Arkeolog Temukan Observatorium Astronomi Kuno di Mesir
Bangunan ini, yang terbuat dari batu bata lumpur dan mencakup area seluas 850 meter persegi.
Arkeolog di Mesir temukan sisa-sisa bangunan kuno di Kafr El Sheikh yang digunakan oleh masyarakat Mesir kuno untuk mengamati langit dan bintang-bintang. Bangunan ini diperkirakan berasal dari abad ke-6 SM, menjadikannya salah satu observatorium astronomi terbesar yang pernah ditemukan di Mesir.
Situs tersebut merupakan bagian dari Kuil Firaun yang berlokasi di Kota Buto. Ribuan tahun lalu, para astronom Mesir kuno memanfaatkan tempat ini untuk melacak pergerakan Matahari dan bintang-bintang. Kegiatan ini penting dalam kehidupan mereka, mulai dari menentukan waktu, mempersiapkan kalender, hingga mendukung kegiatan ritual dan keagamaan.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Mesir Kuno? Pada awal milenium pertama, banyak mumi di Mesir ditemukan dengan potret seperti aslinya yang memperliahatkan mata mumi yang cerah, gaya rambut, dan perhiasannya.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Mesir? Arkeolog di Mesir menemukan situs yang berisi lebih dari 300 makam mumi.
-
Dimana artefak Mesir Kuno ditemukan? Para peneliti mengatakan temuan ini akan menjadi harta karun kuno pertama dari 18 barang antik Mesir yang digali pada lokasi terpisah selama 30 tahun di tempat yang paling tidak terduga di Melville House, sebuah bangunan bersejarah di dekat paroki kecil Monimail.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di makam Mesir Kuno? Mereka berhasil menemukan makam seorang pejabat Mesir kuno dari pertengahan milenium pertama SM, yang dihiasi dengan kemewahan yang sangat mengesankan.
-
Apa yang ditemukan di Mesir? Tim arkeolog gabungan Mesir-Amerika menemukan potongan tubuh bagian atas dari patung firaun Ramses II ketika menggali di wilayah Minya, Mesir.
-
Apa itu Artefak Mesir Kuno? Desain Unik Kaos Kaki Mesir Kuno Berusia 1600 Tahun, Harus Dipakai dengan Sandal Sepasang kaos kaki ini diyakini berasal dari tahun 250-420 Masehi dan digali di Mesir pada akhir abad ke-19. Informasi ini berasal dari situs Victoria and Albert Museum, di mana kita dapat memahami lebih banyak tentang kaos kaki Mesir yang menarik ini, serta teknik khas yang sekarang lenyap yang digunakan untuk membuat kaos kaki di Mesir pada saat itu.
Melansir dari Sciencealert, Jumat (22/11), bangunan ini, yang terbuat dari batu bata lumpur dan mencakup area seluas 850 meter persegi, memiliki bentuk menyerupai huruf L. Pintu masuknya menghadap ke timur, arah terbitnya Matahari, sesuai dengan fungsi astronomisnya.
Di dalamnya, arkeolog dari Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir menemukan berbagai artefak yang berkaitan dengan studi astronomi, termasuk sebuah jam bayangan kuno. Jam bayangan ini dirancang untuk melacak waktu dengan memanfaatkan gerakan bayangan Matahari.
Terbuat dari batu kapur sepanjang 4,8 meter, jam ini memiliki lima blok batu datar dengan garis-garis yang digunakan untuk mengukur kemiringan bayangan. Selain itu, ditemukan juga balok batu besar dan struktur melingkar yang digunakan untuk melacak pergerakan Matahari. Situs ini juga memiliki lima ruangan kecil yang diyakini digunakan untuk menyimpan peralatan observatorium.
Sementara itu, empat ruangan lain serta satu ruangan batu tampaknya berfungsi sebagai menara observatorium. Di tengah aula, juga terdapat panggung batu dengan prasasti yang menggambarkan pemandangan astronomis Matahari terbit dan terbenam selama tiga musim Mesir kuno. Selain struktur bangunan, para arkeolog juga menemukan berbagai artefak penting, seperti patung perunggu Osiris dan Nemes, patung terakota Dewa Bes, serta patung granit dari dinasti ke-26.
Artefak lainnya meliputi alat ukur, kalung menat faience, simbol keagamaan, dan meja persembahan. Penemuan ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana orang Mesir kuno menggunakan astronomi untuk mendukung kehidupan mereka.
Astronomi sangat penting bagi orang Mesir kuno. Mereka menggunakan kalender yang rumit untuk menandai perjalanan waktu, dan menentukan tanggal ritual keagamaan dan politik, seperti festival dan penobatan. Astronomi juga penting untuk melacak banjir tahunan Sungai Nil, pertanian, dan navigasi.
Saat ini, kita mungkin menganggap kalender sebagai hal biasa, sesuatu yang lumrah menjadi bagian dari gaya hidup kita. Namun, setidaknya sebagian dari kita harus berterima kasih kepada kerja keras dan kecerdikan para astronom Mesir kuno, sehingga kuil-kuil seperti ini masih berdiri dan kita dapat mempelajari karya mereka, ribuan tahun setelah kehidupan mereka sendiri menghilang terkubur pasir.
Reporter magnag: Nadya Nur Aulia