Ilmuwan Temukan Fosil Burung Predator Paling Awal yang Punah 66 Juta Tahun Lalu, Kakinya Kuat Sampai Bisa Tangkap Dinosaurus
Dua dari tiga fosil yang ditemukan berhasil diidentifikasi menjadi salah satu burung predator paling awal di zaman dinosaurus.
Seorang ahli paleontologi yang sedang menempuh pendidikan Ph. D bersama tim peneliti berhasil mengidentifikasi fosil burung predator paling awal yang ditemukan di wilayah yang sekarang menjadi Dakota, Montana, dan Wyoming di Amerika Serikat (AS).
Alex Clark, mahasiswa Ph.D. di Field Museum dan Universitas Chicago mendeskripsikan dua spesies burung baru yang hidup berdampingan dengan dinosaurus Triceratops dan Tyrannosaurus rex 68 juta tahun yang lalu hanya dari satu tulang kaki pada masing-masing fosil.
-
Fosil hewan purba apa yang ditemukan? Fosil tersebut diperkirakan sebagai spesies dari kelas cestoda, juga dikenal sebagai cacing pita.
-
Apa hewan purba yang ditemukan? Hewan purba ini merupakan spesies Dinocephalosaurus orientalis.
-
Fosil dinosaurus apa yang ditemukan? Para peneliti di Hong Kong baru saja mengumumkan penemuan fosil dinosaurus yang merupakan yang pertama kalinya di daerah tersebut.
-
Hewan purba apa yang ditemukan? Fosil tengkorak yang masih utuh itu ditemukan dalam endapan batu raksasa. Berkat penemuannya, ilmuwan berhasil mengidentifikasi spesies baru anjing laut.
-
Apa jenis hewan purba yang ditemukan? Sumber: CNN Berdasarkan hasil CT-scan mikro, sarang dan telur ini milik belalang.
"Berdasarkan petunjuk pada tulang kaki mereka, kami menduga burung ini mampu menangkap dan membawa mangsa, mirip dengan apa yang dilakukan elang atau burung hantu modern," kata Alex Clark
"Meskipun mereka mungkin bukan burung pemangsa pertama yang berevolusi, fosil mereka adalah contoh burung predator paling awal yang diketahui," imbuhnya.
Clark mengingat ketika pertama kali melihat fosil-fosil itu, yang tidak terlalu mengejutkan, semuanya adalah tulang kaki tempat jari-jari kaki menempel, yang disebut tarsometatarsus. Namun, setelah dipelajari fosil tulang kaki ini adalah harta karun yang luar biasa.
"Ketika kita melihat tuberkel sebesar ini dan sejauh ini ke bawah pada burung modern, itu ada pada burung pemangsa seperti burung hantu dan elang," kata Clark.
"Itu karena saat mereka berburu dan mengambil mangsanya dengan kaki, mereka mengangkat benda yang beratnya proporsional dan memegangnya dekat dengan tubuh mereka agar tetap seefisien mungkin secara aerodinamis. Tulang pergelangan kaki fosil ini tampaknya dibuat untuk melakukan hal serupa."
Kaki Sangat Kuat
Clark dan rekan-rekannya melakukan serangkaian analisis biomekanik yang membandingkan tulang kaki fosil dengan berbagai burung modern.
"Otot dan tulang pergelangan kaki bekerja seperti tuas, dan dengan membandingkan seberapa jauh otot tersebut menempel pada tulang, kita bisa mendapatkan gambaran yang baik tentang bagaimana otot tersebut bergerak dan seberapa kuat otot tersebut," kata Clark.
Perhitungan tersebut menguatkan hipotesis para peneliti bahwa kaki tersebut cukup kuat bagi burung seukuran elang ini untuk menangkap mamalia kecil dan bahkan bayi dinosaurus.
Clark dan rekannya menamai spesies temuannya ini dengan nama Avisaurus darwini, yang diambil dari nama Charles Darwin, sedangkan yang lainnya diberi nama Magnusavis ekalakaenis, yang diambil dari nama kota Ekalaka, Montana, tempat fosil tersebut ditemukan.
Tulang ketiga mungkin merupakan spesies baru lainnya, tetapi kondisi fosil yang rusak membuatnya sulit untuk diidentifikasi.
Semua burung ini merupakan bagian dari kelompok yang disebut avisaurida. Mereka termasuk dalam kelompok burung yang lebih besar yang disebut enantiornithines, yang punah bersama sebagian besar dinosaurus lainnya ketika asteroid menghantam 66 juta tahun yang lalu.
Penemuan ini telah melipatgandakan jumlah spesies burung yang diketahui dari Formasi Hell Creek dan membantu untuk memahami lebih banyak informasi mengapa hanya beberapa burung yang selamat dari kepunahan massal yang memusnahkan Trex dan avisaurida yang dijelaskan di sini.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti