Ternyata Bukan Bumi, Tapi Planet Ini Dulunya Pernah Datar
Proses pembentukan planet mungkin tidak selalu berlangsung seperti yang kita bayangkan.
Ternyata Bukan Bumi, Tapi Planet Ini Dulunya Pernah Datar
Proses pembentukan planet mungkin tidak selalu berlangsung seperti yang kita bayangkan.
Simulasi baru menunjukkan, planet-planet besar yang terbentuk cukup jauh dari bintang induknya memulai kehidupannya bukan sebagai bola yang rapi, namun lebih berupa piringan pipih atau datar atau disebut oblate spheroid.
Sumber: Science Alert
-
Bagaimana Bumi menjadi datar? Planet ini diketahui terbentuk dari cakram protoplanet – cincin debu dan gas yang mengelilingi bintang – namun bagaimana tepatnya hal ini terjadi masih menjadi perdebatan. Teori yang paling umum diterima disebut pertambahan inti, di mana partikel debu mulai saling menempel, membentuk objek yang semakin besar hingga tumbuh menjadi planet.
-
Bagaimana pengaruh gravitasi pada Bumi datar? Artinya, jika gravitasi menghilang, maka planet akan menjadi kacau. Atmosfer pun akan turut menghilang, pasang surut air laut juga turut lenyap, bahkan keberadaan Bulan juga akan dipertanyakan.
-
Mengapa Bumi tidak bisa datar? Menurut James, Bumi yang stabil dan padat dalam bentuk datar seperti piringan tidak mungkin ada dalam kondisi gravitasi yang sebenarnya.
-
Dimana planet mirip bumi itu ditemukan? Ia terletak 4.000 tahun cahaya dari Bumi.
-
Apa yang terjadi jika Bumi datar? Banyak muncul fenomena-fenomena aneh bila Bumi berbentuk datar. Apa saja? Fakta Bumi itu bulat telah dikemukakan oleh para ilmuwan sejak puluhan tahun yang lalu.
-
Kenapa ilmuwan kaget Bumi datar? 'Kami telah mempelajari pembentukan planet sejak lama, tetapi belum pernah kami berpikir untuk memeriksa bentuk planet saat terbentuk dalam simulasi. Kami selalu berasumsi bahwa mereka berbentuk bola,' ujar dia seperti dikutip dari GreekReporter, Kamis (8/2).
Saat mereka berputar, protoplanet-protoplanet ini secara bertahap menarik materi, akhirnya membentuk planet Jupiter dengan bentuk yang seperti bola atau bulat.
Temuan astrofisikawan Adam Fenton dan Dimitris Stamatellos dari University of Central Lancashire memberikan pencerahan tentang berbagai cara untuk menumbuhkan sebuah planet, dalam piringan debu dan gas yang bergejolak di sekitar bintang yang masih bayi atau kecil.
"Kita telah meneliti formasi planet sejak lama tapi tidak pernah berpikir untuk mengecek bentuk planet-planet tersebut ketika mereka terbentuk dalam simulasi. Kami selalu berasumsi bentuknya bulat," jelas Dimitris Stamatellos, dikutip dari Science Alert, Rabu (14/2).
Stamatellos menambahkan, mereka sangat kaget ketika mengetahui ternyata dulunya planet ini berbentuk datar atau pipih.
Ada lebih dari 5.500 planet di galaksi Bima Sakti yang tercatat sampai saat ini, tapi tidak diketahui bagaimana mereka semua terbentuk.
Ketika sebuah bintang lahir, ia terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu yang sangat besar dan padat di angkasa; gumpalan itu runtuh karena gravitasi dan mulai berputar. Materi di sekitarnya membentuk cakram yang menggelinding ke dalam bintang bayi atau kecil, yang membuatnya semakin membesar.
Tidak semua piringan itu jatuh ke bintang. Yang tersisa membentuk benda-benda lain yang membentuk sistem planet: planet, komet, asteroid, bulan.
Tapi bagaimana materi di dalam piringan itu bisa menyatu? Untuk planet-planet terestrial yang lebih kecil seperti Bumi, Venus, Mars, dan Merkurius, para ilmuwan berpendapat planet-planet tersebut secara bertahap dibangun dari pertambahan bongkahan batu yang saling menempel dan terakumulasi hingga terbentuk sebuah planet.
Untuk raksasa gas yang lebih besar, para ilmuwan yakin sesuatu yang disebut ketidakstabilan piringan mungkin terjadi. Ini terjadi ketika piringan yang mendingin dengan cepat di sekitar bintang pecah menjadi bongkahan-bongkahan yang mengembun karena gravitasi dan membentuk planet.
Adam Fenton ingin lebih memahami proses pembentukan planet, jadi dia merancang dan menjalankan simulasi yang kompleks, menyesuaikan berbagai aspek proses, seperti kepadatan gas, suhu, dan kecepatan piringan.
Hasilnya menunjukkan protoplanet raksasa gas pertama-tama membentuk piringan saat berputar. Gaya sentrifugal dan fakta bahwa protoplanet masih berupa kumpulan materi yang relatif longgar pada tahap tersebut, merupakan hal yang masuk akal. Bahkan planet-planet yang terbentuk dengan baik dan jauh lebih padat di Tata Surya mempunyai tonjolan sentrifugal di sekitar ekuatornya.
Simulasi ini juga menunjukkan bahwa material terakumulasi di protoplanet yang sedang tumbuh terutama di kutub, bukan di sekitar khatulistiwa.
Penelitian menemukan, sifat protoplanet yang tertanam dalam piringan bintang dapat bervariasi, tergantung pada sudut pandang.
Dari samping, bentuk piringan atau datar lebih terlihat jelas, tetapi dari atas, bentuk bulat mudah disalahartikan sebagai bola.