Ilmuwan Temukan Fosil Predator Paling Buas & Menakutkan Berusia 265 Juta Tahun, Hidup Jauh Sebelum Dinosaurus
Makhluk purba yang buas dan mengerikan ini hidup di Zaman Permian, sebelum peristiwa kepunahan massal terjadi di Bumi.
Ilmuwan Temukan Fosil Predator Paling Buas & Menakutkan Berusia 265 Juta Tahun, Hidup Jauh Sebelum Dinosaurus
Sebuah fosil tengkorak Pampaphoneus biccai dengan ukuran hampir 36 cm ditemukan bersama dengan sisa-sisa kerangka di sekitar São Gabriel, Brasil Selatan. Fosil yang berusia sekitar 265 juta tahun ini merupakan pemangsa daging terbesar sebelum era dinosaurus yang berkeliaran di hutan mencari mangsa.
Sumber: Science Alert
Stephanie Pierce seorang ahli paleontologi dari Universitas Harvard mengatakan, makhluk ini merupakan sesuatu yang menakutkan. Pampaphoneus termasuk dalam kelompok awal dinocephalia, yang merupakan klad therapsid.
Foto: Ilustrasi karya Márcio Castro
-
Fosil hewan purba apa yang ditemukan? Fosil tersebut diperkirakan sebagai spesies dari kelas cestoda, juga dikenal sebagai cacing pita.
-
Hewan purba apa yang hidup sebelum dinosaurus? Jutaan tahun lalu sebelum masa dinosaurus, predator yang mirip Komodo dengan kepala raksasa hidup di Bumi.
-
Apa hewan purba yang ditemukan? Hewan purba ini merupakan spesies Dinocephalosaurus orientalis.
-
Apa jenis hewan purba yang ditemukan? Sumber: CNN Berdasarkan hasil CT-scan mikro, sarang dan telur ini milik belalang.
-
Apa nama hewan purba ini? Penemuan fosil-fosil yang sangat langka milik kerabat mamalia yang telah lama punah, yang pernah menjelajahi Amerika Utara pada 180 juta tahun yang lalu, diumumkan oleh pihak berwenang National Park Service (NPS) pekan lalu.
-
Hewan purba apa yang ditemukan? Fosil tengkorak yang masih utuh itu ditemukan dalam endapan batu raksasa. Berkat penemuannya, ilmuwan berhasil mengidentifikasi spesies baru anjing laut.
Mereka adalah hewan darat besar yang berkembang sebelum munculnya T. rex dan rekan-rekannya. Meskipun tidak semua dinocephalia adalah karnivora, Pampaphoneus jelas termasuk di dalamnya.
Sumber: Science Alert
Gigi Taring Besar dan Tajam
Felipe Pinheiro yaitu seorang ahli paleontologi dari Universitas Federal Pampa (UNIPAMPA) di Brasil menyebutkan bahwa hewan ini memiliki gigi taring besar dan tajam yang dibentuk untuk menangkap mangsa. Bentuk gigi dan tengkoraknya menunjukkan bahwa gigitannya memiliki kekuatan yang cukup untuk mengunyah tulang, mirip dengan hyena modern.
"Pampaphoneus memiliki peran ekologi yang sama dengan kucing besar modern," kata Pinheiro.
"Ini adalah predator darat terbesar yang kita ketahui dari periode Permian di Amerika Selatan."
Sumber: Science Alert
Meskipun fosil-fosil dinocephalia sebelumnya telah ditemukan di Rusia dan Afrika Selatan, Pampaphoneus biccai adalah satu-satunya spesies yang diketahui ada di Brasil. Tim peneliti menyatakan bahwa fosil yang ditemukan dalam kondisi sangat baik.
Foto: Felipe Pinheiro
Selain itu, Mateus A. Costa Santos yang merupakan ahli paleontologi di UNIPAMPA serta penulis utama dalam studi ini mengatakan bahwa fosil ini ditemukan di lapisan batuan dari periode Permian tengah. Wilayah ini tidak sering menghasilkan temuan tulang fosil, namun kali ini menyimpan kejutan yang menggembirakan.
Foto: Felipe Pinheiro
Pampaphoneus eksis di akhir zaman Permian, tepat sebelum terjadi bencana kepunahan massal terbesar yang pernah tercatat di Bumi. Kepunahan masal ini mengakibatkan punahnya 86 persen dari seluruh spesies hewan di planet ini.
Foto: Santos et al., Zoological Journal of the Linnean Society, 2023
Pampaphoneus merupakan musuh tangguh bagi hewan-hewan lain di zaman mereka. Dengan tinggi mencapai 3 meter dan berat maksimum hingga 400 kilogram, menjadikan mereka sebagai makhluk besar yang menakutkan.Keistimewaan Pampaphoneus tidak hanya terletak pada ukurannya. Tengkorak mereka memiliki struktur yang sangat tebal. Sesuai dengan Namanya, arti nama Pampaphoneus berarti "kepala mengerikan" dalam bahasa Yunani.
Para ahli mengatakan penemuan Pampaphoneus baru setelah begitu lama sangat berguna untuk memperkaya pengetahuan tentang makhluk ini. Sebelumnya, membedakan Pampaphoneus dari kerabatnya di Rusia merupakan hal yang sulit.