Pendaki Perempuan Ini Temukan Fosil Jejak Kaki Prasejarah Ketika Salju Mencair di Pegunungan, Umurnya 280 Juta Tahun
Jejak kaki itu milik hewan reptil raksasa sepanjang dua meter.
Jejak kaki dan fosil dari lebih dari 280 juta tahun lalu terungkap akibat mencairnya salju di Pegunungan Alpen Italia.
Penemuan luar biasa ini terjadi di pegunungan Valtellina Orobie, saat seorang pendaki bernama Claudia Steffensen menjelajahi daerah itu dan menemukan pola tidak biasa pada lempengan batu berwarna abu-abu pada musim panas 2023.
-
Dimana fosil jejak kaki ditemukan? Lebih dari 300.000 tahun lalu, manusia purba hidup di sisi perairan dangkal bersama gajah dan badak purba di lokasi yang saat ini adalah Lower Saxony, daerah di sebelah barat laut Jerman.
-
Di mana jejak kaki manusia tertua ditemukan? Peneliti menemukan jejak kaki manusia purba di pantai di Maroko.
-
Siapa yang menemukan jejak kaki manusia purba? Dalam penelitian awal, sekelompok arkeolog mengklaim telah menemukan jejak kaki manusia yang berusia 23.000 hingga 20.000 tahun di Taman Nasional White Sands, New Mexico.
-
Kapan fosil ditemukan? Fosil tersebut ditemukan selama penggalian tahun 2020 yang dipimpin oleh Dr. Miriam Slodownik, lulusan baru dari Universitas Adelaide.
-
Siapa yang menemukan fosil tersebut? Fosil Gondwanax paraisensis ditemukan oleh Pedro Lucas Porcels Aurelio di kota Paraiso do Sul, Brazil, pada 2014.
Ia menyadari temuannya itu adalah jejak kaki kuno dan membagikannya kepada temannya Elio Della Ferrera, seorang fotografer alam yang kemudian menghubungi ahli paleontologi untuk penyelidikan lebih lanjut.
Fosil dari reptil raksasa sepanjang dua meter
Dilansir Times of India, Senin (18/11), seorang ahli paleontologi dari Museum Natural History di Milan, Cristiano Dal Sasso melihat jejak tersebut merupakan jejak reptil dan amfibi yang berasal dari periode Permian.
Jejak itu menunjukkan beberapa hewan tersebut mungkin mencapai panjang dua hingga tiga meter dan menyiratkan ukuran spesies ini sangat besar.
Krisis iklim saat ini
Meskipun dinosaurs belum ada pada Zaman Permian. Namun, Bumi merupakan rumah bagi banyak hewan yang kuat,
Dasso dan timnya memeriksa lokasi dan memverifikasi kualitas serta pentingnya fosil dengan bantuan spesialis fosil. Ausonio Ronchi dari Universitas Pavia menyebut penemuan tersebut sebagai "penemuan yang kaya" dan menekankan pelestarian fosil yang luar biasa. Untuk menjaga jejak tersebut, fosil disimpan dalam lapisan pasir dan tanah liat yang mengeras seiring waktu.
Para peneliti mengungkapkan krisis iklim saat ini mungkin mirip dengan keadaan yang menyebabkan kepunahan banyak spesies selama periode Permian. Tim peneliti menegaskan bahwa
mempelajari ekosistem kuno ini menawarkan pelajaran berharga bagi dunia saat ini.
Lebih lanjut, tim peneliti mengatakan es yang mencair tidak hanya mengungkap masa lalu tetapi juga berfungsi sebagai pengingat yang jelas tentang bahaya yang kita hadapi dalam melestarikan masa depan planet kita.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti