Ilmuwan Temukan Bukti Adanya Planet Baru, Massanya 10 Kali Lebih Besar Dari Bumi
Planet baru ini telah lama menjadi subjek teori untuk menjelaskan orbit aneh dari planet kerdil yang mengelilingi matahari di luar Neptunus.
Ilmuwan menemukan bukti tambahan terkait potensi keberadaan planet baru. Temuan ini hasil studi tim dari Caltech akan segera diterbitkan.
Dalam artikel yang dimuat di The Astrophysical Journal Letters, Michael Brown, seorang profesor astronomi planet di California Institute of Technology, menyatakan bahwa kemungkinan besar planet sembilan itu ada. Dilansir Live Science pada Rabu (25/9), para peneliti telah melacak pergerakan jangka panjang dari objek trans-Neptunian (TNO) di luar tata surya. Mereka juga memodelkan berbagai skenario orbit berdasarkan gerakan tersebut.
-
Apa bukti baru planet sembilan? Sebuah penelitian terbaru dari tim Caltech memberikan bukti tambahan yang mendukung eksistensi planet kesembilan. Dalam jurnal yang akan dimuat di The Astrophysical Journal Letters, Michael Brown, seorang profesor astronomi planet di California Institute of Technology, menyatakan bahwa kemungkinan besar planet sembilan memang ada.
-
Dimana planet mirip bumi itu ditemukan? Ia terletak 4.000 tahun cahaya dari Bumi.
-
Bagaimana ilmuwan menemukan bukti planet sembilan? Para peneliti telah melacak pergerakan jangka panjang dari objek trans-Neptunian (TNO) di wilayah luar tata surya. Mereka pun telah melakukan pemodelan dengan beragam skenario orbit berdasarkan pergerakan tersebut.
-
Dimana Planet Kesembilan berada? Simulasi komputer menunjukkan bahwa Planet Kesembilan diperkirakan memiliki massa sekitar sepuluh kali lipat dari massa Bumi dan berada 20 kali lebih jauh dari matahari dibandingkan Neptunus.
-
Siapa yang menemukan bukti planet sembilan? Dalam jurnal yang akan dimuat di The Astrophysical Journal Letters, Michael Brown, seorang profesor astronomi planet di California Institute of Technology, menyatakan bahwa kemungkinan besar planet sembilan memang ada.
-
Apa itu Planet Kesembilan? Planet Kesembilan, yang sering disebut 'Planet X,' merupakan objek hipotesis yang hingga kini belum terdeteksi secara langsung.
Para ilmuwan menambahkan data mengenai gravitasi Neptunus dan interaksi pasang surut galaksi. Hasil penelitian menunjukkan, penjelasan paling logis untuk pergerakan tidak teratur dari objek-objek tersebut adalah adanya planet besar yang belum terdeteksi. Namun, hingga saat ini, lokasi pasti dari planet sembilan masih belum dapat dibuktikan.
Pada tahun 2015, tim peneliti yang sama telah menemukan bukti matematis mengenai eksistensi sebuah planet yang massanya sepuluh kali lebih besar daripada Bumi. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa planet sembilan memerlukan waktu antara 10.000 hingga 20.000 tahun Bumi untuk menyelesaikan satu orbit mengelilingi matahari.
Ilmuwan mengungkapkan, planet ini mengorbit Matahari dengan jalur elips yang panjang. Pengaruh gravitasinya diyakini menjadi faktor yang menyebabkan pengelompokan orbit TNO yang tidak biasa terhadap matahari.
Dilansir laman Space, keberadaan planet sembilan mungkin akan dibuktikan dengan menggunakan kamera digital raksasa. Observatorium Vera Rubin di Chili akan segera memulai Survei Warisan Ruang dan Waktu (LSTT) dengan kamera digital terbesar yang pernah ada. Para ilmuwan akan melakukan survei seluruh langit setiap malam menggunakan teleskop dengan cermin setinggi 8,4 meter yang diberi nama kamera LSST.
Kamera LSST memiliki resolusi 3.200 megapiksel dan ukurannya setara dengan sebuah mobil, dengan berat 3 metrik ton, yang setara dengan setengah berat gajah jantan Afrika. Bidang pandang yang luas dari kamera LSST akan mampu menangkap berbagai objek di tata surya.
Kamera digital ini diharapkan dapat menguji keberadaan planet sembilan yang selama ini diyakini ada. Jika salah satu hipotesis ternyata hanya ilusi akibat bias pengamatan, pengamatan dari Vera Rubin akan mengungkapkan hal itu. Selain itu, kamera digital raksasa ini juga dapat memperkuat bukti keberadaan planet sembilan dan menemukan lebih banyak TNO, serta menunjukkan potensi pengaruh yang sama. Dengan survei baru yang independen dan tidak bias seperti survei sebelumnya, kamera digital ini akan menguji semua bukti gravitasi yang ada.
Konsep Planet Kesembilan
Planet yang disebut sebagai planet kesembilan telah lama menjadi subjek teori untuk menjelaskan orbit aneh dari planet kerdil yang mengelilingi matahari di luar Neptunus. Orbit yang tidak biasa ini teramati di antara kelompok objek trans-Neptunian (TNO) ekstrem yang berada di sekitar Neptunus. Meskipun demikian, jika dilihat dari jaraknya, kelompok TNO tersebut lebih dekat ke Neptunus dibandingkan dengan matahari.
Diperkirakan, di belakang Neptunus terdapat objek yang diprediksi sebagai planet kesembilan. Pengaruh gravitasi dari planet ini dapat memberikan penjelasan mengenai bentuk elips orbit planet-planet kerdil di bagian ujung tata surya Bima Sakti, seperti Pluto, yang berbeda dengan orbit hampir bulat dari delapan planet lainnya.
Para astronom telah melakukan penelitian untuk mencari tahu bagaimana dan di mana planet yang diduga sebagai planet kesembilan itu mengorbit matahari. Mereka memanfaatkan simulasi komputer untuk memodelkan bagian paling jauh dari tata surya. Selanjutnya, mereka menambahkan berbagai objek luar angkasa dengan orbit dan massa yang berbeda-beda hingga hasilnya sesuai dengan data yang telah dikumpulkan.
Simulasi menunjukkan bahwa planet kesembilan kemungkinan berada pada jarak 20 kali lebih jauh dari matahari dibandingkan Neptunus. Selain itu, objek langit yang misterius ini diperkirakan memiliki massa sepuluh kali lipat dari bumi, dan cahaya memerlukan waktu empat hari untuk mencapai lokasi tersebut.
Sebagai perbandingan, cahaya matahari hanya membutuhkan waktu 8 menit 19 detik untuk sampai ke bumi, yang berjarak sekitar 150 juta kilometer. Oleh karena itu, menentukan lokasi planet yang masih bersifat hipotesis ini menjadi sangat menantang, karena semua objek yang berada jauh dari sumber cahaya hanya memantulkan sedikit cahaya.