Ilmuwan Temukan Fosil Predator Raksasa Misterius, Diduga Hidup Sebelum Era Dinosaurus
Sebuah fosil tengkorak predator raksasa bertaring panjang ditemukan. Konon makhluk tersebut hidup sebelum dinosaurus ada. Begini informasinya.
Sebuah fosil tengkorak predator raksasa bertaring panjang ditemukan. Konon makhluk tersebut hidup sebelum dinosaurus ada. Begini informasinya.
Ilmuwan Temukan Fosil Predator Raksasa Misterius, Diduga Hidup Sebelum Era Dinosaurus
Dinosaurus sampai sekerang memegang reputasi sebagai predator prasejarah yang paling menakutkan.
Namun agaknya hal tersebut akan sedikit tergeser usai ditemukannya fosil tengkorak predator menakutkan yang hidup sebelum dinosaurus ada.
Makhluk ini yang mendominasi 40 juta tahun sebelum 'kadal mengerikan' pertama hidup di Bumi. Diperkirakan fosil berusia 265 juta tahun itu ditemukan di Brasil.
Kemungkinan besar tengkorak monster yang ditemukan itu milik Pampaphoneus biccai yang merupakan pemakan daging terbesar pada masanya.
Lalu bagaimana penampakan dan catatan sejarah predator mengerikan sebelum dinosaurus itu semasa hidup? Dilansir dari laman sciencealert, Jumat (22/9) ini ulasan selengkapnya.
Fosil Tengkorak Pampaphoneus Biccai
Tengkorak yang ditemukan di Brazil tersebut diduga milik Pampaphoneus biccai. Wujud fosil tersebut hampir lengkap dengan ukuran hampir 36 cm (14,2 inci) ditemukan bersama dengan tulang kerangka di dekat São Gabriel di Brasil Selatan.
Pampaphoneus masuk dalam dinocephalia clade therapsid awal. Sekelompok besar hewan darat yang berukuran besar dan menakutkan sebelum T-rex dan sejenisnya hidup.Meski demikian, dinocephalian tidak semuanya karnivora, namun Pampaphoneus diduga masuk dalam jenis karnivora.
“Hewan itu memiliki gigi taring yang besar dan tajam yang disesuaikan untuk menangkap mangsa. Gigi dan arsitektur tengkoraknya menunjukkan bahwa gigitannya cukup kuat untuk mengunyah tulang, seperti hyena zaman modern,” keterangan dari Felipe Pinheiro, ahli paleontologi dari Universitas Federal Pampa (UNIPAMPA) di Brazil.
Kepunahan Pampahoneus
Pampaphoneus diperkirakan hidup pada akhir zaman Permian, tepat sebelum peristiwa kepunahan massal terbesar yang pernah terjadi dan memusnahkan 86 persen seluruh spesies hewan di Bumi.
“Fosil ini ditemukan di batuan Permian tengah, di daerah di mana tulang jarang ditemukan, namun selalu menyimpan kejutan yang menyenangkan,” kata ahli paleontologi di UNIPAMPA Mateus A. Costa Santos.Beberapa fosil dinocephalians lain sebelumnya pernah ditemukan di Rusia dan Afrika Selatan, namun Pampaphoneus biccai adalah satu-satunya spesies yang diketahui di Brasil.
Para peneliti dan tim mengatakan fosil yang terawetkan dengan baik ini menjadi petunjuk adanya karakter baru yang sebelumnya tidak diketahui spesies tersebut, karena tengkorak yang lebih kecil ditemukan pada tahun 2008.
“Menemukan tengkorak Pampaphoneus baru setelah sekian lama sangatlah penting untuk meningkatkan pengetahuan kita tentang hewan tersebut,” kata Santos.
Pampaphoneus ditaksir memiliki tinggi 3 meter (10 kaki) dan diperkirakan berat maksimumnya mencapai 400 kilogram (882 pon).
Pola Kehidupan Pampaphoneus
Pampaphoneus memangsa reptil kecil Rastodon dan amfibi raksasa Konzhukovia. Ukuran Pampaphoneus yang besar membuat kedua binatang tersebut tampak terlihat seperti makanan ringan.
“Pampaphoneus memainkan peran ekologis yang sama seperti kucing besar modern,” kata Felipe Pinheiro.“Itu adalah predator darat terbesar yang kami ketahui dari zaman Permian di Amerika Selatan,” lanjutnya.
Bukan hanya ukuran tubuhnya, tengkorak mereka yang tebal seperti banyak dinocephalia, membuat mereka dijuluki "kepala yang mengerikan" dalam ucapan bahasa Yunani.
Penemuan tersebut telah melewati proses analisis tengkorak. Para peneliti percaya bahwa tulang rahang yang ditemukan saat ini belum teridentifikasi dari versi Pampaphoneus biccai yang lebih besar.
Peneliti membutuhkan lebih banyak fosil untuk mengkonfirmasi hipotesis tersebut. Bisa saja fosil tersebut bukan dari jenis Pampaphoneus biccai dewasa.
“Penemuan ini adalah kunci untuk memberikan gambaran sekilas tentang struktur komunitas ekosistem darat sebelum terjadinya kepunahan massal terbesar sepanjang masa,” kata Pierce.
“Penemuan spektakuler yang menunjukkan pentingnya catatan fosil Brasil secara global,” tambahnya.