Ilmuwan Temukan Fosil Naga Berusia 240 Juta Tahun, Panjangnya Sampai 5 Meter
Makhluk ini mirip naga yang digambarkan dalam film-film kolosal China.
Para ilmuwan menemukan fosil reptil laut dengan kondisi sangat lengkap di Provinsi Guizhou, China. Hewan ini hidup sekitar 240 juta tahun lalu pada Zaman Trias.
Dikutip dari laman The Brighter Side, Kamis (24/10), hewan purba ini merupakan spesies Dinocephalosaurus orientalis. Hewan ini memiliki panjang 5 meter dan disebut mirip dengan naga China seperti yang kerap digambarkan dalam film-film.
-
Dimana fosil naga ditemukan? Fosil tersebut ditemukan di deposit batu kapur kuno di China selatan.
-
Siapa yang temukan fosil 'naga' itu? Dinocephalosaurus orientalis, yang berarti 'kadal berkepala mengerikan' dari timur Samudra Tethys (samudra kuno masa Mesozoikum), pertama kali ditemukan di wilayah Provinsi Guizhou, Tiongkok oleh Profesor Li Chun pada tahun 2003.
-
Di mana fosil dinosaurus raksasa ini ditemukan? Fosil Garumbatitan morellensis pertama kali ditemukan di Morella di situs fosil Sant Antoni de la Vespa pada tahun 2005 dan 2008.
-
Siapa yang menemukan fosil cacing raksasa itu? 'Selama serangkaian ekspedisi ke Sirius Passet yang sangat terpencil di wilayah terjauh Greenland Utara, lebih dari 82,5 derajat utara, kami telah mengumpulkan beragam organisme baru yang menarik,' kata Tae-Yoon Park dari Korea Polar Research Institute, yang juga terlibat dalam penelitian.
-
Berapa usia fosil dinosaurus tersebut? Saat sedang jalan-jalan dengan anjingnya, seorang pria asal Prancis menemukan fosil dinosaurus berusia 70 juta tahun.
-
Fosil dinosaurus apa yang ditemukan di China? Salah satu spesimen dalam fosil Yixian ini adalah temuan dinosaurus non unggas berbulu pertama.
“Penemuan ini memungkinkan kita untuk melihat hewan berleher panjang ini secara utuh untuk pertama kalinya. Ini adalah satu lagi contoh dunia Trias yang aneh dan menakjubkan yang terus membingungkan para ahli paleontologi,” jelas Dr Nick Fraser, dari Museum Nasional Skotlandia, yang merupakan bagian dari tim internasional yang mempelajari fosil tersebut.
“Kami yakin ia akan menarik imajinasi di seluruh dunia karena penampilannya yang mencolok, mengingatkan pada naga China dalam mitos yang panjang dan mirip ular.”
Studi ini melibatkan pembandingan fosil Dinocephalosaurus orientalis dengan fosil Tanystropheus hydroides, reptil laut lain dari periode Trias Tengah di Eropa dan China. Meskipun memiliki ukuran yang sama dan beberapa ciri tengkorak yang serupa, Dinocephalosaurus orientalis memiliki lebih banyak tulang belakang di leher dan batang tubuhnya, menjadikannya lebih mirip ular.
Pemahaman Baru Evolusi
Para peneliti dari Skotlandia, Jerman, Amerika Serikat (AS), dan China berkolaborasi dalam studi selama 10 tahun ini, yang berlangsung di Institut Paleontologi Vertebrata dan Palaeoantropologi, Beijing, yang merupakan bagian dari Akademi Ilmu Pengetahuan China.
Studi ini membawa pemahaman baru tentang evolusi dan keragaman makhluk purba yang mendiami dunia pada periode Trias, memberikan pandangan yang lebih kaya tentang kehidupan laut zaman dahulu.
Peneliti berspekulasi bahwa "leher yang panjang, lentur dan fleksibel, serta dilengkapi dengan 32 tulang belakang yang terpisah,” mungkin memberi keuntungan bagi mereka untuk berburu–sehingga memungkinkan Dinocephalosaurus orientalis untuk mencari makanan di celah-celah bawah air. Fosil tersebut ditemukan di deposit batu kapur kuno di China selatan.
"Penemuan ini menambah keanehan Trias," kata Dr. Fraser kepada BBC News.
"Dan setiap kali kami memeriksa simpanan ini, kami menemukan sesuatu yang baru," sambungnya.
Makalah yang menjelaskan sekumpulan fosil baru hewan tersebut diterbitkan dalam jurnal “Earth and Environmental Science: Transactions of the Royal Society of Edinburgh”.