Ilmuwan Temukan Fosil Spesies Baru Kucing Bertaring Pedang, Hidup 5 Juta Tahun Lalu di Afrika Selatan
Ini adalah fosil spesies baru yang sebelumnya tidak diketahui pernah eksis di dunia.
Ilmuwan Temukan Fosil Spesies Baru Kucing Bertaring Pedang, Hidup 5 Juta Tahun Lalu di Afrika Selatan
Ilmuwan Temukan Fosil Spesies Baru Kucing Bertaring Pedang, Hidup 5 Juta Tahun Lalu di Afrika Selatan
Ilmuwan menemukan kerangka dua spesies baru kucing bergigi atau bertaring pedang yang tidak diketahui sebelumnya. Makhluk ini hidup di Afrika sekitar 5,2 juta tahun lalu. Penemuan ini mengubah anggapan ilmuwan sebelumnya terkait spesies kucing yang telah punah ini.
Para peneliti mengatakan, temuan baru ini juga memberikan wawasan baru mengenai perubahan lingkungan yang terjadi pada masa itu, yang dapat membantu mengungkap mengapa nenek moyang manusia mulai berjalan dengan dua kaki.
-
Fosil hewan purba apa yang ditemukan? Fosil tersebut diperkirakan sebagai spesies dari kelas cestoda, juga dikenal sebagai cacing pita.
-
Apa hewan purba yang ditemukan? Hewan purba ini merupakan spesies Dinocephalosaurus orientalis.
-
Hewan purba apa yang ditemukan? Fosil tengkorak yang masih utuh itu ditemukan dalam endapan batu raksasa. Berkat penemuannya, ilmuwan berhasil mengidentifikasi spesies baru anjing laut.
-
Apa jenis hewan purba yang ditemukan? Sumber: CNN Berdasarkan hasil CT-scan mikro, sarang dan telur ini milik belalang.
-
Dimana fosil hewan purba itu ditemukan? Penemuan ini bermula ketika pada 1983, anggota Royal Ontario Museum menjelajahi Canadian Rockies dan menemukan lapangan fosil yang sangat luas di Taman Nasional Yoho, menurut studi yang diterbitkan pada 21 Juni dalam Journal of Systematic Palaeontology.
-
Di mana fosil hewan purba itu ditemukan? Sebuah penemuan baru dari nenek moyang plesiosaurus bernama Chusaurus xiangensis telah ditemukan di Fauna Nanzhang-Yuan'an di Provinsi Hubei, China.
Lokasi Penemuan Fosil
Kerangka dua spesies baru kucing bergigi pedang ini bernama Dinofelis werdelini dan Lokotunjailurus chimsamyae. Fosil ini ditemukan di dekat tulang dua spesies kucing lainnya; Adeilosmilus kabir and Yoshi obscura. Lokasi penemuan fosil di dekat daerah Langebaanweg, pantai barat Afrika Selatan.
Empat spesies ini berasal dari subfamili Machairodontinae yaitu spesies kucing predator yang telah punah, termasuk kucing bergigi pedang. Machairodontinae berarti "gigi pedang". Sebagian besar anggota subfamili Machairodontinae berukuran sama seperti kucing besar yang hidup saat ini.
Para peneliti menjelaskan, penemuan D. werdelini bukan hal mengejutkan bagi mereka karena spesies dari gtenis ini sebelumnya pernah ditemukan di beberapa wilayah seperti Eropa, Amerika Utara, dan China. Namun peneliti kaget dengan ditemukannya L. chimsamyae karena sampai saat ini, anggota genus ini hanya pernah ditemukan di Kenya dan Chad.
Temuan baru ini menyatakan mayoritas kucing bergigi pedang kemungkinan telah menyebar jauh lebih luas ke berbagai wilayah daripada anggapan sebelumnya.
Foto: Shutterstock
Dalam studi tersebut, para peneliti membandingkan tulang spesies yang baru ditemukan dan kucing bertaring tajam yang dikenal untuk membuat pohon keluarga baru bagi kelompok tersebut. Keempat spesies dari Langebaanweg tidak berkerabat dekat satu sama lain dan kemungkinan menempati ceruk ekologis yang sangat berbeda meskipun hidup di daerah yang sama pada waktu yang hampir bersamaan.
Misalnya, L. chinsamyae dan A. kabir lebih besar dan lebih beradaptasi untuk berlari dengan kecepatan tinggi, yang akan membuat mereka cocok di lingkungan padang rumput. Tapi D. werdelini dan Y. obscura lebih kecil dan lebih gesit, yang membuat mereka lebih cocok untuk lingkungan tertutup, seperti hutan, kata para peneliti. Sumber: Live Science
Habitat Kucing Bertaring Pedang
Tumpang tindih spesies ini menunjukkan bahwa habitat mereka meliputi hutan dan padang rumput terbuka. Menurut para peneliti, ini mungkin disebabkan oleh perubahan iklim Afrika, yang secara perlahan mengubah benua dari hutan raksasa menjadi padang rumput terbuka, yang merupakan jenis habitat dominan saat ini.
Sampai saat ini, para peneliti belum mengetahui kapan pergeseran tipe ekosistem di seluruh Afrika terjadi. Memahami hal ini dengan lebih baik dapat membantu mengungkap bagaimana nenek moyang manusia, atau hominin, yang pertama kali muncul di Afrika pada masa itu, menjadi bipedal atau berjalan dua kaki. Perubahan lingkungan dianggap sebagai "pemicu penting" yang mendorong hominin berjalan dengan dua kaki, tulis para peneliti dalam penelitian tersebut. Namun, penelitian terbaru yang mengamati ekosistem purba lainnya di seluruh Afrika menunjukkan bahwa padang rumput mungkin benar-benar mulai muncul 21 juta tahun yang lalu, yang menunjukkan bahwa perubahan ekosistem mungkin tidak berdampak sama sekali pada bipedalisme hominin.
Temuan para peneliti ini diterbitkan pada 20 Juli dalam jurnal iScience.
Foto: Fosil kucing bertaring pedang dari genus Smilodon Sumber: iScience Jiangzuo