Arkeolog Temukan Gambar Manusia dan Hewan di Batu Berusia 3.500 Tahun, Jadi Bukti Seni Cadas Sejak Zaman Perunggu
Arkeolog Temukan Gambar Manusia dan Hewan di Batu Berusia 3.500 Tahun, Jadi Bukti Seni Cadas Sejak Zaman Perunggu
arkeologSekitar 100 petroglif (ukiran gambar pada batu) yang berasal dari sekitar 3.500 tahun lalu ditemukan di Kazakhstan.
Arkeolog Temukan Gambar Manusia dan Hewan di Batu Berusia 3.500 Tahun, Jadi Bukti Seni Cadas Sejak Zaman Perunggu
Namun, seorang peneliti mengatakan penemuan ini tidak sepenuhnya baru, karena telah dirahasiakan untuk melindungi situs tersebut sampai bisa diteliti lebih dekat, seperti Demikian dilansir dari Live Science, akhir pekan lalu.
Petroglif adalah ukiran yang dibuat dengan mengikis permukaan batu. Petroglif yang dilaporkan baru ditemukan di wilayah Zhambyl (juga dieja Jambyl), yang terletak di tenggara Kazakhstan. Mereka berasal dari zaman Perunggu atau Zaman Besi Awal, menurut Astana Times, kantor berita di Kazakhstan.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di bawah batu naga? Sebuah penemuan arkeologi mengungkap batu setinggi 3,5 meter yang berasal dari abad ke-16 SM, digunakan oleh masyarakat prasejarah yang disebut Armenia untuk mengubur dua bayi baru lahir dan seorang wanita dewasa di bawahnya.
-
Siapa yang memimpin penggalian arkeologi yang menemukan batu unik ini? Penggalian ini dilaksanakan Universitas Glasglow, dipimpin Profesor Stephen Driscoll.
-
Kenapa penemuan meterai batu ini penting bagi para arkeolog? Menurut para arkeolog, artefak itu merupakan "mata rantai yang hilang" dalam perkembangan motif populer yang muncul dalam Alkitab dan mitologi Yunani.
-
Bagaimana para arkeolog menemukan kuburan tersebut? Penemuan ini terjadi saat sedang melakukan pekerjaan rutin membersihkan jalur untuk pengunjung baru, yang terletak di antara dua kuil yang menonjol.
-
Di mana tim arkeolog menemukan perkakas batu dan kerangka manusia purba? Saat menjelajahi gua di Jerman, tim arkeolog menemukan koleksi langka artefak dan kerangka manusia purba, termasuk beruang gua.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di Mesir Kuno? Pada awal milenium pertama, banyak mumi di Mesir ditemukan dengan potret seperti aslinya yang memperliahatkan mata mumi yang cerah, gaya rambut, dan perhiasannya.
Persisnya berapa lama zaman Perunggu dan zaman Besi awal berlangsung di Kazakhstan merupakan topik perdebatan di antara para ahli,
tetapi secara keseluruhan, keduanya kemungkinan berasal dari 4.000 hingga 2.500 tahun lalu.
Petroglif tersebut ditemukan selama kegiatan tim sukarelawan nasional yang bertujuan untuk membersihkan lingkungan, kata Astana Times.
Setelah penemuan terjadi, para arkeolog lokal didatangkan untuk memeriksa petroglif tersebut.
Petroglif-petroglif itu menunjukkan gambar hewan dan manusia, dengan contoh-contoh seperti unta berpunuk dua, argali (sejenis domba liar), dan penggambaran orang-orang yang sedang berburu, demikian yang dilaporkan Astana Times.
Petroglif-petroglif itu tersebar di area yang panjangnya 20 hingga 25 meter dan lebarnya 1,5 hingga 2 meter, ujar Sauran Kaliyev, seorang arkeolog yang meneliti petroglif-petroglif itu, kepada Astana Times.
amun, situs ini “sama sekali tidak baru” dan terkenal di kalangan para ahli, kata Viktor Novozhenov, seorang arkeolog dari Institut Arkeologi Saryarka di Universitas Negeri Karaganda di Kazakhstan,
- Arkeolog Bongkar Dugaan Nenek Moyang Manusia Adalah Pelaut Ulung yang Bisa Bikin Perahu dan Punya Bahasa
- Arkeolog Temukan Gambar Hewan Ternak di Batu Berusia 4.000 Tahun, Jadi Bukti Gurun Sahara Dulu Pernah Hijau Subur
- Arkeolog Temukan Jejak Darah Manusia Pada Dinding Makam Kuno Bangsawan, Ternyata Ada Kisah Horor di Baliknya
- Di Bawah Lapangan Bola, Arkeolog Temukan Artefak Berusia 3.500 Tahun, Ada Guci dan Tungku Tanah Liat
- 10 Wisata Gunung Bromo Terfavorit, Ada Spot Sunrise yang Eksotis
- VIDEO: Ngeri! Anggota DPR Berapi-Api Depan AHY Cerita Harimau Sampai Buaya Terkam Orang
Novozhenov, yang tidak terlibat dalam proyek sukarelawan ini, mencatat situs ini belum dipelajari secara rinci dan
petroglifnya belum dideskripsikan dalam jurnal yang telah ditelaah oleh rekan sejawat.
Ketika para ahli menemukan situs seni cadas di Kazakhstan, mereka terkadang lebih memilih untuk merahasiakan lokasinya hingga bisa dicatat dan dipublikasikan dengan baik, kata Novozhenov, dengan mencatat perusakan situs seni cadas semacam itu oleh perusak atau orang lain terkadang menjadi masalah.
Novozhenov mengatakan lebih banyak dana dan sumber daya dibutuhkan untuk merekam situs-situs seni cadas ini dengan baik. “Kami tidak memiliki cukup ahli dan dana untuk melakukan analisis dan penelitian lapangan,” katanya.
Arkeolog dan pejabat pemerintah yang terlibat dalam itu kini tidak membalas permintaan untuk berkomentar pada saat publikasi ini.