Bantu Tukang Kebun Gali Kentang, Anak Sekolah Temukan Patung Mesir Kuno Berusia 4.000 Tahun
Mengapa patung Mesir kuno ini ada di Skotlandia masih menjadi misteri.
Bantu Tukang Kebun Gali Kentang, Anak Sekolah Temukan Patung Mesir Kuno Berusia 4.000 Tahun
Sebuah mahakarya Mesir kuno berusia 4.000 tahun ditemukan tidak sengaja oleh anak sekolah yang sedang membantu tukang kebun menggali kentang sebagai bagian dari hukumannya di sekolah pada tahun 1952 di Five, Skotlandia.
Para peneliti mengatakan temuan ini akan menjadi harta karun kuno pertama dari 18 barang antik Mesir yang digali pada lokasi terpisah selama 30 tahun di tempat yang paling tidak terduga di Melville House, sebuah bangunan bersejarah di dekat paroki kecil Monimail.
Sumber: The Guardian
Sebagian besar koleksi barang antik saat ini tersimpan di Museum Nasional Skotlandia (NMS). Pada 1952, Melville House menjadi tempat bagi Sekolah Dalhousie. Suatu ketika, seorang guru membawa penemuan dari seorang anak laki-laki ke Museum Kerajaan Skotlandia, sekarang menjadi NMS. Di sana, seorang pakar arkeologi Mesir Kuno bernama Cyril Aldred menyadari pentingnya patung kepala dari batu pasir merah yang berasal dari dinasti pertengahan ke-12 sekitar 1922-1855 SM. Kualitas dari artefak ini menunjukkan bahwa ia berasal dari bengkel kerja kerajaan.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Mesir Kuno? Pada awal milenium pertama, banyak mumi di Mesir ditemukan dengan potret seperti aslinya yang memperliahatkan mata mumi yang cerah, gaya rambut, dan perhiasannya.
-
Apa itu Artefak Mesir Kuno? Desain Unik Kaos Kaki Mesir Kuno Berusia 1600 Tahun, Harus Dipakai dengan Sandal Sepasang kaos kaki ini diyakini berasal dari tahun 250-420 Masehi dan digali di Mesir pada akhir abad ke-19. Informasi ini berasal dari situs Victoria and Albert Museum, di mana kita dapat memahami lebih banyak tentang kaos kaki Mesir yang menarik ini, serta teknik khas yang sekarang lenyap yang digunakan untuk membuat kaos kaki di Mesir pada saat itu.
-
Kapan patung Mesir Kuno itu dibuat? Ialah patung yang berasal dari sekitar tahun 1340 SM, pada masa yang dikenal sebagai periode Amarna.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di makam Mesir Kuno? Mereka berhasil menemukan makam seorang pejabat Mesir kuno dari pertengahan milenium pertama SM, yang dihiasi dengan kemewahan yang sangat mengesankan.
-
Siapa yang menemukan patung batu? 'Kami pergi berburu jamur dan menemukan ini,' kata Pramul Kongkratok, salah satu yang menemukan patung tersebut, dikutip dari Smithsonian Magazine, Senin (27/5). 'Saya sudah lama tinggal di sini, tapi saya baru tahu ada benda ini di sekitar sini. Ini adalah sebuah berkah.'
-
Apa benda yang ditemukan oleh arkeolog? Arkeolog menemukan patung emas yang menggambarkan seorang pejuang tengah menunggang kuda menuju medan pertempuran.
Guru pembimbing, McNie, membawa benda tersebut ke museum untuk diidentifikasi. Dengan kebetulan yang sangat aneh, dialah anak lelaki yang menemukan kepala tersebut pada tahun 1952. Aldred menyarankan agar kepala itu dibersihkan oleh staf museum, tetapi McNie membawa patung banteng tersebut pergi bersamanya dan kepala tersebut menghilang tanpa jejak.
Setelah Sekolah Dalhousie ditutup, Melville House dibeli pada tahun 1975 oleh dewan regional Fife untuk digunakan sebagai sekolah asrama para remaja pelanggar dan anak-anak dengan masalah perilaku hingga tahun 1998.
Pada tahun 1984, sekelompok remaja mengunjungi museum arkeologi Mediterania dengan membawa sebuah benda untuk diidentifikasi saat Dr. Elizaneth Goring menjabat sebagai kurator museum. Pihak museum menyatakan artefak tersebut merupakan patung seorang pria dari perunggu Mesir kuno. Goring mengingat kisah dari pendahulunya, Aldred, tentang penemuan Mesir sebelumnya di halaman Melville, dan dia menyadari bahwa patung yang ditemukan di sana pasti memiliki keterkaitan.
“Ini adalah salah satu kisah paling luar biasa yang terjadi pada saya selama 26 tahun saya berada di museum,” ujar Dr Elizabeth Goring.
Penemuan tersebut dengan jelas membuktikan bahwa ada koleksi di Melville House, namun cara benda-benda tersebut sampai di sana dan alasan mengapa akhirnya terkubur masih menjadi misteri.
Penuh rasa ingin tahu, seseorang memutuskan untuk "menggali lebih dalam" dan merencanakan kunjungan ke sekolah tersebut untuk mengetahui lokasi patung dikuburkan. Sayangnya, ketika benda tersebut dibawa ke museum sekitar tiga tahun kemudian, penemunya sudah berada di Penjara Saughton di Edinburgh. Pertemuan di Melville House diatur di bawah pengawasan petugas masa percobaan, dan dia menunjukkan lokasi yang sulit ditemukan.
Para ahli di British Museum setuju bahwa patung tersebut menggambarkan seorang pendeta membawa persembahan, suatu tema yang tidak biasa. Kemungkinan dibuat pada masa dinasti ke-25 sekitar 747-656 SM.
Goring terus menyelidiki situs tersebut, menemukan berbagai benda lain, mulai dari bagian atas patung faience dewi Isis yang sedang menyusui putranya Horus hingga fragmen plakat faience bergambar Mata Horus.
Melville House, awalnya dibangun oleh Earl of Melville pertama pada tahun 1697, kini berfungsi sebagai akomodasi liburan mandiri.
Penelitian Goring juga melibatkan hak legal atas barang-barang antik tersebut, dengan tujuan menentukan apakah mereka dirampas oleh anggota keluarga Leven dan Melville yang pernah tinggal di properti tersebut. Pada tahun 1984, disetujui bahwa barang-barang tersebut seharusnya dianggap sebagai harta karun dan diakuisisi oleh museum.
Kisah penemuan ini pertama kali diungkapkan oleh Goring dan penggantinya, Dr. Margaret Maitland, dalam Proceedings of the Society of Antiquaries of Scotland yang akan diterbitkan pada tanggal 30 November.
Salah satu kemungkinan adalah bahwa properti tersebut diperoleh oleh Alexander, Lord Balgonie, pewaris properti tersebut, yang mengunjungi Mesir pada tahun 1856 untuk memulihkan kesehatannya setelah sakit selama bertugas di perang Krimea. Namun, kembali ke Inggris dalam keadaan lemah dan meninggal pada tahun 1857, pada usia 24 tahun, karena TBC.
Kesedihan dan kisah sedih seputar barang-barang antik tersebut mungkin mendorong seseorang untuk membuangnya. Terdapat juga kemungkinan kaitan dengan "kutukan mumi" pada tahun 1860-an, yang bisa menghubungkan barang-barang antik tersebut dengan nasib buruk, mendorong seseorang untuk menguburkannya.
"Kami tidak dapat memastikan apakah takhayul memainkan peran dalam meninggalkannya, tetapi itu bukan tidak mungkin," kata Maitland, kurator utama Mediterania Kuno di NMS.
Sumber: The Guardian