Kalender Tertua di Dunia Ditemukan di Kuil Berusia 13.000 tahun di Turki
Ukiran-ukiran ini, yang kemungkinan dibuat sekitar 10.850 SM, dianggap sebagai cara untuk mencatat kejadian benturan komet yang terjadi pada waktu itu.
Sebuah studi mengungkapkan ada ukiran yang dipahat pada pilar batu besar di Turki sekitar 13.000 tahun. Para ahli menduga itu merupakan kalender matahari dan bulan tertua di dunia. Kalender ini diyakini dibuat untuk menandai peristiwa bencana akibat hantaman komet.
Para arkeolog menemukan tanda-tanda ini di Göbekli Tepe, sebuah situs arkeologi di Turki selatan yang terkenal dengan banyaknya kuil yang dihiasi ukiran-ukiran rumit. Studi yang dipublikasikan pada 24 Juli di jurnal Time and Mind.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Turki? Arkeolog di Turki menemukan celengan yang dikubur di dalam tanah berisi koin emas kuno, yang diyakini dicetak di Kekaisaran Persia.
-
Apa temuan arkeologi di Turki? Patung yang ditemukan hanya berupa kepala ini terbuar dari marmer. Patung dewa dan dewi Yunani kuno ditemukan di kota kuno Aizanoi, Turki barat, dalam penggalian terbaru para arkeolog.
-
Apa yang ditemukan di dalam kuil kuno di Turki? Arkeolog menemukan pabrik farmasi kuno saat melakukan penggalian di Kota Kuno Trakia Heraion Teikhos, Provinsi Tekirdağ, Turki.
-
Di mana artefak kalender Maya paling awal ditemukan? Misalnya sebuah piramida di San Bartolo di sebelah utara Guatemala, berisi apa yang dianggap kalender Maya paling awal yang pernah ditemukan, berusia lebih dari 2.200 tahun.
Ukiran pada pilar tersebut berisi 365 simbol berbentuk huruf "V". Para ilmuwan meyakini setiap "V" mewakili satu hari, dengan keseluruhan kalender mencakup 12 bulan lunar ditambah 11 hari ekstra. Selain simbol "V", para peneliti juga menganalisis ukiran makhluk seperti burung dengan bentuk "V" serupa di sekitar lehernya.
Gambar ini mungkin menggambarkan rasi bintang titik balik matahari musim panas pada saat ukiran tersebut dibuat. Ukiran-ukiran ini, yang kemungkinan dibuat sekitar 10.850 SM, dianggap sebagai cara untuk mencatat kejadian benturan komet yang terjadi pada waktu itu.
Temuan ini menunjukkan bahwa penghuni awal Göbekli Tepe mampu mencatat pengamatan mereka terhadap matahari, bulan, dan rasi bintang dalam bentuk kalender matahari.
"Tampaknya para penghuni Göbekli Tepe adalah pengamat langit yang tajam, yang diharapkan mengingat dunia mereka telah dihancurkan oleh benturan komet," kata Martin Sweatman, penulis studi sekaligus insinyur dari Universitas Edinburgh.
"Peristiwa ini mungkin telah memicu peradaban dengan memulai agama baru dan memotivasi perkembangan pertanian untuk mengatasi iklim dingin. Mungkin, upaya mereka untuk mencatat apa yang mereka lihat adalah langkah pertama menuju perkembangan tulisan milenium kemudian,” tambah dia.
Ukiran-ukiran tersebut mirip dengan yang ditemukan di situs arkeologi lain di wilayah Urfa, Turki. Penemuan ini secara gamblang membuka wawasan baru tentang bagaimana peristiwa alam dapat mempengaruhi perkembangan budaya dan peradaban manusia sejak zaman prasejarah.