Penemuan Fosil Kotoran Purba Ini Ungkap Cara Dinosaurus Jadi Penguasa Bumi
Kotoran purba yang sering dianggap sepele, namun menyimpan informasi penting mengenai sejarah evolusi dinosaurus.
Dinosaurus pertama kali muncul sekitar 230 juta tahun yang lalu dan awalnya hanya merupakan sekelompok kecil dari berbagai reptil kuno yang mengisi planet Bumi. Namun, dalam waktu 30 juta tahun, mereka berhasil menjadi penguasa Bumi dengan beragam bentuk, ukuran, dan kemampuan.
Sementara banyak reptil lainnya mengalami kepunahan, dinosaurus terus beradaptasi dan berkembang. Pertanyaan yang muncul adalah, apa yang membuat mereka begitu sukses dalam evolusi? Sebuah penelitian yang baru diterbitkan di jurnal "Nature" memberikan sedikit petunjuk mengenai misteri ini.
-
Mengapa dinosaurus menjadi makhluk paling berkuasa di Bumi? Dinosaurus mungkin telah mengambil alih planet ini dan berkuasa selama lebih dari 160 juta tahun berkat cara mereka berjalan. Dengan beradaptasi untuk berjalan dengan dua dan empat kaki, mereka melakukan diversifikasi dan mengungguli organisme lain untuk menjadi vertebrata darat yang dominan sejak akhir zaman Trias (251,9 juta hingga 201,3 juta tahun yang lalu) sampai kepunahannya sekitar 66 juta tahun yang lalu pada Periode Kapur (145 juta hingga 66 juta tahun yang lalu).
-
Apa temuan penting dari fosil dinosaurus? Spesimen ini memberikan dukungan terbatas terhadap hipotesis bahwa dinosaurus megaraptorid mungkin berasal dari Australia.
-
Bagaimana fosil dinosaurus ditemukan? Fosil dinosaurus sebenarnya ditemukan di semua benua. Hanya saja memang jumlah penemuannya tidak masif dan tidak merata antara satu tempat dengan wilayah lain. Ini lantaran proses fosilisasi yang jarang terjadi dan hanya terbentuk dalam keadaan tertentu saja.
-
Apa yang menyebabkan munculnya fosil dinosaurus? Fosil lebih mungkin muncul setelah hujan, karena air mengungkap material dengan menghilangkan sedimen yang menutupinya, dalam fenomena yang dikenal sebagai pelapukan.
Rahasia keberhasilan dinosaurus terletak pada sisa-sisa yang mereka tinggalkan, yaitu muntahan dan kotoran purba yang menjadi fosil. Penelitian ini dipimpin oleh Martin Qvarnstrm, seorang ahli paleontologi dari Universitas Uppsala, Swedia. Timnya meneliti bromalit, yang merupakan sisa-sisa dari sistem pencernaan dinosaurus, termasuk coprolite (kotoran fosil) dan regurgitalite (muntahan fosil).
"Bromalit mengandung banyak informasi paleoekologi, tetapi selama ini sering dianggap remeh atau bahkan hanya dianggap lelucon di dunia paleontologi," ungkap Qvarnstrm, seperti yang dilansir oleh CNN pada Jumat (29/11).
Penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran dan variasi bromalit meningkat seiring dengan waktu, yang mengindikasikan munculnya dinosaurus yang lebih besar dan pola makan yang lebih beragam.
Analisis Bentuk dan Isi Kotoran Dinosaurus
Studi ini mencakup analisis mendalam mengenai bentuk dan kandungan bromalit. Peneliti mengaitkan temuan tersebut dengan fosil kerangka serta jejak kaki yang ditemukan di lokasi yang sama. Dengan cara ini, mereka dapat menentukan jenis, ukuran, dan jumlah hewan yang pernah menghuni suatu lanskap pada periode tertentu.
Beberapa coprolite menunjukkan bentuk spiral, yang diduga berasal dari dinosaurus dengan usus berbentuk serupa. Sementara itu, fosil lainnya memerlukan pemindaian 3D menggunakan teknologi canggih di European Synchrotron Radiation Facility yang terletak di Prancis. Fasilitas tersebut mampu menghasilkan sinar-X yang 10 triliun kali lebih terang dibandingkan sinar-X medis, sehingga memungkinkan analisis pada tingkat molekul.
"Beberapa coprolite terlihat jelas seperti kotoran anjing di taman, tetapi yang lain, terutama dari herbivora, lebih sulit dikenali," kata Qvarnstrm.
Coprolite yang diteliti mengandung sisa-sisa ikan, serangga, tumbuhan, dan bahkan tulang-tulang yang hancur akibat predator. Beberapa sisa tersebut terawetkan dengan sangat baik, termasuk kumbang kecil dan ikan yang masih setengah utuh. Penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang ekosistem purba dan bagaimana dinosaurus dapat mendominasi lingkungan mereka.
Menguasai Bumi
Penelitian ini dilakukan di Cekungan Polandia, di mana lebih dari 500 fosil berhasil dikumpulkan dari 10 lokasi selama kurun waktu 25 tahun. Fosil-fosil tersebut berasal dari periode Trias Akhir hingga Jura Awal, yang berlangsung sekitar 247 hingga 200 juta tahun yang lalu.
Para peneliti mengamati perubahan dari ekosistem yang memiliki sedikit dinosaurus menjadi ekosistem yang didominasi oleh mereka.
"Teknik yang digunakan dalam studi ini dapat diterapkan di lokasi lain untuk memberikan konteks global yang lebih luas," ungkap Lawrence H. Tanner, seorang paleontolog dari Le Moyne College, New York.