Ahli Astronomi Ungkap Bumi Bakal Punya Bulan Baru, Mengorbit Selama Dua Bulan, Catat Tanggalnya
Bulan baru ini akan mengelilingi Bumi dari jarak 4,2 juta kilometer.
Bumi dikabarkan akan segera mendapatkan Bulan baru yang diperkirakan tidak akan bertahan lama. Para ahli astronomi menyebut objek ini sebagai "Bulan Mini," yang berasal dari asteroid baru bernama 2024 PT5.
Asteroid ini diperkirakan akan ditangkap sementara oleh gravitasi Bumi dan mulai mengorbit dari 29 September hingga 25 November 2024. Setelah itu, batu luar angkasa ini akan kembali ke orbit heliosentris, yaitu orbit yang mengelilingi Matahari. Informasi mengenai Bulan Mini dan lintasannya yang berbentuk tapal kuda telah dipublikasikan pada September 2024 dalam Catatan Penelitian American Astronomical Society.
-
Bagaimana Bumi bisa punya dua bulan? Dikatakan bahwa bulan mini adalah asteroid kecil yang terperangkap sementara oleh gravitasi Bumi sebelum melanjutkan perjalanannya.
-
Apa dampak bagi Bumi jika punya 2 bulan? Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan dua bulan akan berdampak pada kehidupan di Bumi. Dua bulan dapat memengaruhi pasang surut, stabilitas rotasi Bumi, serta ekosistem di planet kita. Jika Bumi memiliki dua satelit tetap, variasi cahaya malam dan dampak pada iklim bisa jadi lebih signifikan dibandingkan dengan hanya satu bulan.
-
Mengapa Bumi punya 2 bulan berbahaya? Dengan adanya dua bulan, gaya gravitasi yang bekerja pada lautan akan menjadi lebih rumit. Dua bulan yang bergerak dalam orbit yang berbeda dapat menghasilkan gaya tarik yang tidak terduga, yang dapat memicu aktivitas geologis seperti gempa bumi atau letusan gunung berapi.
-
Kapan Bulan dekat ke Bumi? Jarak tersebut berkisar dari sekitar 356.470 kilometer (221.500 mil) saat berada di titik terdekat dengan Bumi, yang disebut perigee, hingga 405.600 kilometer (252.000 mil) di titik terjauh, yang disebut apogee.
-
Apa perbedaan waktu antara Bumi dan Bulan? Dengan menggunakan teori relativitas yang dikemukakan oleh Albert Einstein, Bijunath Patla berhasil menemukan perbedaan ketepatan waktu antara Bumi dan Bulan sebesar 56 mikrodetik.
-
Siapa yang menemukan usia baru Bulan? Salah satu penemuan yang diungkapkan oleh peneliti dari Field Museum dan Glasgow University, menyatakan bahwa kemungkinan usia bulan 40 juta tahun lebih tua dibandingkan penelitian terdahulu.
Dikutip dari CNN, Rabu (25/9), astronom pertama kali mendeteksi asteroid tersebut pada 7 Agustus melalui observatorium yang berbasis di Afrika Selatan, yang merupakan bagian dari Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System (ATLAS) yang didanai oleh NASA.
Carlos de la Fuente Marcos, penulis utama studi tersebut, menyatakan bahwa asteroid ini kemungkinan memiliki diameter sekitar 11 meter, meskipun diperlukan lebih banyak pengamatan untuk memastikan ukurannya. Ukuran batu luar angkasa ini diperkirakan berada antara 5 hingga 42 meter yang mungkin lebih besar dari asteroid yang memasuki atmosfer Bumi di Chelyabinsk, Rusia, pada tahun 2013.
Asteroid Chelyabinsk, yang berukuran sekitar hingga 20 meter, meledak di udara dengan energi 20 hingga 30 kali lipat dari bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepang, dan menghasilkan cahaya yang lebih terang dari Matahari. Puing-puing dari asteroid tersebut merusak lebih dari 7.000 bangunan serta melukai lebih dari 1.000 orang. Namun, sebagai Bulan Mini, Asteroid 2024 PT5 tidak berisiko bertabrakan dengan Bumi saat ini atau dalam beberapa dekade ke depan.
Dua Bentuk
Batu luar angkasa tersebut akan mengelilingi Bumi pada jarak sekitar 4,2 juta kilometer, yang setara dengan sekitar 10 kali jarak antara Bumi dan bulan.
Marcos menjelaskan bahwa fenomena bulan mini muncul dalam dua bentuk. Episode yang lebih panjang melibatkan asteroid yang berfungsi sebagai orbiter sementara, yang dapat menyelesaikan satu atau lebih putaran mengelilingi planet kita dan bisa berlangsung satu tahun atau lebih. Sementara itu, dalam episode yang lebih singkat, asteroid tersebut bahkan tidak menyelesaikan satu orbit penuh di sekitar Bumi.
Bumi sebelumnya telah berhasil menangkap bulan mini, salah satunya adalah Asteroid 2020 CD3. Asteroid ini pertama kali teramati mengorbit Bumi pada Februari 2020, namun kemudian menjauh beberapa bulan setelahnya. Penelitian menunjukkan bahwa asteroid ini telah mengelilingi planet kita selama beberapa tahun sebelum penemuan resminya.
Asteroid 2020 CD3 dikategorikan sebagai bulan mini dengan masa tangkapan yang panjang, sementara Asteroid 2024 PT5 yang baru saja ditemukan merupakan bulan tangkapan yang bersifat sementara.
"Peristiwa bulan mini yang bersifat sementara dapat terjadi beberapa kali dalam satu dekade, sementara peristiwa bulan mini dengan masa tangkapan panjang sangat jarang, hanya terjadi setiap 10 hingga 20 tahun," jelas Marcos.
Proses bagi asteroid untuk menjadi bulan mini bukanlah hal yang mudah, karena mereka harus bergerak dengan kecepatan dan arah yang tepat agar dapat ditangkap oleh gravitasi Bumi.
"Agar dapat menjadi bulan mini, objek yang mendekati harus bergerak perlahan dan berada dalam jarak dekat dari Bumi," tambah Marcos.
Asteroid yang berhasil menjadi bulan mini biasanya mendekati Bumi dalam jarak 2,8 4,5 juta kilometer dengan kecepatan di bawah 2.237 mil per jam (3.600 kilometer per jam).