Sedang Mendaki Gunung, Pria Ini Temukan Jejak Kaki Reptil 280 Juta Tahun
Penemuan ini di pegunungan Valtellina Orobie di Lombardy berasal dari sekitar 280 juta tahun lalu .
Seorang pendaki di Pegunungan Alpen bagian utara Italia menemukan jejak pertama dari ekosistem prasejarah lengkap, yang menurut para ilmuwan meliputi jejak kaki reptil dan amfibi yang terawetkan dengan baik.
Temuan ini terungkap akibat mencairnya salju dan es yang dipicu oleh perubahan iklim.Penemuan ini di pegunungan Valtellina Orobie di Lombardy berasal dari sekitar 280 juta tahun lalu pada periode Permian, masa sebelum keberadaan dinosaurus, menurut para ilmuwan.
-
Siapa yang menemukan reptil purba? Ahli paleontologi di India telah berhasil mengidentifikasi dan mengklasifikasikan spesies baru dari kelompok reptil proterosuchid.
-
Siapa yang menemukan fosil reptil purba? Tim ilmuwan menemukan kerangka hewan purba ini di ladang padi di negara bagian Rio Grande do Sul.
-
Apa hewan purba yang ditemukan? Hewan purba ini merupakan spesies Dinocephalosaurus orientalis.
-
Siapa yang menemukan jejak kaki manusia purba? Dalam penelitian awal, sekelompok arkeolog mengklaim telah menemukan jejak kaki manusia yang berusia 23.000 hingga 20.000 tahun di Taman Nasional White Sands, New Mexico.
-
Apa jenis hewan purba yang ditemukan? Sumber: CNN Berdasarkan hasil CT-scan mikro, sarang dan telur ini milik belalang.
-
Hewan purba apa yang ditemukan? Fosil tengkorak yang masih utuh itu ditemukan dalam endapan batu raksasa. Berkat penemuannya, ilmuwan berhasil mengidentifikasi spesies baru anjing laut.
Claudia Steffensen, penduduk desa Lovero di provinsi Sondrio, bersama suaminya sedang berjalan-jalan di lembah Ambria, dekat perbatasan Swiss, ketika ia menemukan batu berwarna abu-abu muda dengan pola "aneh.
"Musim panas lalu sangat panas dan kami ingin menghindari panasnya, jadi kami pergi ke pegunungan," kata Steffensen.
"Dalam perjalanan turun, kami harus berhati-hati di jalan setapak berbatu. Suami saya ada di depan, fokus melihat ke depan, sementara saya melihat ke bawah. Saya menginjak batu yang tampak seperti lempengan semen dan melihat pola melingkar aneh dengan garis bergelombang. Ketika saya melihat lebih dekat, saya menyadari itu adalah jejak kaki," tambahnya.
Menurut laporan The Guardian, Jumat (29/11), Steffensen mengambil foto dan mengirimkannya kepada temannya, Elio Della Ferrera, seorang fotografer alam. Della Ferrera kemudian mengirim foto itu kepada Cristiano Dal Sasso, seorang paleontolog di museum sejarah alam di Milan, yang kemudian berkonsultasi dengan para ahli lainnya.
Jejak kaki yang ditemukan pada ketinggian 1.700 meter di atas permukaan laut ternyata milik reptil prasejarah. Para ahli memetakan area taman alam Valtellina Orobie, termasuk di ketinggian hampir 3.000 meter, dan kunjungan ke lokasi sejak musim panas 2023 telah mengungkap ratusan jejak kaki fosil reptil, amfibi, dan serangga lainnya, yang sering kali masih sejajar membentuk "jejak."
Jejak ini diyakini berasal dari setidaknya lima spesies hewan yang berbeda. Dalam sebuah pernyataan, Dal Sasso mengatakan, "Dinosaurus belum ada pada saat itu, tetapi penemu jejak kaki terbesar ini pasti berukuran cukup besar, bisa mencapai panjang 2-3 meter."
Lorenzo Marchetti, seorang iknolog di museum sejarah alam di Berlin, mengatakan bahwa pelestarian jejak kaki tersebut sangat mengesankan, mengungkapkan "detail yang menakjubkan," seperti "jejak kuku dan kulit perut beberapa hewan.
Ekosistem ini juga mengungkap adanya fragmen fosil tanaman, biji-bijian, dan bahkan jejak tetesan air hujan. Periode Permian berakhir dengan peristiwa kepunahan massal terbesar yang pernah terjadi di dunia, yang dipicu oleh peningkatan suhu yang tiba-tiba.
Pemanasan global saat ini telah mengungkap jejak hewan prasejarah lainnya di Pegunungan Alpen Italia, termasuk jejak kaki reptil mirip buaya yang ditemukan di ketinggian 2.200 meter di Altopiano della Gardetta, di provinsi Cuneo di Piedmont.
"Penemuan di lembah Ambria ini juga merupakan dampak dari perubahan iklim," kata Doriano Codega, presiden taman alam Valtellina Orobie.
"Yang luar biasa adalah ketinggiannya. Peninggalan ini ditemukan di dataran yang sangat tinggi dan terpelihara dengan sangat baik. Wilayah ini rentan terhadap tanah longsor, jadi batuan yang terlepas bisa mengungkap fosil-fosil ini. Ini adalah penemuan paleontologi yang sangat penting," ungkapnya.
Beberapa artefak baru-baru ini dibawa ke Milan dan dipamerkan di museum sejarah alam minggu ini. Penelitian akan terus dilakukan di lokasi tersebut, kata para ahli. Steffensen, yang penemuannya dikenal sebagai "Rock Zero", mengatakan, "Saya merasa sangat bangga, terutama karena telah memberikan kontribusi kecil bagi sains."
Reporter magang: Nadya Nur Aulia