Arkeolog Temukan Seni Cadas Prasejarah di Ketinggian 3.000 Meter, Ada Gambar Manusia Sedang Berdoa
Seni cadas itu berasal dari 3.600-3.2000 tahun lalu.

Kumpulan petroglif atau lebih dikenal dengan seni cadas baru-baru ini ditemukan di pegunungan Alpen. Seni cadas yang ditemukan ini memberikan petunjuk baru tentang keberadaan manusia di daerah pegunungan sejak zaman kuno
Tommaso Malinverno, seorang pendaki menemukan ukiran aneh pada sebuah batu di dasar gletser Pizzo Tresero, kawasan Taman Nasional Stelvio, Pegunungan Alpen, Italia utara, pada ketinggian lebih dari 3.000 meter pada musim panas tahun 2017. Setelah diteliti batu aneh itu ternyata adalah petroglif tertinggi di Eropa.
Dilansir Arkeonews, ilmuwan dan arkeolog melakukan penelitian pada temuan batu tersebut dan menemukan petroglif itu berasal dari antara 3,600 dan 3.200 tahun yang lalu, selama Zaman Perunggu Pertengahan.
Temuan seni cadas lain
Masih di November ini, para peneliti melaporkan adanya jejak dari ekosistem prasejarah berupa jejak kaki reptil dan amfibi yang terpelihara dengan baik dari 280 juta tahun lalu pada periode Permian, di Taman Orobie Valtellinesi. Temuan ini baru terungkap akibat mencairnya salju karena pemanasan global.
Sebelas petroglif yang ditemukan beberapa tahun terakhir dapat menjadi bagian dari jaringan ukiran yang lebih besar yang mungkin merupakan tempat perlindungan seni cadas.
Di antara petroglif tersebut terdapat figur manusia yang menyerupai “figur berdoa” dengan tangan terangkat ke langit, spiral yang diukir di batu dan penggambaran hewan serta figur geometris lainnya yang maknanya masih tersembunyi.
Petroglif Pizzo Tresero merupakan bukti adanya keberadaan manusia yang sudah sangat lama di daerah pegunungan. Ukiran tersebut terletak di Gavia Pass dan menjadi situs pertama yang mendapat pengakuan Unesco sebagai Situs Warisan Dunia pada tahun 1979.
Menurut presiden wilayah Lombardy, Attilio Fontana penemuan ini memberi nilai khusus pada warisan alam dan budaya Lombardy yang akan menarik minat para ahli dan wisatawan untuk mengunjungi daerah tersebut karena keindahan alam dan sejarahnya yang kaya.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti