Asal Usul Meteor yang Kerap Menghantam Bumi Ternyata dari Planet Sebelah
Penelitian terbaru mengungkap asal usul 90 persen meteorit yang menghantam Bumi berasal dari tiga keluarga asteroid.
Sebuah penemuan mengejutkan berhasil diungkap para ilmuwan. Apa? Ternyata, lebih dari 90 persen meteorit yang menghantam Bumi kini dapat dilacak asal usulnya di luar angkasa. Sebelumnya, hanya sebagian kecil meteorit yang bisa dikaitkan langsung dengan tubuh induknya di ruang angkasa.
Mengutip Science Alert, Jumat (18/10), analisis masa lalu mengisyaratkan bahwa meteorit yang jatuh di Bumi memiliki asal usul yang sama karena terbuat dari bahan serupa dan hanya mengalami paparan radiasi kosmik dalam waktu singkat. Ini menunjukkan bahwa mereka berasal dari pemisahan yang relatif baru dari tubuh induk yang sama.
-
Mengapa meteorit menghantam Bumi? Studi mikrometeorit yang ditemukan dalam batu kapur dari periode Ordovisium dan kawah tumbukan di Bumi menunjukkan bahwa planet kita mengalami hantaman material kondrit biasa L secara besar-besaran sekitar 466 juta tahun yang lalu.
-
Dari mana asal meteorit yang jatuh ke Bumi? Sebuah tim peneliti internasional yang dipimpin oleh French National Centre for Scientific Research (CNRS), European Southern Observatory (ESO), dan Charles University telah melakukan studi mendalam tentang kelas meteorit ini. Mereka menemukan bahwa 70 persen meteorit yang jatuh ke bumi berasal dari tiga kelompok asteroid, yaitu Karin, Koronis, dan Massalia.
-
Dimana meteorid berasal? Meteorid atau 'bintang jatuh', merupakan benda langit yang terlihat 'jatuh' di malam hari.
-
Bagaimana meteor sampai ke Bumi? Saat meteorid menghantam satu sama lain di angkasa, serpihannya masuk ke Bumi. Serpihan tersebut, tersebar di langit dan jatuh di dataran Bumi.
-
Bagaimana dampak meteor ke bumi? Dampak dari tumbukan tersebut setara dengan kekuatan kejut yang dihasilkan oleh 10 miliar bom Hiroshima. Guncangan ini menjadi pemicu terbentuknya kawah Chicxulub di bawah Semenanjung Yucatán, Meksiko.
-
Bagaimana meteor masuk ke Bumi? Meteor adalah bagian dari batu luar angkasa yang bisa memasuki atmosfer Bumi dan jatuh ke tanah.
Tim peneliti dari Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis, Observatorium Selatan Eropa, dan Universitas Charles di Republik Ceko menggunakan kombinasi observasi teleskop yang sangat rinci dan simulasi model komputer untuk membandingkan asteroid di ruang angkasa dengan meteorit yang ditemukan di Bumi. Mereka berhasil mencocokkan jenis batuan dan jalur orbit antara keduanya.
Penelitian ini terutama berfokus pada chondrite H (kandungan besi tinggi) dan L (kandungan besi rendah), yang merupakan jenis meteorit paling umum, mewakili sekitar 70 persen dari total meteorit. Mereka dinamai demikian karena terdiri dari partikel kecil yang disebut chondrules, yang terbentuk akibat pendinginan cepat batuan cair.
Tiga Keluarga Asteroid
Para peneliti menyimpulkan bahwa meteorit H dan L chondrite ini berasal dari tiga keluarga asteroid yang terletak di sabuk asteroid utama antara Mars dan Jupiter, yakni Massalia, Karin, dan Koronis. Studi ini juga berhasil menandai tanggal tabrakan besar yang dialami oleh keluarga asteroid tersebut.
Massalia mengalami tabrakan besar 466 juta tahun dan 40 juta tahun yang lalu, sementara keluarga Karin dan Koronis mengalami tabrakan sekitar 5,8 juta dan 7,6 juta tahun yang lalu.
"Fakta-fakta pendukung termasuk adanya pita debu terkait, usia paparan radiasi kosmik meteorit H chondrite, dan distribusi orbit pra-atmosfer meteorit," tulis para peneliti dalam salah satu makalah yang dipublikasikan.
Hal ini menjelaskan bahwa sebagian besar meteorit yang menghantam Bumi saat ini berasal dari kelompok asteroid yang lebih sedikit dari yang diduga dan dari peristiwa tabrakan yang relatif baru. Peristiwa tabrakan ini menjelaskan mengapa meteorit tiba di era saat ini. Para peneliti juga memeriksa meteorit yang lebih jarang ditemukan selain H dan L chondrite, memperluas jumlah meteorit yang bisa diidentifikasi hingga lebih dari 90 persen.
Meteorit tersebut berasal dari keluarga asteroid Veritas, Polana, dan Eos. Informasi baru ini membantu para astronom mempelajari lebih lanjut tentang evolusi Tata Surya dan planet-planet kita, serta jalur masa depan asteroid dan meteorit. Tim peneliti tetap bertekad untuk terus mengamati dan memetakan hingga semua jenis meteorit teridentifikasi.
"Penelitian di masa depan harus fokus pada kelas yang tersisa, yaitu meteorit besi, pallasites, dan ureilites," tulis para peneliti dalam makalah lainnya.