Ilmuwan Temukan Asteroid Mirip Bumi Ini Punya Aliran Magma dan Air Asin
Asteroid Vesta memiliki orbit berbentuk elips dengan ukuran radial 283x279x223 kilometer.
Asteroid Vesta merupakan objek langit yang menarik perhatian banyak ahli astronomi serta ilmuwan. Asteroid ini ditemukan Heinrich Wilhelm Olbers pada 29 Maret 1807. Para ahli meyakini asteroid Vesta dapat memberikan wawasan mengenai proses pembentukan planet di alam semesta.
Dilansir Live Science, Rabu (30/10), Vesta merupakan asteroid terbesar kedua dan satu-satunya yang dapat terlihat dengan mata telanjang tanpa bantuan alat. Asteroid ini memiliki orbit berbentuk elips dengan ukuran radial 283x279x223 kilometer. Vesta termasuk dalam kategori asteroid yang dikenal sebagai "asteroid dekat bumi" (NEA), yang orbitnya mendekati planet kita.
-
Asteroid apa yang ditemukan? Para ilmuwan dari Asteroid Institute (Institut Asteroid) dan Universitas Washington telah menemukan 27.500 benda langit yang baru diidentifikasi menggunakan teknologi canggih.
-
Di mana asteroid berada saat berada dekat Bumi? 'Catatan penting di sini adalah para ilmuwan planet dapat mendefinisikan asteroid yang berada dalam jarak 30 juta mil dari orbit Bumi sebagai pendekatan jarak dekat,'
-
Asteroid apa yang mendekati bumi? Badan Luar Angkasa Amerika Serikat (NASA) memperingatkan publik sebuah asteroid besar dengan kecepatan 37.070 kilometer per jam, seukuran pesawat terbang, saat ini bergerak menuju Bumi.
-
Asteroid sebesar apa yang melintasi Bumi? Sebuah asteroid yang hampir sebesar Piramida Giza sedang dalam perjalanan melintasi Bumi hari ini, dan NASA telah memberikan peringatan terkait hal tersebut.
-
Dimana asteroid berada? Kebanyakan dari asteroid lain yang diidentifikasi berada di sabuk asteroid utama yang berada di antara orbit Mars dan Jupiter. Terdapat pula benda luar angkasa yang berada di orbit Jupiter (Trojan) dan luar orbit Neptunus (sabuk Kuiper).
-
Di mana asteroid itu berada? Dikutip dari the Times of India, Selasa (28/5), klasifikasi ini disebabkan oleh jarak terdekatnya yang diperkirakan sekitar 7 juta km dari Bumi, atau lebih dari 17 kali jarak ke Bulan.
Asteroid ini melakukan rotasi sekali dalam waktu 5,34 jam dan mengelilingi matahari dalam periode 3,63 tahun. Dengan ukuran yang cukup besar, Vesta diyakini memiliki struktur yang dapat dibedakan antara inti dan mantel, mirip dengan Bumi.
Vesta adalah satu-satunya asteroid yang utuh dan menunjukkan diferensiasi lengkap, dengan inti logam, mantel silikat, serta kerak basaltik yang tipis. Permukaan asteroid ini kaya akan mineral seperti basalt, yang mengindikasikan Vesta pernah mengalami aktivitas vulkanik.
Pada 2011, asteroid ini menjadi objek penelitian pertama yang dikunjungi pesawat luar angkasa milik NASA, Dawn. Observasi dari pesawat tersebut mengungkapkan sejarah geologi Vesta jauh lebih kompleks dari yang diperkirakan sebelumnya. Permukaan Vesta dipenuhi dengan banyak kawah, di mana yang terbesar memiliki diameter 500 kilometer, menunjukkan sejarah tabrakan yang dahsyat. Terdapat juga tanda-tanda aktivitas geologis, seperti aliran lava yang terdeteksi di permukaannya.
Warna Mencolok
Permukaan asteroid Vesta menampilkan berbagai warna yang mencolok, mulai dari gelap hingga cerah, yang disebabkan oleh keberadaan berbagai jenis mineral. Dalam penelitian di jurnal Geochimica et Cosmochimica Acta, sekelompok ilmuwan berhasil melakukan analisis mendalam terhadap sampel meteorit vulkanik yang terjaga dengan baik dan ditemukan di Antartika.
Sampel tersebut diketahui berasal dari asteroid Vesta yang jatuh ke Bumi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan lebih dalam mengenai karakteristik asteroid tersebut.
Data yang diperoleh menunjukkan, asteroid Vesta memiliki aktivitas vulkanik selama setidaknya 30 juta tahun setelah proses pembentukannya yang berlangsung sekitar 4,565 juta tahun yang lalu. Menurut peneliti, kantong magma seharusnya masih ada di Vesta, dan hal ini mungkin terkait dengan keberadaan lautan magma parsial yang mendingin di dalam kerak asteroid.
Selanjutnya, mereka menganalisis data untuk memahami kondisi di dalam asteroid dengan memperkirakan waktu yang dibutuhkan agar lapisan kerak Vesta mendingin. Beberapa meteor yang jatuh ke Bumi diduga berasal dari Vesta, seperti Howardites, Eucrites, dan Diogenite.
Penelitian ini menunjukkan, komposisi kimia dan isotop dari meteor tersebut sangat mirip dengan permukaan Vesta. Meteor-meteor ini kemungkinan terbentuk akibat tabrakan yang cukup kuat di Vesta, yang dapat melepaskan material ke luar angkasa. Proses ini memungkinkan material dari Vesta terlempar ke orbit yang akhirnya jatuh ke Bumi.
Air Asin
Penelitian terbaru menunjukkan asteroid Vesta, salah satu yang terbesar di sabuk asteroid, kemungkinan pernah memiliki aliran air asin di permukaannya. Data yang dianalisis dari pesawat luar angkasa Dawn mengungkapkan adanya mineral yang terbentuk akibat proses penguapan air asin, serta tanda-tanda erosi yang mengindikasikan adanya aktivitas cairan di masa lalu.
Dikutip dari laman Science News pada Rabu (30/10), penelitian lebih lanjut mengindikasikan keberadaan air asin ini mungkin disebabkan proses geologis yang menciptakan kondisi untuk akumulasi dan penguapan air. Mineral-mineral yang terdeteksi juga menunjukkan Vesta pernah memiliki suhu dan tekanan yang cukup untuk mendukung keberadaan air dalam bentuk cair.
Di samping itu, pengamatan terhadap kawah-kawah dan struktur permukaan lainnya menunjukkan pola erosi yang dapat dihubungkan dengan aliran cairan, yang mendukung teori bahwa Vesta pernah mengalami perubahan lingkungan yang signifikan. Temuan ini menambah wawasan tentang bagaimana kondisi di planet kecil dapat berubah seiring waktu dan membuka kemungkinan bahwa Vesta, meskipun saat ini sangat kering, pernah memiliki lingkungan yang lebih beragam.