Wahana Antariksa China Bawa Sampel Batu Langka dari Bulan, Bisa Ungkap Proses Penciptaan Planet
Wahana Antariksa China Bawa Sampel Batu Langka dari Bulan, Bisa Ungkap Proses Penciptaan Planet
Chang'e-6 menjalani misi selama hampir dua bulan yang penuh rintangan dan risiko
-
Apa yang dibuat oleh China tentang Bulan? Ilmuwan dari China telah membuat atlas Bulan paling baru dan paling detail hingga saat ini. Sebagai 'atlas geologi definisi tinggi pertama dari seluruh Bulan', atlas ini memiliki skala 1:2,5 juta, yang berarti setiap 1 cm di peta setara dengan 25 km di dunia asli, seperti dikutip dari IFLScience dan ExplorersWeb, Jumat (24/5).
-
Bagaimana penemuan struktur tersembunyi di Bulan dilakukan? Tahun 2018, roket Chang’e-4 dari Badan Antariksa Nasional China (CNSA) menjadi wahana pertama yang mendarat disisi jauh atau tergelap Bulan. Chang’e-4 mengambil gambar-gambar luar biasa dari kawah dan sampel mineral, hal ini memberikan wawasan terkait struktur-struktur yang membentuk 1.000 kaki pertama permukaan bulan.
-
Kenapa China kirim batu bata ke luar angkasa? Penelitian ini bertujuan untuk menguji ketahanan batu bata dalam kondisi ekstrem serta mengeksplorasi potensi penggunaannya dalam pembangunan pangkalan di Bulan.
-
Apa tujuan China kirim batu bata ke luar angkasa? Percobaan ini dirancang untuk memberikan pemahaman lebih dalam mengenai komposisi dan metode pembuatan batu bata dari tanah bulan yang paling sesuai untuk membangun struktur di bulan.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di Bulan? Ilmuwan mengonfirmsi penemuan gua bawah tanah di Bulan, tidak jauh dari lokasi di mana Neil Armstrong dan Buzz Aldrin mendarat 55 tahun lalu.
Wahana Antariksa China Bawa Sampel Batu Langka dari Bulan, Bisa Ungkap Proses Penciptaan Planet
Wahana penjelajah Bulan milik China telah kembali ke Bumi dengan membawa sampel pertama dari sisi jauh Bulan yang belum dijelajahi.
Diberi nama Chang'e-6, alat penjelajah Bulan milik China ini mendarat di gurun Mongolia Dalam, pada Selasa, setelah menjalani misi selama hampir dua bulan yang penuh rintangan dan risiko, dilansir BBC, Selasa (25/6).
Jaraknya yang jauh, medan yang sulit berupa kawah-kawah raksasa dan sedikit permukaan datar membuat sisi jauh Bulan, yang menghadap jauh dari Bumi, secara teknis sulit dan menantang untuk dijangkau oleh alat manapun.
Para ilmuwan tertarik dengan sisi yang belum banyak dieksplorasi ini karena diperkirakan mengandung jejak es, yang dapat dipanen untuk diambil air, oksigen, dan hidrogennya.
Sampel-sampel yang dibawa Chang’e-6 sangat dinantikan oleh para ilmuwan karena diyakini mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan kunci tentang bagaimana planet-planet terbentuk.
Misi Chang'e-6 adalah sumber kebanggaan bagi negara yang telah meningkatkan misinya ke Bulan, yang menarik perhatian saingan China yaitu AS.
Media pemerintah menunjukkan para pejabat menancapkan bendera China dengan penuh semangat sesaat setelah kapsul Chang'e-6 mendarat di padang pasir Mongolia Dalam.
Presiden China, Xi Jinping, mengucapkan selamat kepada tim yang berada di pusat komando misi Chang'e-6, lewat telepon. Xi mengatakan, ia berharap mereka dapat terus menjelajahi ruang angkasa dan "mencapai tingkat yang lebih tinggi dalam mengungkap misteri alam semesta, untuk memberi manfaat bagi umat manusia dan memajukan bangsa".
Chang'e-6 meluncur dari pusat antariksa pada awal Mei, dan berhasil mendarat di kawah dekat kutub selatan Bulan beberapa minggu kemudian. Misinya berlangsung selama 53 hari.
Wahana ini akan dikirim ke Beijing dan sampelnya akan diambil di sana, menurut stasiun televisi pemerintah, CCTV.
China adalah satu-satunya negara yang pernah mendarat di sisi jauh Bulan, setelah sebelumnya melakukan pendaratan di tahun 2019. Ini merupakan misi keenam China ke Bulan, dan misi kedua di sisi jauh. Wahana ini dinamai sesuai dengan nama dewi bulan Chang'e dalam mitologi China.
Wahana ini menggunakan bor dan lengan robotik untuk mengambil tanah dan bebatuan, mengambil beberapa foto permukaan Bulan, dan menancapkan bendera China.
Catherine Heymans, astronom kerajaan Skotlandia, berharap sampel-sampel tersebut dapat membantu menguji teori-teori tentang bagaimana Bulan terbentuk 4,5 miliar tahun yang lalu dan apakah Bulan terbentuk dari tabrakan dengan versi awal Bumi.
"Sangat menyenangkan melihat pendaratan ini berhasil," katanya kepada BBC.
"Aktivitas geologi di Bulan sangat berbeda di sisi dekat dan sisi jauh dan ini merupakan teka-teki besar mengapa kita melihat perbedaan itu," sambungnya.
Dia berharap sampel yang dibawa kembali akan membantu para peneliti memahami komposisi pusat Bulan.
"Apakah sangat mirip dengan Bumi? Apakah itu bisa mengkonfirmasi teori kami bahwa Bumi dan Bulan dulunya adalah benda yang sama?"
Beijing telah mengucurkan sumber daya yang besar untuk program luar angkasanya selama dekade terakhir dalam upaya mengejar ketertinggalannya dari Amerika Serikat dan Rusia. Mereka bertujuan untuk mengirim misi berawak ke Bulan pada tahun 2030 dan berencana untuk membangun pangkalan di kutub selatan Bulan.
Amerika Serikat juga berencana untuk menempatkan astronot kembali ke Bulan pada tahun 2026 dengan misi Artemis 3.
Para analis meyakini perlombaan antariksa berikutnya bukan hanya tentang menempatkan orang di Bulan, ini akan menjadi tentang siapa yang mampu mempertaruhkan klaim mereka dan mengendalikan sumber daya bulan.