AI Deteksi 27.500 Asteroid di Sekeliling Bumi, Apa Ada yang Akan Menabrak Planet ini?
Biasanya ilmuwan meneliti menggunakan pemotretan. Namun dengan AI bantu mendeteksi jumlah asteroid di sekitar Bumi.
Biasanya ilmuwan meneliti menggunakan pemotretan. Namun dengan AI bantu mendeteksi jumlah asteroid di sekitar Bumi.
AI Deteksi 27.500 Asteroid di Sekeliling Bumi, Apa Ada yang Akan Menabrak Planet ini?
-
Asteroid apa yang mendekati bumi? Badan Luar Angkasa Amerika Serikat (NASA) memperingatkan publik sebuah asteroid besar dengan kecepatan 37.070 kilometer per jam, seukuran pesawat terbang, saat ini bergerak menuju Bumi.
-
Asteroid sebesar apa yang melintasi Bumi? Sebuah asteroid yang hampir sebesar Piramida Giza sedang dalam perjalanan melintasi Bumi hari ini, dan NASA telah memberikan peringatan terkait hal tersebut.
-
Asteroid apa yang paling berisiko menabrak Bumi? Bennu, sebuah asteroid berukuran 0,49 km dan dengan massa 67 juta ton, merupakan asteroid dekat Bumi yang saat ini memiliki risiko paling besar untuk menabrak planet Bumi.
-
Kapan asteroid itu akan mendekati Bumi? NASA sering melakukan pengawasan objek dekat Bumi (NEO), seperti 2024 JY1.
-
Bagaimana cara menakar kemungkinan asteroid menabrak bumi? Ada dua cara untuk menakar kemungkinan ini, seperti dikutip dari IFL Science, Rabu (20/11). Salah satunya dengan mengamati setiap objek dengan orbit yang mendekatkannya ke Bumi dan menghitung kemungkinan objek tersebut menabrak kita.
-
Bagaimana asteroid mempengaruhi Bumi? Jika sebuah asteroid bergerak lebih cepat, berarti membawa lebih banyak energi, dan dapat menyebabkan kehancuran yang lebih banyak,' ujar Gareth Collins, profesor ilmu planet, Imperial College London.
Para ilmuwan dari Asteroid Institute (Institut Asteroid) dan Universitas Washington telah menemukan 27.500 benda langit yang baru diidentifikasi menggunakan teknologi canggih.
Mengutip The New York Times dan New York Post, Jumat (3/5), alih-alih menggunakan teleskop untuk memindai langit dalam mencari asteroid, para ilmuwan tersebut menulis algoritma yang bisa memilah-milah foto-foto langit malam yang dahulu telah diambil.
Algoritma yang dipakai, yaitu Tracklet-less Heliocentric Orbit Recovery (THOR), meneliti foto-foto luar angkasa seperti pekerjaan forensik antarbintang. “Tracklet” merupakan objek bergerak yang diamati secara berulang-ulang.
Dengan menggunakan metode tersebut, para peneliti telah menemukan lebih banyak asteroid baru pada kesempatan ini dibandingkan dengan jumlah asteroid yang ditemukan oleh seluruh teleskop di dunia pada tahun lalu.
Dari 27.500 asteroid yang baru ditemukan, 100 di antaranya merupakan asteroid dekat Bumi, yaitu batuan luar angkasa yang melintas di orbit Bumi.
Kebanyakan dari asteroid lain yang diidentifikasi berada di sabuk asteroid utama yang berada di antara orbit Mars dan Jupiter.
Terdapat pula benda luar angkasa yang berada di orbit Jupiter (Trojan) dan luar orbit Neptunus (sabuk Kuiper). Namun, tidak ada satu pun objek langit baru yang berada di jalur tabrakan dengan Bumi dalam waktu dekat.
Ed Lu, Direktur Eksekutif dari Asteroid Institute, mengatakan bahwa penemuan ini merupakan “sebuah perubahan besar” mengenai cara penelitian astronomi. Algoritma yang digunakan ini juga dapat menjadi alat bantu utama untuk menemukan asteroid yang berpotensi membahayakan Bumi.
Para astronom, secara tradisional, menemukan berbagai benda baru di langit dengan melakukan pemotretan terhadap sebuah area di langit yang sama secara beberapa kali dalam satu malam.
Pengamatan berulang terhadap tracklet akan memungkinkan terciptanya sebuah sketsa lintasannya.
Dengan hal itu, para astronom dapat mempunyai informasi yang cukup untuk menentukan lokasi pengamatan dan menentukan orbit benda langit tadi di malam berikutnya.
Pusat penelitian NOIRLab yang didanai oleh pemerintah Amerika Serikat mempunyai 412.000 gambar dalam arsip digitalnya. Satu gambar bisa mengandung sekitar 1,7 miliar titik cahaya.
THOR bisa menyambungkan sebuah titik cahaya yang tampak pada satu gambar dengan titik cahaya yang berbeda pada gambar lain yang diambil pada malam yang berbeda dan menyimpulkan bahwa kedua titik cahaya tadi ternyata merupakan sebuah objek yang sama.
Biasanya, titik cahaya tersebut merupakan asteroid yang telah bergerak. Saat ini, THOR bisa melacak 80 persen dari asteroid dekat Bumi yang memiliki diameter sekitar 140 meter atau lebih besar.