Ilmuwan ungkap Ada Potensi Kehidupan di Uranus
Misi pertama yang bertujuan untuk mengungkap rahasia Planet Uranus dilakukan oleh Voyager 2 milik NASA pada tahun 1986.
Planet Uranus ditemukan oleh astronom Inggris yang lahir di Jerman, William Herschel, pada tahun 1781. Dengan bantuan teleskop, Uranus menjadi planet pertama yang teridentifikasi. Misi pertama untuk menyelidiki misteri Planet Uranus dilaksanakan oleh wahana antariksa Voyager 2 milik NASA pada tahun 1986.
Data yang diperoleh dari wahana legendaris ini memberikan wawasan baru tentang planet dingin tersebut. Namun, setelah empat dekade, para ilmuwan menyadari bahwa beberapa hasil pengamatan terhadap Planet Uranus ternyata tidak sepenuhnya akurat.
-
Apa yang dilakukan para ilmuwan untuk mempelajari atmosfer Uranus? Para ilmuwan kemudian menciptakan analog atmosfer menggunakan campuran gas yang mirip dengan yang ditemukan di Neptunus dan Uranus, dan melakukan penyelidikan dengan kecepatan setara hingga 19 kilometer per detik.
-
Bagaimana ilmuwan cari kehidupan di planet lain? Ilmuwan memahami bahwa kehidupan di Mars bisa sangat berbeda dengan kehidupan di Bumi. Jadi, mereka merancang eksperimen untuk mencari aktivitas kehidupan, bukan bentuk atau molekul tertentu.
-
Siapa yang menemukan potensi kehidupan di cekungan Mars? Studi tersebut diungkapkan oleh tim peneliti asal India yang tengah melakukan pada eksplorasi pencarian sumber air di Mars.
-
Planet baru apa yang bisa dihuni? Para ilmuwan telah menemukan planet baru yang berpotensi mendukung kehidupan manusia, bernama Gliese 12b.
-
Bagaimana peneliti menemukan tanda kehidupan di Saturnus? Ketika diteliti ternyata ditemukan molekul-molekul yang mengandung karbon dioksida dan amonia. Kedua molekul ini merupakan molekul pembangun kehidupan yang ditemukan dari retakan es yang menempel.
-
Dimana kehidupan alien bisa berkembang? Mengutip dari BBC, Selasa (15/10), terdapat milyaran planet yang mungkin bisa dihuni di galaksi Bima Sakti, yang memiliki antara 100 hingga 400 miliar bintang.
Hal ini disebabkan oleh terjangan angin matahari yang mempengaruhi permukaan Uranus, sehingga Voyager 2 "salah" dalam menerjemahkan data.
Para peneliti menganalisis data selama delapan bulan pada periode kunjungan Voyager 2. Mereka menemukan bahwa angin matahari dapat merusak magnetosfer Planet Uranus. Selain itu, angin matahari juga menciptakan gelembung magnetik pelindung yang berukuran sekitar 20 persen dari volume normal planet.
Fenomena ini menyebabkan kesalahpahaman mengenai kondisi sebenarnya dari sistem Planet Uranus. Berdasarkan informasi yang dilansir dari Live Science pada Rabu (20/11/2024), Voyager 2 mengungkapkan bahwa sistem Uranus jauh lebih aneh daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Pengukuran dari instrumen di pesawat ruang angkasa tersebut menunjukkan bahwa planet dan bulan-bulannya tidak aktif, berbeda dengan bulan-bulan lain di bagian luar tata surya.
Pengukuran tersebut juga mengindikasikan bahwa medan magnet pelindung Uranus mengalami distorsi yang aneh. Medan magnet ini tertekan dan menjauh dari matahari. Medan magnet pada sebuah planet berfungsi untuk memerangkap gas dan material, sehingga tidak bisa keluar dari planet dan bulan-bulannya.
Gas dan material ini dapat berasal dari aktivitas geologi atau lautan yang ada di bawah permukaan. Namun, Voyager 2 tidak menemukan bukti bahwa Uranus dan lima bulan terbesarnya steril dan tidak aktif. Temuan ini mengejutkan karena Uranus berbeda dengan planet-planet lain dan bulan-bulannya di tata surya.
Misteri ini baru terpecahkan puluhan tahun kemudian. Saat ini, para astronom percaya bahwa ada kemungkinan satelit alami Planet Uranus menyimpan kehidupan dan air di bawah permukaannya.
Uranus Punya Satelit-satelit yang Mengelilinginya
Hingga tahun 2024, terdapat 28 satelit yang teridentifikasi mengelilingi planet Uranus. Namun, yang menarik dari satelit-satelit Uranus adalah penamaan mereka yang berbeda dibandingkan dengan satelit planet lain.
Menurut informasi dari laman Britannica pada Rabu (10/11/2024), nama-nama satelit Uranus diambil dari karakter-karakter yang diciptakan oleh William Shakespeare dan Alexander Pope.
Ini kontras dengan kebanyakan satelit di tata surya yang umumnya dinamai berdasarkan dewa-dewa dalam mitologi Romawi. Beberapa satelit Uranus yang telah terdeteksi antara lain adalah Oberon, Titania, Ariel, Umbriel, Juliet, Miranda, Puck, Cordelia, Ophelia, Bianca, Desdemona, Portia, Rosalind, dan Belinda. Dari semua satelit tersebut, lima yang terbesar adalah Titania, Oberon, Ariel, Umbriel, dan Miranda.
Titania merupakan satelit terbesar di Uranus dengan diameter sekitar 1.600 kilometer. Penemuan Titania dilakukan oleh William Herschel pada tahun 1787. Seperti satelit Uranus lainnya, Titania memiliki warna netral yang cenderung keabu-abuan.
Sementara itu, Oberon, yang merupakan satelit terbesar kedua dengan diameter sekitar 1.522 kilometer, juga ditemukan oleh Herschel pada tahun yang sama. Satelit ini memiliki komposisi es dan batu serta permukaan yang penuh dengan kawah. Di permukaan Oberon, terdapat satu gunung yang menjulang setinggi sekitar 6 kilometer.
Ariel, di sisi lain, dikenal sebagai satelit paling terang dari Uranus, ditemukan oleh William Lassel pada tahun 1851. Ariel juga diakui sebagai satelit termuda di antara satelit-satelit Uranus, terlihat dari kawah-kawah yang ada di permukaannya.
Terjadi Akibat Tabrakan
Kawah-kawah yang ada diperkirakan baru saja terbentuk akibat benturan yang terjadi. Selain itu, satelit ini menunjukkan aktivitas geologi yang lebih banyak dibandingkan dengan satelit lainnya. Umbriel, yang merupakan satelit terkelam dari planet Uranus, ditemukan oleh William Lassel pada tahun 1851.
Satelit ini menjadi yang paling gelap karena hanya memantulkan 16 persen cahaya matahari yang diterimanya. Permukaan Umbriel diketahui memiliki kawah-kawah tua serta beberapa cincin terang yang misterius di setiap sisinya.
Miranda adalah satelit terkecil di antara lima satelit besar planet Uranus. Selain itu, satelit ini juga merupakan yang terjauh. Miranda ditemukan oleh Gerard P. Kuiper melalui teleskopnya pada tahun 1948. Permukaan satelit ini terlihat sangat berantakan, yang diperkirakan disebabkan oleh proses hancurnya satelit ini dan kemudian kepingan-kepingannya menyatu kembali secara acak.