Ilmuwan Sampai Pakai Eskavator untuk Angkat Fosil Hewan Terberat yang Pernah Hidup di Bumi Ini, Usianya 40 Juta Tahun
Ilmuwan di Peru kini memulai proyek penggalian untuk mengangkat fosil hewan purba yang disebut-sebut paling berat di muka bumi.
Gurun Ica, gurun terpencil di Peru menarik perhatian para paleontolog setelah ditemukannya fosil kerangka Perucetus colossus pada 2023, yang merupakan hewan terberat yang pernah hidup di Bumi.
Hewan dari jenis mamalia laut itu hidup sekitar 40 juta tahun lalu.
-
Fosil hewan purba apa yang ditemukan? Fosil tersebut diperkirakan sebagai spesies dari kelas cestoda, juga dikenal sebagai cacing pita.
-
Siapa yang menemukan fosil hewan purba? Ekspedisi untuk mengumpulkan fosil-fosil ini dilakukan pada tahun 2011 dan 2014 oleh para ilmuwan dari Zoological Society of London (ZSL).
-
Bagaimana fosil hewan purba ditemukan? Fosil-fosil tersebut ditemukan sekitar 25 tahun yang lalu oleh ahli paleontologi Elizabeth Smith dan putrinya Clytie ketika mereka sedang memeriksa sisa-sisa tambang opal.
-
Kapan fosil hewan purba ditemukan? Fosil hewan purba ini ditemukan 25 tahun lalu, tapi ilmuwan baru bisa mengungkap jenisnya.
-
Di mana fosil hewan purba itu ditemukan? Sebuah penemuan baru dari nenek moyang plesiosaurus bernama Chusaurus xiangensis telah ditemukan di Fauna Nanzhang-Yuan'an di Provinsi Hubei, China.
-
Dimana fosil hewan purba itu ditemukan? Penemuan ini bermula ketika pada 1983, anggota Royal Ontario Museum menjelajahi Canadian Rockies dan menemukan lapangan fosil yang sangat luas di Taman Nasional Yoho, menurut studi yang diterbitkan pada 21 Juni dalam Journal of Systematic Palaeontology.
Dilansir dari laman La Brujula Verde, penemuan fosil Perucetus di tahun 2023 ini meliputi 13 ruas tulang rusuk belakang, empat tulang rusuk, dan sebagian panggul.
Menariknya, mamalia laut yang satu ini ternyata beratnya mengalahkan paus biru yang dianggap hewan terberat yang masih hidup saat ini.
Para ahli memperkirakan, Perucetus memiliki panjang mencapai 20 meter dan beratnya 340 ton, hampir dua kali lipat dari berat paus biru yang rata-rata mencapai 170 ton.
Sayangnya, kerangka yang ditemukan oleh para peneliti tidak lengkap sehingga menghambat identifikasi morfologi dan ekologi dari Perucetus. Tulang gigi yang masih dalam pencarian membuat para peneliti hanya bisa berspekulasi bahwa mamalia laut ini adalah herbivora, seperti dugong modern atau bisa jadi pemakan bangkai.
Kesulitan mengakses fosil
Ekspedisi terbaru yang dipimpin oleh Profesor Giovanni Bianucci dari Universitas Pisa menjelaskan kesulitan dari penggalian ini terletak pada kerasnya medan penggalian karena fosil Perucetus ini tertanam di bukit batu yang sangat keras di salah satu daerah yang paling sulit diakses di gurun Ica.
Penggalian ini bahkan pernah terhambat sampai satu dekade sebab kondisi lokasi yang tidak bersahabat sehingga mustahil jika ditempuh dengan metode penggalian tradisional, ungkap Bianucci.
Para peneliti bahkan sampai mengerahkan ekskavator mekanis selama proses penggalian, cara yang sangat dihindari oleh para ahli karena dapat merusak fosil.
Namun, fosil yang satu ini berbeda karena bentuknya yang luar biasa besar maka penggunaan ekskavator adalah pengecualian.
Meskipun, penggalian fosil Perucetus ini mengalami kesulitan para ahli paleontologi berharap penggalian akan tetap dilanjutkan dan sisa-sisa fosil yang ditemukan dapat mengungkap dan memberikan gambaran lebih lengkap mengenai kehidupan mamalia laut yang misterius ini.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti