Pakai Komputer Canggih Ilmuwan Mau Bersihkan 35 Ribu Puing Sampah di Luar Angkasa
Terdapat 35.610 keping puing luar angkasa yang berukuran lebih dari 4 inci.
Terdapat 35.610 keping puing luar angkasa yang berukuran lebih dari 4 inci.
Pakai Komputer Canggih Ilmuwan Mau Bersihkan 35 Ribu Puing Sampah di Luar Angkasa
Ilmuwan dari Michigan University menemukan cara untuk mengatasi sampah-sampah yang bertebaran di luar angkasa dengan menggunakan simulasi komputer canggih milik NASA.
Hal tersebut dilakukan karena berdasarkan sebuah studi yang menemukan bahwa terdapat tabrakan orbit, yang menyebabkan sinyal dari potongan kecil sampah luar angkasa memancarkan sinyal ke Bumi.
-
Apa yang digunakan untuk membersihkan sampah luar angkasa? Penggunaan tas khusus sedang disiapkan perusahaan ini untuk mengais sampah luar angkasa.
-
Kenapa penting membersihkan sampah luar angkasa? Kerjasama yang dilakukan oleh TransAstra dan NASA ini selain untuk mengurangi penumpukan sampah di ruang angkasa, hal ini juga dapat mempermudah pergerakan satelit dan pesawat ruang angkasa yang datang.
-
Dimana letak sampah luar angkasa? Laporan dari Earth How, Sabtu (21/10) menyatakan bahwa jumlah sampah luar angkasa lebih dari 5500 ton. Jarak sampah luar angkasa ini beragam, dimulai dari 700 hingga 360.000 kilometer di atas permukaan Bumi.
-
Dimana sampah luar angkasa berada? Melansir dari situs BGR, Minggu, (2/9), menurut Badan Antariksa Eropa, Bumi ini dikelilingi oleh 26.500 keping puing dengan lebar 4 inci.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas sampah luar angkasa? NASA mengatakan benda itu adalah bagian dari perangkat keras seberat 2.630 kg (5.800 pon) yang dibuang oleh Stasiun Luar Angkasa Internasional setelah stasiun tersebut memasang baterai lithium-ion baru.
-
Siapa yang melacak sampah antariksa? Menurut laporan Science Alert, Kamis (24/10/2024), Angkatan Antariksa Amerika Serikat (US Space Force) sedang melacak sekitar 20 potongan puing dari satelit yang meledak tersebut.
Mengutip Space, Minggu, (17/12), menurut Badan Antariksa Eropa (ESA), pada November lalu terdapat 35.610 keping puing luar angkasa yang berukuran lebih dari 4 inci.
Benda-benda tersebut merupakan satelit tua, roket bekas, pecahan-pecahan dari tabrakan dan ledakan orbital.
Ribuan potongan tersebut juga sebagian besar tidak terlihat oleh radar dan teleskop optik yang melacak puing-puing. Potongan-potongan tersebut pada akhirnya nanti berpotensi menabrak satelit yang sedang beroperasi.
Hal ini dilakukan karena benda-benda tersebut seringkali bertabrakan dan pecahan kecilnya akan mengeluarkan muatan listrik.
Dari hasil peristiwa tersebut akhirnya peneliti menyimpulkan bahwa sinyal yang dihasilkan oleh tabrakan tersebut bersifat pendek dan lemah.
Namun, para ilmuwan tetap mencari potongan-potongan kecil dari puing yang tidak terlihat tetapi berbahaya dan tersebar di sekitar Bumi.
Setelah memperkirakan hal tersebut akhirnya tim peneliti membandingkan data sinyal yang diukur oleh Deep Space Network milik NASA dan jaringan antena di seluruh dunia yang membantu badan antariksa AS berkomunikasi dengan alat-alat luar negeri yang tersebar jauh.
Melalui alat tersebut peneliti berharap berhasil untuk menghilangkan dampak dari sampah dari puing-puing di luar angkasa tidak mengganggu orbital, dan menghindari dampak dari Sindrom Kessler atau tabrakan yang menghasilkan pecahan dan mengancam ruang angkasa yang diprediksi oleh fisikawan NASA pada tahun 1970.