Institut Français Indonésie Gelar Hari Bahasa Prancis Internasional di Sejumlah Kota di Indonesia
Acara ini merupakan agenda tahunan yang digelar setiap 20 Maret.

Institut Français Indonésie (IFI) Jakarta menggelar Pekan Frankofoni atau yang disebut dalam Bahasa Prancis “Semaine de La Fancophonie”. Acara ini merupakan agenda tahunan yang digelar untuk merayakan Hari Bahasa Prancis Internasional yang diadakan setiap tanggal 20 Maret. Kegiatannya meliputi konser, pemutaran film, diskusi akademis, festival kuliner, dan lain sebagainya.
Bahasa Prancis merupakan bahasa dengan lebih dari 321 juta penutur di lima benua, dan menjadi urutan kelima, bahasa yang paling sering digunakan di dunia, demikian dilansir dari catatan IFI.
Acara ini didukung oleh Kedutaan Besar negara-negara Frankofoni seperti Prancis, Kanada, Belgia, Rumania, dan lainnya, yang juga memiliki lembaga bernama Organisasi Internasional Frankofoni (OIF) menyatukan 93 negara dan pemerintahan untuk mempromosikan budaya, bahasa, serta nilai-perdamaian.
Kemeriahan pekan Frankofoni tidak hanya digelar di Jakarta, tetapi juga meliputi berbagai kota, yakni Bandung, Semarang, Bali, Yograkarta, dan Surabaya. Acara ini terbuka untuk berbagai kalangan dan menyajikan ruang belajar, berkreasi, serta bertukar pikiran untuk seluruh rakyat Indonesia maupun dunia.

Acara yang sudah berlangsung sepekan lalu ini ditutup oleh sambutan dari Duta Besar Prancis dan Duta Besar Siprus.
“Pekan yang penuh warna dan beragam ini sukses berkat kontribusi Anda semua, kedutaan besar, mitra, serta tentunya para pembelajar dan pecinta bahasa Prancis! Saya juga ingin memberikan dorongan bagi mereka untuk terus belajar bahasa Prancis, menjadi bahasa yang membuka wawasan, mengasah pemikiran, serta menawarkan banyak peluang profesional.” kata Fabien Penone Duta Besar Prancis untuk Indonesia.
Ia juga menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam atas antusias semua pihak yang terlibat dalam acara ini dalam menghidupkan pekan Frankofoni
Selain Sambutan dari Duta Besar Prancis, Nikos Panayiotou, Duta Besar Siprus juga memberi sambutan.
“Keberhasilan Pekan Francophonie ini tidak akan mungkin terjadi tanpa partisipasi dari Anda, para sahabat kami di Indonesia.”
Agenda utama dari penutupan acara ini adalah penampilan luar biasa dari seorang pianis, komposer, dan ahli musik berbakat asal Siprus, Annini Tsioutis.
Nikos Panayiotou menyampaikan karya yang dibawakan oleh Tsioutis mencakup karya-karya dari dunia Frankofon, termasuk Siprus. Menariknya salah satu bagian dari karyanya dipengaruhi oleh gamelan Jawa.
“Konser ini merupakan bukti nyata bagaimana musik tradisional Indonesia memberikan pengaruh yang unik terhadap karya beberapa komponis paling terkenal abad ke-20, Ini sekali lagi menunjukkan bahwa budaya berkembang melalui dialog yang saling memperkaya,” ungkap Panayiotou.
Selain penampilan menakjubkan dari Pianist Siprus, salah satu agenda yang tak kalah menarik adalah pengumuman 5 pemenang lomba puisi Prancis yang diberikan langsung oleh Duta besar dan perwakilan Duta Besar Negara-negara Frankofon.
Hadiah utama dari penghargaan tersebut berupa tiket gratis berangkat ke Prancis untuk belajar di Inflexyon, hadiah tersebut dipersembahkan untuk pemenang utama yaitu Rendy Kusuma. Hasil karyanya juga ditampilkan berupa video puisi dirinya yang dihiasi dengan animasi-animasi kreatif.
Sebagai penutup, Dubes Siprus menyampaikan harapannya.
“Saya rasa yang muncul pada Pekan Frankofoni adalah negara-negara kita yang saling terhubung untuk mempengaruhi budaya satu sama lain dan saling mengenal. Sepanjang pekan ini, kami berusaha untuk mewujudkan hal tersebut, dan untuk acara di tahun-tahun berikutnya, saya berhadap Pekan Frankofoni bisa melakukan lebih dari ini,” kata Nikos Panayiotou.
Reporter Magang: Devina Faliza Rey