Ilmuwan Pakai Terowongan Ini Buat Simulasi Masuk Atmosfer Uranus yang Dingin
Para ilmuwan berhasil menciptakan sebuah simulasi mengenai lingkungan planet ini.
Para ilmuwan berhasil menciptakan sebuah simulasi mengenai lingkungan planet ini.
Ilmuwan Pakai Terowongan Ini Buat Simulasi Masuk Atmosfer Uranus yang Dingin
Uranus adalah planet kedua terjauh dalam sistem Tata Surya setelah Neptunus. Karena itu, manusia belum banyak mengetahui planet ini secara mendetail.
Namun, baru-baru ini para ilmuwan berhasil menciptakan sebuah simulasi mengenai lingkungan planet ini. Lebih tepatnya, bagaimana rasanya jika manusia jatuh ke dalam planet ini.
-
Dimana ditemukan suhu terdingin di luar angkasa? Pada tahun 2009, peneliti mengukur kedalaman kawah gelap di permukaan bulan dan menemukan bahwa suhu turun hingga sekitar -240 derajat Celcius.
-
Kenapa NASA uji roket di terowongan angin? Menurut NASA, pengujian ini 'memungkinkan tim mengumpulkan data aeroakustik untuk membantu mereka memahami dinamika desain MAV menggunakan model skala cetak 3D.'
-
Bagaimana Planet Uranus menjadi miring? Dipercaya sekitar 4 miliar tahun lalu sebuah objek dengan ukuran dua kali ukuran Bumi pernah menabraknya, karena itulah Uranus miring.
-
Apa yang diuji coba oleh ilmuwan NASA? Dunia astronomi sedang melakukan eksperimen dengan menggunakan pesawat luar angkasa Psyche milik NASA.
-
Dimana peneliti mengebor es Antartika? Diketahui, para peneliti telah mengebor lubang di es Antartika dengan kedalaman lebih dari 2.000 meter.
-
Apa yang membuat luar angkasa dingin? Itulah alasan luar angkasa tetap memiliki suhu yang sangat dingin.
Mengutip laporan ScienceAlert dan Space, Sabtu (25/11), baik NASA maupun ESA telah menyatakan bahwa kunjungan ke Uranus dan Neptunus telah menjadi prioritas utama dari misi penjelajahan Tata Surya mengingat hanya kedua planet itulah yang belum berhasil dijelajahi manusia.
Untuk mencapai tujuan ini, wahana harus dipastikan tahan dengan kondisi lingkungan di sana.
Karena itu, baru-baru ini para ilmuwan dari Inggris, ESA, dan Jerman melakukan simulasi wahana yang turun ke atmosfer kedua planet tersebut.
Pengujian ini dilakukan di dua lokasi, yaitu terowongan T6 Stalker yang merupakan fasilitas plasma hipersonik di Universitas Oxford, Inggris, dan terowongan angin plasma dari Grup Diagnostik Aliran Entalpi Tinggi Universitas Stuttgart, Jerman.
Campuran Gas
Para ilmuwan kemudian menciptakan analog atmosfer menggunakan campuran gas yang mirip dengan yang ditemukan di Neptunus dan Uranus, dan melakukan penyelidikan dengan kecepatan setara hingga 19 kilometer per detik.
Tes ini menyimulasikan apa yang harus dihadapi oleh wahana yang turun ke atmosfer Uranus atau Neptunus, termasuk fluks panas dan pemanasan konvektif.
Pemanasan terjadi karena meskipun atmosfer planet-planet ini sangat dingin, wahana akan memanas secara signifikan saat memasuki atmosfer.
Menurut ESA, tingkat pemanasan ini jauh lebih tinggi dibandingkan tingkat pemanasan manapun yang pernah ESA hadapi sejauh ini.
“Terowongan [Stalker] mampu mengukur fluks panas konveksi dan radiasi, dan secara kritis memberikan kecepatan aliran yang diperlukan untuk replikasi masuknya raksasa es, dengan jejak CH4 metana,”
Louis Walpot, Technical Officer dari penelitian ini.
Terowongan Stalker beroperasi dengan penggerak piston bebas, yang memiliki kemampuan beradaptasi sehingga memungkinkan berbagai pengujian untuk dilakukan.Sementara itu, terowongan plasma di Stuttgart merupakan satu-satunya fasilitas di dunia yang dapat menciptakan kondisi yang diperlukan untuk mempelajari dampak ablasi dan pirolisis pada perisai pesawat ruang angkasa.
Melalui simulasi ini, para ilmuwan dapat segera menggunakan hasil simulasi tersebut untuk mengembangkan sensor yang dapat membantu mereka merancang wahana yang akan terjun ke atmosfer Uranus dan Neptunus.