Ada Dugaan Planet Neptunus dan Uranus Pernah Bertabrakan, Begini Efek Dahsyatnya
Ilmuwan menduga dua planet yang sempat bertabrakan itu adalah Neptunus dan Uranus. Begini analisis ilmuwan.

Ilmuwan menduga dua planet yang sempat bertabrakan itu adalah Neptunus dan Uranus. Begini analisis ilmuwan.

Ada Dugaan Planet Neptunus dan Uranus Pernah Bertabrakan, Begini Efek Dahsyatnya
Peristiwa besar terjadi di sistem bintang yang berjarak 1.800 tahun cahaya dari Bumi.
Dua planet raksasa bertabrakan dalam ledakan dahsyat, menghasilkan piringan debu dan gas panas yang mengaburkan pandangan terhadap bintang tersebut.
Dilansir dari New Scientist, Selasa (23/4), pada 2021 para astronom menemukan peningkatan kecerahan bintang mirip matahari, ASASSN-21qj, sebelum akhirnya meredup hingga 95 persen.

Setelah menyelidiki lebih lanjut, para peneliti menemukan bahwa penyebabnya adalah tabrakan dua planet raksasa yang menghasilkan gas dan debu yang mengorbit bintang tersebut.
Kedua planet tersebut memiliki massa sebanding dengan Neptunus dan mengorbit bintang tersebut pada jarak yang mirip dengan jarak Jupiter mengelilingi matahari.
Ketika keduanya bertabrakan, mereka hancur dan meninggalkan bola uap silika raksasa yang panas dan menghasilkan cincin berbentuk torus dengan suhu sekitar 700°C yang mengorbit bintang tersebut.
Proses tabrakan ini menghasilkan "tabrakan bercahaya merah terang" yang terlihat dari dekat. Sisa-sisa materi yang terlempar dari inti planet membentuk cincin panas di sekitar bintang. Para peneliti menduga bahwa kedua planet tersebut kaya akan uap air, sehingga mereka mirip dengan Neptunus dan Uranus.

Terkait dengan mekanisme tabrakannya, masih belum jelas apakah orbit kedua planet tersebut terganggu oleh bintang lain atau planet lain sebelum bertabrakan satu sama lain.
Namun, bukti kuat menunjukkan bahwa tabrakan planet memang terjadi, meskipun ada hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa peredupan bintang tersebut disebabkan oleh pecahnya komet di dalam sistem.

Para ilmuwan menyatakan bahwa dampak seperti itu merupakan kejadian yang umum di sekitar bintang-bintang lain. Meskipun demikian, kejadian semacam itu kemungkinan akan semakin berkurang seiring bertambahnya usia sistem bintang.