Artefak Kuno

Untuk membuat tulisan di atas lempengan tersebut, para perajin kuno menggunakan teknik-teknik canggih.

Arkeolog menggali gua tersebut setelah mendapat informasi pekerja konstruksi tak sengaja menemukan gua tersebut.

Silinder ini diduga dijadikan semacam label untuk barang tanah liat.

Ramuan ini menyebabkan orang yang meminumnya bisa berhalusinasi.

Penemuan ini mengungkap praktik keagamaan masyarakat Zaman Perunggu di wilayah tersebut.

Bejana tanah liat, termasuk kendi yang ditemukan masih utuh.

Di makam ini juga ditemukan ratusan artefak mulai dari batu giok sampai tulang hewan.

Pemakaman ini berasal dari zaman Kerajaan Pertengahan (1938 SM-1630 SM).

Penemuan kuburan ini cukup aneh karena bangsa Viking biasanya membakar jenazah, bukan dikubur.

Para arkeolog juga menemukan sejumlah artefak lainnya, termasuk alat pemeras anggur.

Harta karun ini ditemukan di sebuah desa kuno yang pernah hancur karena dikepung musuh.

Sebagian besar orang yang dikubur di makam kuno ini adalah orang kaya.

Pertempuran ini menyebabkan lengsernya otoritas Bizantium di Anatolia dan Armenia.

Arkeolog menemukan rambut manusia di singgasana tersebut.

Mosaik tersebut diperkirakan berasal dari periode Romawi Akhir atau Bizantium Awal.

Sebagian besar artefak dicuri setelah perang brutal tahun 1906 yang menewaskan sekitar 1.000 orang Bali.

Arkeolog juga menemukan sisa tulang hewan serta mata panah.

Mata panah yang diteliti terbuat dari perunggu dan batu api.

Struktur makam yang ditemukan arkeolog berbeda dari pemakaman kuno pada umumnya.

Liang lahat tersebut digunakan khusus untuk ritual.