Hilang Selama 3000 Tahun, Arkeolog Akhirnya Temukan Peti Mati Firaun yang Dulu Kejar Nabi Musa Seperti Kisah dalam Alquran
Sarkofagus ini ditemukan setelah arkeolog memeriksa ulang lantai pusat keagamaan milik firaun tersebut.
Sarkofagus firaun terkuat Mesir kuno akhirnya ditemukan 3.000 tahun setelah kematiannya. Dalam sebuah studi baru, para arkeolog memeriksa ulang lantai pusat keagamaan milik Ramses II, salah satu firaun paling terkenal dan terkuat yang pernah berkuasa di Mesir kuno.
Ramses juga diperkirakan sosok yang penguasa yang mengejar Nabi Musa sampai Laut Merah bersama pasukannya. Kisah ini tertulis di dalam Alquran.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Mesir Kuno? Pada awal milenium pertama, banyak mumi di Mesir ditemukan dengan potret seperti aslinya yang memperliahatkan mata mumi yang cerah, gaya rambut, dan perhiasannya.
-
Siapa yang menemukan gua Firaun itu? Penggalian ini dilakukan oleh Badan Purbakala Israel (IAA).
-
Siapa yang menemukan gua Firaun? Sebuah gua yang tertutup sejak zaman Firaun Ramses II berhasil ditemukan oleh arkeolog secara tidak sengaja di Taman Nasional Israel, dipenuhi dengan beberapa peninggalan.
-
Dimana harta karun Firaun ditemukan? Benda-benda berharga yang termasuk dalam harta milik perbendaharaan kuil telah digali, seperti instrumen ritual perak, perhiasan emas, dan wadah pualam rapuh untuk parfum atau salep,' kata IEASM.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Mesir? Arkeolog di Mesir menemukan situs yang berisi lebih dari 300 makam mumi.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Mesir? Arkeolog di Mesir temukan sisa-sisa bangunan kuno di Kafr El Sheikh yang digunakan oleh masyarakat Mesir kuno untuk mengamati langit dan bintang-bintang.
Ramses, yang juga dikenal dengan sebutan Ramses yang Agung, berkuasa dari tahun 1279 sampai 1213 SM, puncak terakhir kekuasaan kekaisaran Mesir. Selama kekuasaannya, kekaisaran Mesir diperluas sampai wilayah yang kini berada di Suriah. Dia juga membangun patung-patung dan bangunan besar. Menurut catatan Museum Mesir, banyak sejarawan menganggap Ramses raja terkuat Mesir kuno.
Dikutip dari laman Joe UK/Inggris, ketika para peneliti awalnya memeriksa situs pusat keagamaan milik Ramses II pada 2009, mereka menemukan sebuah sarkofagus berisi mumi seorang pendeta berkedudukan tinggi, Menkheperre, yang hidup sekitar tahun 1000 SM. Tapi mereka meyakini ada sosok lain di dalam sarkofagus itu sebelum pendeta tersebut.
Meskipun mereka tahu bahwa ini pastilah “tokoh yang sangat berkedudukan tinggi” di Mesir kuno, identitasnya tetap menjadi misteri.
Lempengan Tanah Liat
Akhirnya Egyptologist atau ahli Mesir kuno, Frederic Payraudeau, yang juga dosen dan peneliti di Universitas Sorbonne Prancis, berhasil menguraikan ukiran pada pecahan granit yang ditemukan di situs tersebut pada tahun 2009.
Dia menyatakan ukiran berbentuk oval itu diterjemahkan sebagai “dari Ramses II sendiri,” menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Revue D’Égyptologie.
“Saat saya membaca hasil ini, saya diliputi keraguan. Saya bertanya kepada rekan saya di Amerika apakah saya dapat mempelajari kembali berkas tersebut, dan dia menyetujuinya mengingat kompleksitas kasus ini,” kata Payraudeau.
“Rekan-rekan saya percaya bahwa cartouche yang diawali dengan kata 'raja' mengacu pada pendeta tinggi Menkheperre yang memerintah Mesir selatan sekitar 1000 SM. Namun, cartouche (lempengan tanah liat bergambar atau bertuliskan prasasti) ini sebenarnya berasal dari ukiran sebelumnya dan oleh karena itu merupakan pemilik pertamanya," lanjutnya.
“Cartouche kerajaan berisi nama penobatan Ramses II, yang khusus untuknya, tetapi hal ini ditutupi oleh kondisi batu dan ukiran kedua, yang ditambahkan selama penggunaan kembali.”
Korban Penjarahan
Mumi dan peti mati Ramses II ditemukan di tempat persembunyian “rahasia” di Deir el-Bahari, sebuah kompleks kuil di luar Luxor, pada tahun 1881.
Ramses awalnya dimakamkan di peti mati emas yang sekarang hilang dan dipindahkan ke sarkofagus pualam, yang ditemukan hancur di makamnya akibat ulah para penjarah. Ramses kemudian dipindahkan ke sarkofagus granit punya Menkheperre, yang disiapkan sendiri oleh Menkheperre untuk digunakan setelah dia mati dan dibawa saat dia pindah ke Abydos, menurut laporan La Brújula Verde.
“Penemuan ini adalah bukti baru bahwa saat ini, Lembah Para Raja tidak hanya menjadi sasaran penjarahan tetapi juga penggunaan kembali benda-benda penguburan oleh penguasa berikutnya,” menurut pernyataan dari Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis.