir.
-
Dimana artefak itu ditemukan? Artefak ini ditemukan saat mereka sedang melakukan survei di luar Ringsted, sebuah kota di pulau Selandia.
Foto: IAA
Pihak berwenang mengatakan, di antara harta karun ini ada cincin emas yang diukir degan berbagai macam gambar seperti sosok gembala yang baik, simbol Yesus yang terkenal dalam seni Kristen awal.
Foto: Ohad Zwigenberg
Ditemukan juga patung perunggu berbentuk elang yang melambangkan pemerintahan Romawi. Benda-benda unik ini ditemukan berserakan sekitar 4 meter di dasar laut sisa-sisa lambung kapal yang rusak.
Foto: AP via Arkeonews
Selain itu, terdapat temuan lainnya berupa patung pantomimus Romawi yang mengenakan topeng komik, beberapa lonceng perunggu yang digunakan untuk mengusir roh jahat, wadah gerabah, puluhan paku perunggu besar, pipa timah dari pompa lambung kapal, serta jangkar besi besar yang rusak,
Foto: Ohad Zwigenberg
Dalam pengumumannya, IAA mengatakan bahwa diantara barang-barang yang ditemukan, terdapat batu permata merah yang diukir bergambar kecapi dan cincin emas dengan batu permata hijau yang menggambarkan seorang anak gembala dengan tunik membawa seekor domba jantan atau domba di pundaknya.
Foto: Ohad Zwigenberg
Ukiran pada batu merah tersebut menunjuk pada Alkitab Ibrani dan mitologi Yunani karena kecapi, “David’s Harp” muncul dalam Kitab Samuel. Mitos Yunani menampilkan “Kecapi Apollo” yang dibuat oleh bayi Hermes pada pagi hari kelahirannya menyebabkan Apollo menjadikan dirinya dan ibunya sebagai dewa.
Sumber: Arkeonews
Ukiran sosok gembala yang baik pada batu hijau adalah salsh satu gambar tertua yang diunakan untuk melambangkan Yesus. Gambar ini kemungkinan menunjukan bahwa pemilik cincin tersebut merupakan seorang Kristen.Robert Cole, kepala dapartemen koin otoritas menyebut barang tersebut “luar biasa” “pada batu permata itu terukir gambar ‘gembala yang baik’ yang sebenarnya merupakan salah satu simbol awal Kekeristenan.” Jacob Sharvit dari Unit Arkeologi Kelautan IAA megatakan bahwa tempat ditemukannya benda-benda unik ini sebenarnya merupakan tempat dimana agama Kristen mulai disebarluaskan ke seluruh dunia.
Sharvit mengatakan, kapal Romawi tersebut diyakini berasal dari Italia jika dilihat berdasarkan gaya beberapa arsitekturnya. Selain itu, Sharvit juga mengatakan bahwa masih belum jelas apakah masih ada sisa-sisa kapal kayu yang masih utuh dibawah pasir. Eli Eskozido, Direktur IAA menambahkan bahwa wilayah tersebut sangaat rentan sehingga IAA melakukan survei bawah air untuk mencari lokasi, memantau, dan menyelamatkan barang-barang antik apapun jenisnya.
“Penemuan dan dokumentasi artefak di tempat penemuan aslinya memiliki kepentingan arkeologis yang luar biasa, dan terkadang bahkan penemuan kecil pun bisa menghasilkan penemuan besar,” tegasnya.