Peneliti Temukan Puluhan Fosil Tapak Kaki Berusia 1,5 Juta Tahun, Ternyata Milik Dua Spesies Manusia Purba
Temuan ini menunjukkan dua spesies manusia purba hidup di lanskap dan waktu yang sama.
Baru-baru ini para peneliti menemukan puluhan jejak kaki di sebuah situs arkeologi Koobi Fora, sebuah cekungan kuno di Kenya yang menunjukkan dua spesies manusia purba hidup di lanskap dan waktu yang sama.
Sebagian besar tapak kaki berusia 1,5 juta tahun dan tersebar di seluruh cekungan, beberapa tapak kaki milik satu hominin purba ditemukan tepat di bagian tengah, serta tiga tapak kaki individu dari tiga tapak kaki hominin purba lain yang berbeda.
-
Siapa yang menemukan Fosil Manusia Purba? Para peneliti berhasil mengekstrak 13 genom dari gua batu Oakhurst, Afrika Selatan.
-
Apa yang unik dari Fosil Manusia Purba? Uniknya dari tiga belas individu ini tidak ada satupun leluhur yang berasal dari luar Afrika Selatan yang menunjukan bahwa keturunan para leluhur di wilayah ini masih terjaga sampai sekarang.
-
Kapan Fosil Manusia Purba ditemukan? Para peneliti berhasil mengekstrak 13 genom dari gua batu Oakhurst, Afrika Selatan. Genom-genom tersebut mencakup DNA purba tertua di wilayah tersebut hingga saat ini dari dua individu yang hidup sekitar 10.000 tahun lalu.
-
Kapan fosil manusia purba ditemukan? Dilansir Ancient Origins, arkeolog pertama kali menemukan fosil ini di Hualongdong, China Timur pada 2019 lalu.
-
Dimana Fosil Manusia Purba ditemukan? Situs arkeologi batu Oakhurst berada di dekat kota George di pantai selatan Afrika Selatan. Tempat ini terletak di tebing batu pasir di Lembah yang subur dengan pohon-pohon yellowwood.
-
Siapa yang menemukan spesies manusia purba ini? Penemuan ini diumumkan oleh ilmuwan dari Akademi Sains China dan beberapa universitas di China, serta ilmuwan dari Pusat Penelitian Nasional Evolusi Manusia di Spanyol.
Para peneliti mengidentifikasi jejak kaki tersebut sebagai jejak kaki milik Homo erectus dan Paranthropus boisei, yang tergolong kera besar dan dianggap sebagai cabang sampingan dari evolusi manusia.
Dengan meninjau bukti fosil dari jejak kaki dan spesies yang sudah dikenal di area tersebut, tim peneliti menyimpulkan bahwa individu yang berjalan di tengah kemungkinan adalah P. boisei , dan tiga jejak kaki tunggal berasal dari tiga individu H. erectus yang berbeda.
“Kami tahu bahwa banyak spesies hominin yang berbeda di wilayah yang sama sepanjang masa,” kata arkeolog Andy Herries, seperti dikutip dari laman ABC News, Jumat (29/11).
Herries mengatakan ada kemungkinan kedua spesies tersebut hidup berdampingan dan saling berinteraksi, meskipun memiliki pola hidup serta cara hidup yang sangat berbeda.
Berjalan Tegak
Jejak kaki itu menunjukkan kedua spesies tersebut berjalan tegak tetapi memiliki gaya berjalan dan posisi yang berbeda. Meski begitu, Herries mengatakan sulit untuk mengungkap bagaimana manusia purba berjalan tegak tanpa ada perbandingan dari spesies dari manusia purba lain.
Selain jejak kaki, tim peneliti juga menemukan banyak koleksi jejak kaki lain burung dan mamalia ruminansia termasuk peralatan batu, tulang hominin dan sisa-sisa hewan yang menunjukkan penyembelihan.
Lebih jauh lagi, Herries mengatakan bahwa diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan bagaimana keuda spesies hominin purba tersebut berinteraksi.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti