China ‘Ngotot’ Mau Ambil Sampel Mars Lebih Dulu sebelum AS
China ogah keduluan Amerika Serikat bawa sampel Mars ke Bumi.

China mempercepat rencananya untuk membawa sampel dari Mars ke Bumi, dengan ambisi bisa melakukannya sebelum Amerika Serikat. Sementara itu, rencana NASA untuk membawa sampel Mars sendiri adalah upaya bersama dengan Badan Antariksa Eropa (ESA), namun masih dalam tahap pengkajian.
NASA membentuk tim peninjau strategi yang akan memberi masukan kepada pimpinan lembaga tentang langkah-langkah yang diperlukan saat ini dan bisa memberikan rekomendasi akhir tahun ini atau awal tahun depan.
Hasil yang diharapkan yakni cetak biru untuk Planet Merah yang telah disetujui oleh NASA, yang memberikan peluang tinggi untuk membawa sampel Mars ke Bumi sebelum tahun 20240 dan dengan biaya kurang dari USD11 miliar.
Pada konferensi Eksplorasi Luar Angkasa Dalam Internasional kedua yang diselenggarakan di Kota Huangshan, Provinsi Anhui, pada bulan september lalu, China mengumumkan program pengembalian sampel Mars. Konferensi itu dihadiri oleh ratusan tamu internasional dan pakar dalam negeri.
Liu Jizhong, kepala perancang proyek pengembalian sampel Mars, menyampaikan bahwa China saat ini berencana untuk meluncurkan misi Tianwen-3 sekitar tahun 2028, dua tahun lebih cepat dari jadwal yang ditentukan sebelumnya, dengan target membawa sampel Mars kembali ke Bumi di tahun yang sama.
“Diperlukan dua peluncuran untuk melaksanakan misi pengembalian sampel Mars karena keterbatasan daya angkut roket kami saat ini. Dua roket pembawa Long March-5 akan digunakan untuk misi tersebut,” kata Liu kepada kantor berita pemerintah Xinhua, dikutip dari Space.com, Rabu (6/11).
Upaya untuk membawa potongan-potongan mars ke Bumi akan memanfaatkan upaya pengembalian sampel bulan China, yang dilakukan dengan dua misi yang berbeda, yakni misi Chang’e 5 dan Chang’e 6, yang mengirim sampel sisi jauh ke Bumi di bulan Juni tahun ini.
Begitu juga dengan misi Tianwen 3, misi ini direncanakan melibatkan pengumpulan sampel di permukaan Mars, peluncuran, pertemuan, dan pendaratan di orbit Mars, diikuti dengan meroketkan barang-barang yang terkumpul di Bumi.
Pakar antariksa China mengatakan bahwa misi ini akan melibatkan kerja sama internasional, muatan internasional, berbagi sampel dan data, dan perencanaan bersama untuk misi-misi di masa depan.
James Head, ilmuwan planet terkemuka di Universitas Brown, Rhode Island, mengatakan, “kendala teknis tidak menghormati batas negara,” terkait lokasi pendaratan Tianwen 3 di Planet Merah. Head menegaskan keberhasilan misi Tianwen 1 milik China yang mengirimkan pengorbit, pendarat, dan penjelajah ke planet Merah di tahun 2021.
Upaya ini melakukan pendaratan lunak yang kemudian mengerahkan penjelajah Zhurong untuk mengintai Utopia Planitia.
“Saya tidak yakin bahwa China akhirnya memutuskan lokasi tempat pengambilan sampel Mars mereka, tetapi saya yakin itu akan menjadi kenyataan,” kata Head.
Tidak terhindarkan, dalam upaya China untuk mengembalikan sampel Mars ini juga terlihat sebagai isu yang lebih bersifat politis daripada ilmiah.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia