Asal Usul Manusia Memikirkan Keberadaan Alien
Ini riwayat manusia mulai memikirkan keberadaan alien di alam semesta.
Ini riwayat manusia mulai memikirkan keberadaan alien di alam semesta.
Asal Usul Manusia Memikirkan Keberadaan Alien
Pemikiran tentang keberadaan alien telah dimulai sejak waktu yang lama.
Tetapi, kapan tepatnya manusia mulai berpikir tentang keberadaan makhluk luar angkasa ini?
-
Kenapa ilmuwan percaya alien mungkin ada? Fakta bahwa kehidupan dapat berkembang di kondisi yang sangat tidak bersahabat ini mendorong spekulasi bahwa mikroba serupa mungkin ada di planet atau bulan lain dengan kondisi ekstrem, seperti Mars yang kering dan dingin atau Europa, salah satu bulan Jupiter yang memiliki lautan di bawah lapisan es.
-
Mengapa keyakinan tentang kunjungan alien menjadi masalah? Masalah ini tidak hanya menumbuhkan teori konspirasi, tetapi juga berisiko mengurangi kepercayaan pada institusi demokrasi.
-
Di mana alien terlihat? Mereka terlihat di pulau Ilha do Mel, Brasil.
-
Alien bergerak? Meskipun begitu, alien mungkin memiliki beberapa ciri yang mirip dengan binatang di Bumi, seperti mata untuk melihat dan anggota tubuh untuk bergerak.
-
Siapa yang melihat alien? Hal itu diketahui oleh saksi mata Sara Dalete.
-
Di mana alien mungkin hidup? Beberapa eksoplanet tersebut ditemukan berada di zona layak huni, yaitu jarak dari bintangnya yang memungkinkan keberadaan air dalam bentuk cair, yang merupakan salah satu elemen penting bagi kehidupan seperti yang kita kenal di Bumi.
Menurut laporan IFL Science dan SLATE, Senin (20/11), catatan mengenai ‘peristiwa aneh di langit’ telah dilaporkan dari Yunani dan Romawi yang berasal antara tahun 223 hingga 91 SM. Tetapi dari semua catatan ini, tidak ada yang membahas konteks makhluk asing.
Diduga, pemikiran mengenai adanya kehidupan lain di luar Bumi mungkin bermula pada abad ke-5 SM, ketika filsuf Leucippus dan Democritus mengembangkan gagasan atomisme.
Atomisme merupakan gagasan bahwa alam semesta terdiri dari bagian-bagian kecil yang tidak terbagi, berputar dan bergabung untuk membentuk objek dan dunia.
Dari pengembangan ini, Democritus pun mempercayai bahwa ada pasokan tidak terbatas dari atom yang membentuk alam semesta, sehingga dia berspekulasi bahwa jumlah dunia juga tidak terbatas. Tidak mungkin hanya ada satu dunia yang tercipta dari jumlah atom yang tidak terbatas itu.
Gagasan ini kemudian didukung oleh pernyataan penyair terkenal dari Romawi, Lucretius.
“Tidak ada yang unik dan sendirian di dalam semesta dan oleh karena itu, di wilayah lain harus ada Bumi lain yang dihuni oleh suku-suku manusia yang berbeda dan jenis binatang yang berbeda,” katanya.
Pro Kontra Filsuf
Namun, filsuf Aristoteles menolak gagasan ini. Agama yang berkembang saat itu juga meredam gagasan ilmiah yang tidak menggambarkan Tuhan sebagai sesuatu kurang dari kata all powerful.
Diskusi mengenai gagasan ini dilanjutkan oleh filsuf asal Jerman yaitu Nicholas of Cusa.
Sekitar pada tahun 1439-1440, dia menulis sebuah buku mengenai gagasan ini. Inti dari pandangannya adalah bahwa di setiap planet berbeda pasti ada penduduk yang berbeda-beda pula.
“Dapat diperkirakan bahwa di daerah Matahari ada makhluk Matahari, penduduk yang cerah dan terang benderang dan secara alami lebih spiritual daripada yang mungkin menghuni Bulan. Sementara yang di Bumi lebih kasar dan material," tambah dia.
Buku ini mungkin adalah referensi pertama mengenai gagasan keberadaan makhluk asing yang hidup di dunia lain di alam semesta.