Ilmuwan Temukan Fosil Monyet Berusia 10.000 Tahun di Dalam Gua Bawah Air, Cedera Pada Tengkorak Ungkap Penyebab Kematiannya
Hasil identifikasi fosil-fosil ini menjelaskan anatomi, pola makan, dan perilaku sosial monyet tersebut.
Para ilmuwan berhasil mempelajari temuan beberapa fosil langka berupa rangka dan bagian rahang tengkorak dari monyet Karibia yang telah punah sejak lama.
Fosil-fosil tersebut ditemukan di gua-gua yang terendam banjir di Republik Dominika di situs fosil Cueva Macho, Hispaniola. Mereka menemukan tujuh tengkorak, lima rahang bawah (tulang rahang), dan puluhan bagian kerangka lainnya.
-
Dimana fosil itu ditemukan? Fosil Gondwanax paraisensis ditemukan oleh Pedro Lucas Porcels Aurelio di kota Paraiso do Sul, Brazil, pada 2014.
-
Di mana fosil hewan purba itu ditemukan? Sebuah penemuan baru dari nenek moyang plesiosaurus bernama Chusaurus xiangensis telah ditemukan di Fauna Nanzhang-Yuan'an di Provinsi Hubei, China.
-
Dimana fosil hewan purba itu ditemukan? Penemuan ini bermula ketika pada 1983, anggota Royal Ontario Museum menjelajahi Canadian Rockies dan menemukan lapangan fosil yang sangat luas di Taman Nasional Yoho, menurut studi yang diterbitkan pada 21 Juni dalam Journal of Systematic Palaeontology.
-
Dimana fosil ditemukan? Tengkorak ini ditemukan terjepit di dinding teratas Gua Apidima di Yunani.
Dilansir Scitechdaily, bukti fosil monyet yang ditemukan adalah milik Antillothix bernensis yang punah sekitar 10.000 tahun yang lalu, kata Siobhán Cooke, seorang profesor dari Universitas Johns Hopkins.
Dengan menggunakan model tiga dimensi virtual yang dibuat para peneliti dari fosil tersebut, para ilmuwan menyimpulkan bahwa monyet Hispaniola Jantan dan betina bersifat monomorfik (ukurannya hampir sama satu sama lain) dan beratnya mencapai 2 kg.
"Hal ini menunjukkan bahwa hanya ada sedikit persaingan untuk mendapatkan pasangan di antara pejantan," kata Cooke.
"Mereka mungkin hidup dalam kelompok keluarga kecil yang terdiri dari betina, jantan, dan anak yang menjadi tanggungannya," imbuhnya.
Melihat gigi fosil yang bulat dan gigi taring yang relatif kecil, para peneliti juga meyakini makanan Antillothix itu sebagian besar terdiri dari buah-buahan.
Monyet Hispaniola ini mungkin memiliki kerabat modern, dengan monyet Titi Amerika Selatan, dengan gigi taringnya yang pendek, memberikan gambaran terdekat tentang seperti apa rupa monyet Hispaniola di alam liar.
Penyebab Kematian
Para ilmuwan berspekulasi ketujuh monyet yang ditemukan di gua sekitar 10.000 tahun yang lalu kemungkinan mengalami nasib buruk dimakan predator burung hantu besar yang sudah punah.
Hal tersebut dibuktikan dari adanya cedera pada salah satu tengkorak Antillothrix hanya memiliki gigi depan, tetapi tidak memiliki ramus, atau bagian belakang rahang. Tengkorak lainnya tidak memiliki bagian kecil atau potongan besar rahang.
"Ketika burung hantu makan, mereka terkadang lebih suka memakan otot masseter, otot utama yang melekat pada rahang, dan cedera ini sesuai dengan itu," tegas Cooke.
"Mungkin saja burung hantu yang ukurannya cukup besar dan sudah punah, menangkap monyet-monyet ini dan membawanya ke gua tempat tinggalnya mengingat tempat makan burung hantu yang berada di gua bukanlah hal yang aneh di Hispaniola," imbuhnya.
Para peneliti selanjutnya bermaksud untuk mengamati lebih lanjut tulang-tulang Antillothrix lainnya, termasuk tulang tungkai, tulang rusuk, dan tulang belakang untuk mengetahui lebih jauh lagi kehidupan monyet Karibia purba ini di masa lalu.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti