Ilmuwan Salah Sangka Benda Aneh ini Dikira Sampah Luar Angkasa, Ternyata Petunjuk Penting Manusia untuk Bisa Hidup Antar Planet
Awalnya dianggap sepele. Karena benda ini berada di ribuan satelit luar angkasa.
Awalnya dianggap sepele. Karena benda ini berada di ribuan satelit luar angkasa.
Ilmuwan Salah Sangka Benda Aneh ini Dikira Sampah Luar Angkasa, Ternyata Petunjuk Penting Manusia untuk Bisa Hidup Antar Planet
Pada tahun 2006, para astronom dari Catalina Sky Survey yang didukung NASA di Arizona menemukan benda aneh.
Benda aneh itu mengambang di tengah lautan ribuan satelit buatan manusia yang mengorbit planet ini.
Setelah melihat lebih dekat, mereka menyimpulkan bahwa objek tersebut bukan sekadar sampah luar angkasa.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan di luar angkasa? Tim astronom pimpinan ilmuwan di Caltech, Amerika Serikat melaporkan penemuan air di luar angkasa. Mereka mengaku menemukan tempat cadangan air terbesar yang pernah terdeteksi di alam semesta.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di luar angkasa? Baru-baru ini, tim astronom internasional berhasil menangkap salah satu peristiwa paling langka di alam semesta, yaitu Luminous Fast Blue Optical Transient (LFBOTs).
-
Apa yang ditemukan di luar angkasa? Belakangan ini astronot dikejutkan dengan ditemukannya sejumlah planet baru di luar angkasa. Planet tersebut bernama HD 110067 yang merupakan sekumpulan 6 planet yang mengorbit pada satu bintang.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan di luar angkasa? Para ilmuwan telah menemukan dua bintang dengan sifat misterius.
-
Bagaimana sampah luar angkasa bisa terjadi? Sebenarnya, ada tiga pemicu bagaimana sampah luar angkasa bisa terjadi. Bisa jadi ada tabrakan antara satelit dengan satelit lainnya. Adanya puing-puing angkasa atau satelit mati yang terabaikan juga bisa menjadi penyebab lainnya. Terakhir, adanya asteroid atau meteorit mikro yang tanpa diprediksi menghantam satelit juga bisa menjadi penyebab.
-
Bagaimana alien bisa hidup di luar angkasa? Struktur tersebut diharuskan mampu mentransmisikan cahaya yang diperlukan untuk proses fotosintesis, sekaligus melindungi dari radiasi ultraviolet yang berbahaya. Di samping itu, struktur ini juga harus dapat menjaga suhu dan tekanan yang memungkinkan air tetap berada dalam bentuk cair.
Sebaliknya, itu adalah satelit alami yang untuk sementara waktu ditarik ke orbit yang sejajar dengan Bumi, mirip dengan bulan.
Minimoon ini, yang diberi nama RH120 2006, hanya berdiameter beberapa meter. Namun tidak seperti bulan sebenarnya, benda kosmik ini adalah satelit sementara Bumi, yang mengelilingi planet ini hanya selama satu tahun sebelum dikeluarkan dari orbit planet kita.
Lebih dari satu dekade kemudian, para ilmuwan dari Catalina Sky Survey melihat minimoon lainnya (CD3 2020) — yang seukuran mobil kecil — berkeliaran di orbit Bumi, sebelum terlempar keluar dari pengaruh sistem Bumi-bulan pada Maret 2020.
Karena kedekatannya dengan Bumi, minimoon ini memerlukan pengawasan ilmiah yang cermat.
Namun baru-baru ini, beberapa ahli mengamati minimoon dan asteroid dekat Bumi lainnya karena alasan berbeda: Mereka berpotensi menjadi batu loncatan dalam eksplorasi kosmos.
“Kita belum menjadi spesies antarplanet,”
Richard Binzel, profesor ilmu planet di Massachusetts Institute of Technology, kepada Live Science, Senin (19/2).
Tonggak Sejarah
Minimoon bisa menjadi tonggak sejarah yang harus dicapai saat mempelajari bagaimana manusia dapat beroperasi di ruang antarplanet dan pada akhirnya mencapai Mars.
Ukuran Minimoon yang kecil dan pergerakannya yang cepat membuatnya sangat sulit dideteksi dengan teleskop berbasis darat yang ada.
Namun, teleskop baru bisa segera mengubah hal itu. Jauh di Andes Chili, pembangunan Observatorium Vera C. Rubin hampir selesai, yang akan menampung kamera digital terbesar di dunia.
Mulai tahun 2025, kamera yang dikenal sebagai Legacy Survey of Space and Time ini akan mengambil 700 gambar setiap malam selama 10 tahun untuk mengkatalogkan tata surya pada tingkat 6 terapixel dengan presisi tinggi.
Eksplorasi alam semesta secara menyeluruh ini akan membantu para ilmuwan memahami zat misterius seperti materi gelap dan energi gelap.
Dan dengan pendekatan yang disesuaikan, ini juga dapat membantu para astronom mendeteksi minimoon setiap tiga bulan, menurut simulasi tahun 2020.