Artefak Berusia 3.000 Tahun Ditemukan di Makam Firaun Mesir, Arkeolog Penasaran Fungsinya
Artefak yang ditemukan diperkirakan merupakan benda yang digunakan dalam ritual sakral.

Para arkeolog di Mesir menemukan artefak di dalam makam Firaun Tutankhamun. Tutankhamun adalah salah satu penguasa Mesir kuno yang mati muda dan makamnya ditemukan pada tahun 1922.
Artefak yang ditemukan di dalam makam berupa nampan tanah liat dan tongkat kayu. Awalnya dua benda ini dianggap tidak terlalu penting. Namun, penelitian terbaru yang dipimpin Dr. Nicholas Brown dari Yale University mengungkapkan benda tersebut merupakan elemen kunci dari ritual pemakaman Osirian yang berusia 3.000 tahun, sebuah ritual yang mungkin diperkenalkan atau dimodifikasi oleh Firaun muda tersebut.
Menurut Brown, posisi dan komposisi benda ini menunjukkan penggunaannya dalam ritual sakral. Menurut penelitian Brown yang dipublikasikan dalam Journal of Egyptian Archaeology, susunan tersebut menggemakan adegan-adegan dari periode selanjutnya yang menunjukkan Kebangkitan Osiris—sebuah ritual di mana firaun yang telah meninggal, yang diubah menjadi dewa Osiris, dibangkitkan kembali secara spiritual oleh para pendeta, seperti dikutip dari laman Daily Galaxy, Selasa (25/3).
Penemuan ini terjadi sekitar 1,5 meter dari sarkofagus Tutankhamun. Posisi dan komposisi nampan tanah liat, yang terbuat dari lumpur Sungai Nil, serta tongkat kayu tersebut, menunjukkan peran khusus dalam ritual tersebut. Para peneliti berpendapat, nampan digunakan untuk persembahan air (libasi) yang dituangkan di atas tikar anyaman, menjaga kemurnian simbolis air yang diyakini dapat menghidupkan kembali tubuh sang Firaun.
Sementara itu, tongkat kayu yang terletak di dekat kepala Tutankhamun mungkin berperan dalam 'membangunkan' dia secara ritual. Hal ini mirip dengan adegan dalam seni pemakaman selanjutnya yang menggambarkan tongkat diangkat di belakang kepala Osiris, dewa dunia bawah dan hakim orang mati dalam kepercayaan Mesir kuno. Penemuan ini memberikan wawasan baru tentang praktik pemakaman kerajaan dan peran Tutankhamun dalam membentuk kepercayaan keagamaan pada masanya.
Hidupkan Kembali Kepercayaan Osiris

Ritual yang terungkap, yang disebut 'Awakening of Osiris,' mencerminkan kepercayaan Mesir kuno tentang kebangkitan dan kehidupan setelah kematian. Kisah Osiris, yang dibunuh oleh saudaranya Seth dan kemudian dihidupkan kembali oleh istrinya Isis setelah potongan-potongan tubuhnya dikumpulkan kembali, menjadi inti dari kepercayaan ini. Tutankhamun, yang naik takhta pada usia muda dan meninggal sekitar usia 18 atau 19 tahun, mungkin telah memperkenalkan atau memodifikasi ritual ini untuk menghidupkan kembali kepercayaan pada Osiris, yang mungkin sempat tergeser oleh kepercayaan lain sebelumnya.
Nampan tanah liat, yang dibuat dari lumpur Nil, kemungkinan besar digunakan untuk persembahan air ritual yang dituangkan di atas anyaman alang-alang. Tata letak ini dimaksudkan untuk menjaga kemurnian simbolis air, yang mencerminkan kepercayaan bahwa air Nil dapat membantu menghidupkan kembali tubuh orang yang meninggal.
Tongkat kayu, yang ditempatkan di dekat kepala firaun, mungkin memainkan peran utama dalam "membangunkannya" secara ritual. Gerakan serupa digambarkan dalam seni pemakaman selanjutnya, yang memperlihatkan tongkat yang diangkat di belakang kepala Osiris. Bersama-sama, barang-barang sederhana ini mungkin telah membentuk prototipe sebuah ritus yang kemudian menjadi pusat teologi pemakaman Mesir.
Sementara itu menurut Jacobus van Dijk dari Universitas Groningen, nampan tersebut digunakan dalam "mantra empat obor." Dalam versi ini, empat pembawa obor berdiri di sudut-sudut sarkofagus, membimbing raja melalui dunia bawah. Setiap obor dipadamkan dalam nampan berisi susu dari sapi putih, yang membangkitkan kemurnian dan kelahiran kembali dalam makna simbolis yang berbeda.
Brown menganggap penafsiran ini sama-sama masuk akal. Objek ritual Mesir sering kali memiliki banyak arti—digunakan dalam konteks yang berbeda dengan makna yang berlapis-lapis.