Ilmuwan Temukan Rumus untuk Cegah Asteroid Tabrak Bumi, Ini Penjelasannya
Dengan perhitungan itu ilmuwan juga bisa menentukan lokasi benda-benda langit di luar angkasa.
Sebuah studi yang dilakukan sekelompok ilmuwan Spanyol yang diterbitkan dalam jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society telah membuat terobosan baru dengan persamaan pembelokan gravitasi cahaya untuk menjaga Bumi dari tabrakan asteroid.
Profesor Oscar del Barco Novillo dan rekannya dari Universitas Murcia mengembangkan rumus tersebut untuk menentukan lokasi dengan akurat dari benda-benda langit, termasuk asteroid.
-
Bagaimana cara mencegah dampak asteroid? Bisa jadi, nuclear explosive decive (NED) atau alat peledak nuklir dilibatkan.
-
Bagaimana cara menakar kemungkinan asteroid menabrak bumi? Ada dua cara untuk menakar kemungkinan ini, seperti dikutip dari IFL Science, Rabu (20/11). Salah satunya dengan mengamati setiap objek dengan orbit yang mendekatkannya ke Bumi dan menghitung kemungkinan objek tersebut menabrak kita.
-
Siapa yang memberi peringatan jika asteroid mengancam Bumi? Planetary Defense Coordination Office akan memberikan pemberitahuan peringatan kepada NASA untuk menyampaikan pesan itu ke Gedung Putih, Kongres, dan lembaga pemerintah.
-
Bagaimana NASA memberi peringatan jika asteroid menghantam Bumi? Planetary Defense Coordination Office akan memberikan pemberitahuan peringatan kepada NASA untuk menyampaikan pesan itu ke Gedung Putih, Kongres, dan lembaga pemerintah.
-
Bagaimana asteroid mempengaruhi Bumi? Jika sebuah asteroid bergerak lebih cepat, berarti membawa lebih banyak energi, dan dapat menyebabkan kehancuran yang lebih banyak,' ujar Gareth Collins, profesor ilmu planet, Imperial College London.
-
Kenapa asteroid bisa merusak Bumi? Asteroid merupakan batuan luar angkasa yang seringkali jatuh dan menabrak ke Bumi. Bahkan, dari hasil tabrakan tersebut tak jarang mengakibatkan berbagai dampak, mulai dari dampak kecil hingga besar bisa saja terjadi.
Profesor tersebut menjelaskan bahwa rumusnya dapat menghitung sudut pembelokan cahaya yang disebabkan oleh benda-benda masif di tata surya seperti matahari.
“Ini dapat meningkatkan keakuratan posisi benda-benda kecil di tata surya seperti asteroid,” kata Profesor Novillo, seperti dilansir Times of India, Kamis, (28/11).
Dianggap paling akurat
Sebelumnya, pada abad ke-17 penghitungan pembelokan gravitasi cahaya telah dikemukakan oleh Isaac Newton dan dikonfirmasi oleh Albert Einstein bahwa cahaya dari objek seringkali membelok di bawah pengaruh gravitasi yang kuat, sehingga membuatnya tampak bergeser dari posisinya.
Sementara itu, persamaan yang dilakukan Novilo hingga saat ini dianggap sebagai penghitungan pembelokan gravitasi cahaya paling akurat.
Penggunaan rumus ini lebih dari sekedar menemukan lokasi asteroid, rumus ini dapat membantu menyempurnakan sistem pertahanan planet, seperti misi DART NASA yang berhasil mengubah lintasan asteroid Dimorphos menggunakan tabrakan satelit, pada 2022.
Rumus Novillo ini juga pernah digunakan untuk menentukan bintang Proxima Centauri yang berjarak 4,25 tahun tahun cahaya. Perhitungan ini juga dapat digunakan untuk memetakan galaksi-galaksi jauh dan dapat digunakan untuk menjelajahi fenomena kosmik seperti materi gelap dan energi gelap, seperti misi Euclid milik European Space Agency (ESA) yang bertujuan untuk membuat peta 3D terperinci dari miliaran galaksi selama enam tahun.
“Galaksi-galaksi jauh terdistorsi oleh massa yang mengintervensi area tersebut sekarang dapat ditemukan secara tepat,” kata Novillo.
Dengan perhitungan Novillo, para ilmuwan lebih siap untuk mendeteksi benda-benda langit yang mengancam Bumi sembari menggali lebih dalam tentang misteri luar angkasa.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti