Ilmuwan Geologi Dibuat Heran Ada Batuan Granit Berukuran Sangat Besar di Bulan
Proses terjadinya batuan itu masih menjadi misteri para ilmuwan.

Proses terjadinya batuan itu masih menjadi misteri para ilmuwan.

Ilmuwan Geologi Dibuat Heran Ada Batuan Granit Berukuran Sangat Besar di Bulan
Ahli geologi menemukan batuan granit dengan ukuran besar di Bulan. Granit merupakan batuan berbutir yang cukup kasar dengan kandungan kuarsa dan feldspar tinggi. Granit ini umumnya sangat keras dan tahan terhadap erosi. Sebelumnya memang pernah ditemukan granit di Bulan tapi hanya butiran kecil "Biasanya, granit membutuhkan lempeng tektonik atau magma pembawa air untuk terbentuk. Sementara bagian dalam Bulan hanya mengandung sedikit air," kata Timothy Glotch, ahli geologi dari Stony Brook University dikutip Mashable, Senin (10/7).
"Terlebih Bulan tidak memiliki lempengan tektonik,"
Tambah pernyataan Timothy Glotch.

Penemuan ini juga telah dipublikasikan dalam jurnal sains Nature.
Adanya hasil dari penelitian tersebut bagi para ilmuwan betul-betul membawa misteri yang cukup sulit dipercaya. Pasalnya, besarnya granit ini tak main-main.

Menurut penelitiannya, batuan granit ini memiliki lebar hingga 30 mil atau 48 kilometer.
Praktis, proses terbentuknya batuan granit ini masih belum bisa dipahami secara nalar oleh para ilmuwan. Temuan ini juga bisa dijadikan eksplorasi lebih jauh oleh NASA kala mereka akan menjelajah ke Bulan pada 2026.

Di Bumi, batu granit umumnya ditemukan di bawah gunung berapi yang sudah tak aktif. Ia terbentuk ketika lava cair bawah tanah naik ke kerak planet tetapi tidak meletus dan kemudian mendingin. Lalu menjadi batuan granit.
Sekelompok ilmuwan berpikir granit yang berada di Bulan harus ada di sana selama sekitar 3,5 miliar tahun ketika Bulan memiliki gunung berapi aktif. Bintik-bintik besar yang tampak seperti bayangan di Bulan adalah maria atau area aliran lahar purba. Diperkirakan terbentuk di awal sejarah bulan. NASA berencana untuk menyelidiki salah satu puncak gunung di Bulan bernama Kubah Gruithuisen. Para ilmuwan menduga kubah pada Bulan itu terbentuk dari magma, kaya akan silika, dan mirip dengan granit.
Badan antariksa berharap sampel moondust yang diambil dari atas akan memberikan petunjuk baru.
Selain itu pada 2032 nanti, NASA akan membangun pabrik pemrosesan percontohan untuk mengekstraksi sumber daya potensial seperti air, besi, logam langka, dan mineral berharga di Bulan.
Merujuk pada penelitian yang pernah dilakukan tentang sumber daya di Bulan, disebutkan bahwa di sana mengandung sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan.
Ternyata bahan di sana mengandung jenis mineral baru yang diklaim mengandung helium-3. Helium-3 ini dapat berguna untuk fusi nuklir. Fusi nuklir secara fisika adalah reaksi di mana dua inti atom bergabung membentuk satu atau lebih inti atom yang besar dan partikel subatom.