Ilmuwan Temukan Kalender Tertua di Dunia, Diukir Manusia Prasejarah Pada Batu Besar 12.000 Tahun Lalu
Ukiran pada batu itu ditemukan di situs arkeologi Göbeklitepe, Turki.
Para ahli berpendapat tanda pada pilar batu di situs arkeologi Göbeklitepe yang berusia 12.000 tahun di Turki mungkin merupakan kalender matahari tertua dalam sejarah.
Kalender itu dibuat sebagai peringatan atas hantaman komet yang dahsyat.
-
Kapan permen karet Zaman Batu ditemukan? Sebenarnya sisa getah karet ini ditemukan pada tahun 1990-an tetapi baru terkonfirmasi bahwa getah itu bekas dikunyah manusia.
-
Kenapa kalender kuno tersebut dimakamkan? Dalam pandangannya, ini bukan sekadar ‘buku’ melainkan objek yang digunakan untuk menyoroti suatu tahun tertentu.
-
Kapan kalender kuno itu dibuat? Kalender astronomi tradisional Tiongkok yang ditemukan berasal dari masa dinasti Shang, yang berkuasa dari sekitar tahun 1600 SM hingga sekitar tahun 1045 SM.
-
Siapa yang membuat kalender kuno itu? Kalender astronomi tradisional Tiongkok yang ditemukan berasal dari masa dinasti Shang, yang berkuasa dari sekitar tahun 1600 SM hingga sekitar tahun 1045 SM.
-
Di mana permen karet Zaman Batu ditemukan? Ini dibuktikan dengan penemuan sisa-sisa permen karet berusia 10.000 tahun di Swedia.
-
Kapan patung manusia tertua itu ditemukan? Arkeolog dari Universitas Istabul, Nemci Karul, menemukan sebuah patung manusia kuno yang diperkirakan berusia 11.000 tahun di Karahan Tepe, Turki.
Menurut penelitian terbaru dari Universitas Edinburgh, tanda di lokasi mungkin merupakan catatan peristiwa astronomi yang menandai titik balik penting dalam peradaban manusia.
Göbeklitepe di Turki Tenggara terkenal dengan deretan pilar batu besar berbentuk T yang dihiasi ukiran simbol hewan dan abstrak.
Simbol berbentuk V
Dilansir Arkeonews, menurut analisis terbaru, beberapa ukiran ini mungkin berfungsi sebagai semacam kalender yang melacak peristiwa langit penting dan menandai posisi matahari, bulan, dan bintang.
Temuan ini menunjukkan manusia prasejarah memanfaatkan ukiran ini untuk mendokumentasikan pengamatan mereka terhadap alam semesta, yang mungkin menandakan kalender lunisolar primitif yang menggabungkan siklus matahari dan bulan untuk memprediksi perjalanan waktu.
Analisis baru terhadap simbol berbentuk V yang diukir pada pilar di situs tersebut menemukan setiap V dapat mewakili satu hari.
Penafsiran ini memungkinkan para peneliti untuk menghitung kalender matahari selama 365 hari pada salah satu pilar, yang terdiri dari 12 bulan lunar ditambah 11 hari tambahan.
Komet
Titik balik matahari musim panas terwujud sebagai hari yang berbeda dan unik, dilambangkan dengan V yang digantung di leher makhluk yang menyerupai burung dan diyakini melambangkan konstelasi titik balik matahari musim panas pada saat itu.
Patung-patung lain di dekatnya, yang mungkin mewakili dewa, ditemukan dengan tanda V serupa di lehernya.
Lebih dari satu milenium sebelum contoh kalender lunisolar lainnya yang diketahui, Göbeklitepe mungkin memiliki kalender yang sangat maju. Hal ini menantang pemahaman kita untuk mempertanyakan keakuratan manusia purba dalam melacak siklus langit dan fenomena astronomi lainnya.
Ilmuwan meyakini ukiran di Göbekli Tepe ini mungkin memperingati dampak komet yang terjadi sekitar 10.850 SM, hampir 13.000 tahun lalu.
Tabrakan komet tersebut diyakini telah memicu zaman es mini yang berlangsung lebih dari 1.200 tahun, yang menyebabkan kepunahan banyak hewan besar.
Memicu agama baru
Peristiwa ini mungkin juga telah menyebabkan perubahan gaya hidup dan pertanian, yang membuka jalan bagi kebangkitan peradaban di Bulan Sabit Subur di Asia Barat.
Diperkirakan aliran meteor Taurid adalah sumber pecahan komet yang menghantam Bumi, dan ini tergambar pada pilar lain di Göbekli Tepe.
Bukti lebih lanjut tentang pengetahuan astronomi orang-orang kuno datang dari aliran selama 27 hari ini yang tampaknya berasal dari konstelasi Aquarius dan Pisces.
Penemuan ini menunjukkan orang-orang kuno mencatat tanggal menggunakan presesi, goyangan sumbu Bumi yang memengaruhi pergerakan konstelasi, setidaknya 10.000 tahun sebelum Hipparchus dari Yunani Kuno mendokumentasikannya pada 150 SM.
Ukiran-ukiran ini memiliki arti penting bagi orang-orang Göbeklitepe selama ribuan tahun, mengisyaratkan peristiwa tabrakan itu mungkin telah memicu kultus atau agama baru yang memengaruhi perkembangan peradaban.
Dr. Martin Sweatman dari Fakultas Teknik Universitas Edinburgh, yang memimpin penelitian itu mengatakan, “Tampaknya penduduk Göbeklitepe adalah pengamat langit yang sama, yang memang sudah diduga mengingat dunia mereka pernah hancur akibat hantaman komet. Peristiwa ini mungkin telah memicu peradaban dengan memulai agama baru dan memotivasi perkembangan pertanian untuk mengatasi iklim dingin.
Mungkin, upaya mereka untuk mencatat apa yang mereka lihat merupakan langkah awal menuju pengembangan tulisan ribuan tahun kemudian.”
- Bocah Tenggelam di Area Lomba Layar PON Aceh-Sumut, Begini Kronologi Lengkapnya
- Cerita Turis Jerman Kagum Lihat Langsung IKN
- Forum Kreator Era AI Diharapkan Bisa Berbagi Pengalaman Gunakan AI
- Nikita Mirzani akan Diperiksa terkait Kasus Dugaan Aborsi Anaknya Besok
- Kampanye di Kolaka, Cagub ASR Jelaskan Tiga Program Dasar Sejahterakan Rakyat Sultra
Berita Terpopuler
-
Arsjad Rasjid Minta Bantuan Jokowi Atasi Kisruh Pengangkatan Anindya Bakrie Sebagai Ketua Kadin
merdeka.com 16 Sep 2024 -
Pimpinan KPK 'Curhat' Sulit Bertemu Jokowi, Istana Jelaskan Alasannya
merdeka.com 16 Sep 2024 -
Ahmad Luthfi Ungkap Pesan Jokowi untuk Dirinya, Tuntaskan Masalah di Jateng
merdeka.com 15 Sep 2024 -
VIDEO: Prabowo Ucapkan Kata Menyentuh Bikin Jokowi Terharu, Luhut Datang Beri Hormat
merdeka.com 15 Sep 2024 -
VIDEO: Menohok Pesan Jokowi Depan Prabowo "Jangan Bikin Kebijakan Ekstrem Rugikan Rakyat!"
merdeka.com 15 Sep 2024