Setelah Meneliti 20 Tahun, Ilmuwan ini Akhirnya Temukan Titik Terang Fosil Berbentuk “Naga” Ukurannya 5 Meter Lebih
Berikut kisah dari penemuan fosil berbentuk seperti naga.
Berikut kisah dari penemuan fosil berbentuk naga.
Setelah Meneliti 20 Tahun, Ilmuwan ini Akhirnya Temukan Titik Terang Fosil Berbentuk “Naga” Ukurannya 5 Meter Lebih
Sebuah tim peneliti internasional telah menemukan, meneliti, dan mempublikasikan tulisan mengenai penemuan fosil “naga” yang ditemukan di China.
Fosil tersebut merupakan fosil dari sebuah archosauromorpha, tepatnya protosaurus, yaitu Dinocephalosaurus orientalis. Fosil ini disebut sebagai fosil naga karena lehernya yang sangat panjang.
-
Siapa yang menemukan fosil cacing raksasa itu? 'Selama serangkaian ekspedisi ke Sirius Passet yang sangat terpencil di wilayah terjauh Greenland Utara, lebih dari 82,5 derajat utara, kami telah mengumpulkan beragam organisme baru yang menarik,' kata Tae-Yoon Park dari Korea Polar Research Institute, yang juga terlibat dalam penelitian.
-
Dimana fosil naga ditemukan? Fosil tersebut ditemukan di deposit batu kapur kuno di China selatan.
-
Di mana fosil dinosaurus raksasa ini ditemukan? Fosil Garumbatitan morellensis pertama kali ditemukan di Morella di situs fosil Sant Antoni de la Vespa pada tahun 2005 dan 2008.
-
Siapa yang mempelajari fosil naga? 'Penemuan ini memungkinkan kita untuk melihat hewan berleher panjang ini secara utuh untuk pertama kalinya. Ini adalah satu lagi contoh dunia Trias yang aneh dan menakjubkan yang terus membingungkan para ahli paleontologi,' jelas Dr Nick Fraser, dari Museum Nasional Skotlandia, yang merupakan bagian dari tim internasional yang mempelajari fosil tersebut.
-
Fosil dinosaurus apa yang ditemukan? Para peneliti di Hong Kong baru saja mengumumkan penemuan fosil dinosaurus yang merupakan yang pertama kalinya di daerah tersebut.
Dinocephalosaurus orientalis hidup pada 240 juta tahun yang lalu. Dengan demikian, reptil yang memiliki panjang hingga 5 meter ini merupakan makhluk yang hidup di zaman Trias, yaitu periode yang berkisar antara 252—201 juta tahun yang lalu.
Dinocephalosaurus orientalis, yang berarti “kadal berkepala mengerikan” dari timur Samudra Tethys (samudra kuno masa Mesozoikum), pertama kali ditemukan di wilayah Provinsi Guizhou, Tiongkok oleh Profesor Li Chun pada tahun 2003.
Setelah penelitian selama lebih dari dua puluh tahun, terdapat lima spesimen baru dari Dinocephalosaurus orientalis yang membuat para peneliti bisa melihat anatomi dari makhluk ini secara menyeluruh.
Mengutip BBC dan ABC News, Senin (26/2), Dr. Nick Fraser, salah satu anggota tim peneliti yang berasal dari Badan Museum Nasional Skotlandia (NMS), mengatakan bahwa reptil ini merupakan “binatang yang sangat aneh.”
Reptil yang hidup di air ini memiliki “kaki-tangan yang mirip sirip dan lehernya lebih panjang daripada panjang badan dan ekornya jika digabungkan secara sekaligus.”
Fungsi dari leher yang sangat panjang tersebut belum diketahui secara pasti, tapi diduga bahwa Dinocephalosaurus orientalis menggunakan lehernya untuk berburu dan menangkap ikan, terutama pada celah-celah di bawah air yang sulit diajangkau.
Hal tersebut juga dibuktikan dengan keberadaan ikan yang masih ada dan terawetkan di bagian perut fosil.
Leher panjang yang dipunyai oleh hewan ini menimbulkan adanya perbandingan dengan Tanystropheus hydroides, sebuah reptil air dari periode Trias lainnya, seperti dikutip dari ABC News, Senin, (26/2).
“Akan tetapi, Dinocephalosaurus memiliki keunikan karena memiliki lebih banyak tulang belakang di leher dan badan, sehingga hewan ini memiliki tampilan yang lebih mirip dengan ular,” ungkap tim peneliti dalam laporan penelitiannya.
Artikel mengenai Dinocephalosaurus orientalis ini dipublikasikan pada jurnal ilmiah Earth and Environmental Science: Transactions of the Royal Society of Edinburgh.
“Di antara semua penemuan luar biasa yang telah kami lakukan mengenai zaman Trias di Provinsi Guizhou, Dinocephalosaurus mungkin merupakan penemuan yang paling luar biasa,” ia menambahkan.