Arkeolog China Temukan Spesies Baru Manusia Purba Pertama yang Hidup 120.000 Tahun Lalu, Ukuran Kepalanya Sangat Besar
Temuan spesies ini mengguncang bidang sains yang menjadi dasar keberadaan manusia pertama.
Banyak orang meyakini Neanderthal, Homo sapiens, dan Denisova adalah spesies manusia pertama. Namun, studi terbaru oleh para ilmuwan dari China, menunjukkan jumlah spesies manusia purba mungkin bertambah satu.
Para ahli dari China, Christopher Bae dan Wu Xiujie mengidentifikasi temuan fosil milik 16 individu yang ditemukan pada akhir tahun 1970-an. Mereka menamai spesies ini Homo Juluensis, dinamai Ju Lu dari bahasa Mandarin yang berarti “kepala besar” karena memiliki kepala yang sangat besar.
-
Siapa yang menemukan spesies manusia purba ini? Penemuan ini diumumkan oleh ilmuwan dari Akademi Sains China dan beberapa universitas di China, serta ilmuwan dari Pusat Penelitian Nasional Evolusi Manusia di Spanyol.
-
Siapa yang menemukan penemuan manusia purba ini? Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Kemajuan Ilmu Pengetahuan ini melibatkan para ahli dari Universitas New York, Universitas Tübingen, dan Museum Nasional di Berlin.
-
Siapa yang menemukan Fosil Manusia Purba? Para peneliti berhasil mengekstrak 13 genom dari gua batu Oakhurst, Afrika Selatan.
-
Apa yang unik dari kerangka manusia purba raksasa? Tidak hanya besar, tetapi beberapa kerangka ini, yang diyakini sebagai mumi, juga memiliki rambut merah yang khas.
-
Siapa yang menemukan kerangka manusia purba? Pada 1911, penambang yang mencari bahan baku pupuk menginjak benda aneh di sebuah gua yang dekat dengan Lovelock, Nevada.
-
Siapa yang menemukan kerangka manusia raksasa? Apa yang disebut 'Raksasa Julcuy' ditemukan pada awal 2019 oleh ahli geologi Theofilos Toulkeridis dan arkeolog Florencio Delgado di dekat desa Julcuy di Provinsi Manabí, Ekuador.
Di samping fosil ini, ditemukan beberapa peralatan batu dan tulang-tulang hewan. Homo Juluensis tampaknya sangat bergantung dengan kuda liar dan memburunya untuk dikonsumsi sementara kulitnya dibuat pakaian untuk bertahan hidup di musim dingin yang sangat brutal.
“Keragaman morfologi di antara fosil hominin Kuarter akhir dari Asia timur lebih besar dari yang kami duga,” jelas para penulis, dikutip dari Interesting Engineering, Kamis (28/11).
Para peneliti meyakini mereka hidup dalam kelompok kecil. Namun, tampaknya menghilang sekitar 120.000 tahun yang lalu saat manusia modern mulai bermigrasi melintasi dunia.
Gigi Mirip Denisova
Bae dan Xiujie yang menulis studi itu menarik garis yang jelas antara spesies homonin baru ini dengan spesies homonin lainnya. Menariknya, fosil dari spesies ini memiliki kesamaan dengan Denisova. Gigi kedua spesies tersebut mirip sehingga mereka menyimpulkan Denisova masih berkerabat dengan Homo Juluensis, bukan dengan Neanderthal.
Temuan spesies ini mengguncang bidang sains yang menjadi dasar keberadaan manusia pertama. Kesamaan ini yang ditemukan ini membuat Bae dan Xiujie berpendapat orang Barat menginginkan fosil ini dinamai dengan Denisova.
Meski begitu, Bae dan Xiuhie mengatakan saat ini sudah saatnya untuk menata ulang pemahaman kita tentang manusia pertama.
"Beberapa garis keturunan hominin muncul dalam penelitian yang dilakukan antara 300.000-50.000 tahun yang lalu. Jadi, kita mungkin memiliki lebih dari satu spesies manusia untuk ditambahkan ke daftar prasejarah,” tulis Bae dan Xijue.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti