Ilmuwan Temukan Fosil Burung Predator Terbesar yang Pernah Ada, Hidup 12 Juta Tahun Lalu dan Beratnya 156 Kilogram
Fosil burung teror ini ditemukan di La Venta, Kolombia.
Jutaan tahun yang lalu “burung teror” berkaki panjang, berparuh besar dan pemakan daging mengintai wilayah Amerika dan menjadi predator puncak pada ekosistem darat.
Menariknya, para ilmuwan baru-baru ini menemukan salah satu fosil burung terror yang diyakini menjadi yang terbesar yang pernah ditemukan.
-
Dimana fosil burung predator ditemukan? Clark dan rekannya menamai spesies temuannya ini dengan nama Avisaurus darwini, yang diambil dari nama Charles Darwin, sedangkan yang lainnya diberi nama Magnusavis ekalakaenis, yang diambil dari nama kota Ekalaka, Montana, tempat fosil tersebut ditemukan.
-
Kapan burung predator tersebut hidup? Alex Clark, mahasiswa Ph.D. di Field Museum dan Universitas Chicago mendeskripsikan dua spesies burung baru yang hidup berdampingan dengan dinosaurus Triceratops dan Tyrannosaurus rex 68 juta tahun yang lalu hanya dari satu tulang kaki pada masing-masing fosil.
-
Hewan purba apa yang merupakan predator puncak? Mengutip laman Taman Safari Bali, komodo merupakan predator puncak di ekosistemnya.
-
Siapa yang menemukan fosil burung? Seorang ahli paleontologi yang sedang menempuh pendidikan Ph. D bersama tim peneliti berhasil mengidentifikasi fosil burung predator paling awal yang ditemukan di wilayah yang sekarang menjadi Dakota, Montana, dan Wyoming di Amerika Serikat (AS).
-
Bagaimana ilmuwan menentukan burung tersebut pemangsa? 'Berdasarkan petunjuk pada tulang kaki mereka, kami menduga burung ini mampu menangkap dan membawa mangsa, mirip dengan apa yang dilakukan elang atau burung hantu modern,' kata Alex Clark
-
Apa hewan purba yang ditemukan? Hewan purba ini merupakan spesies Dinocephalosaurus orientalis.
Dilansir dari laman CNN, ahli paleontologi telah menganalisis fosil tulang kaki dari burung terror yang ditemukan di situs Kolombia yang disebut La Venta.
Burung itu diyakini merupakan spesies baru dari burung teror sekitar 12 juta tahun lalu dan memiliki tinggi mencapai 2,5 meter dengan berat mencapai 156 kilogram.
Fosil burung teror atau dikenal sebagai Phorusrhacids sebagian besar ditemukan dari situs-situs di Argentina yang kebanyakan memiliki berat sekitar 5 kilogram dan 100 kilogram.
“Mereka adalah satu-satunya kelompok burung yang mencapai peran predator puncak, spesies yang berevolusi dan pada dasarnya menaklukkan Amerika Selatan selama Miosen (sekitar 23,03 juta hingga 5,33 juta tahun yang lalu),” kata ahli paleontologi Federico Javier Degrange, di Universitas Nasional Córdoba, Argentina.
Tinggal di wilayah tropis
Spesies baru tersebut, sedikit lebih tinggi namun kalah berat daripada burung teror lain dari wilayah Brasil yang disebut Paraphysornis brasiliensis, yang tingginya 2,4 meter dengan berat lebih dari 180 kilogram.
Fosil bagian tulang kaki tersebut ditemukan sekitar 20 tahun lalu oleh seorang kurator di Museo La Tormenta, di Gurun Tatacoa, Kolombia. Meski begitu, para ahli tidak yakin dari mana tulang tersebut berasal.
Namun setelah Degrange melihat fosil tersebut dari struktur dan ciri-ciri fosil tersebut, ia yakin bahwa fosil tersebut adalah milik burung teror.
Penemuan di Kolombia menunjukkan burung teror dapat berkembang biak di habitat yang beragam dan dapat membantu menjelaskan bagaimana dan kapan phorusrhacids berdiversifikasi ke utara.
"Sampai ditemukannya kembali fosil hewan ini, terdapat kesenjangan geografis yang besar antara Argentina dan Brasil, serta Amerika Serikat, tempat burung-burung teror lainnya ditemukan. Hal ini menunjukkan bahwa, beberapa spesies burung teror hidup di lingkungan yang lebih tropis," ujarnya.
Predator Puncak dalam Ekosistem Darat
Penemuan burung terror di La Venta meningkatkan harapan untuk penemuan lebih banyak fosil burung terror di wilayah lain di Amerika Selatan, mungkin di Chili, kata Karen Moreno seorang penasehat paleontologi.
Tamuan ini memberikan pandangan baru tentang hubungan predator dan mangsa serta keseimbangan ekologi di habitat tropis La Venta.
"Kita dapat mengatakan dinosaurus (burung, sebagai contoh) masih berada di puncak rantai makanan pada Miosen Amerika Selatan," imbuh Moreno.
Meski dianggap predator puncak, burung teror juga tetap rentan terhadap kepunahan yang berasal dari perubahan iklim.
Para ahli masih terus melakukan penelitian lebih lanjut terkait kepunahan tersebut serta bagaimana burung purba itu dapat berevolusi menjadi lebih besar, kata Degrange.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti