Ada Kehidupan di Planet Mars yang Terjebak di Bawah Permukaan Es
Es tersebut bisa menjadi pelindung alami dari radiasi berbahaya yang ada di Mars
Penjelajahan tentang Mars terus berlanjut, dan para ilmuwan semakin yakin bahwa es berdebu di planet itu bisa menjadi petunjuk penting tentang kemungkinan adanya kehidupan di sana. Penelitian baru mengungkap bahwa lapisan es di Mars mungkin dapat melindungi mahluk hidup yang ada di permukaannya.
Es tersebut bisa menjadi pelindung alami dari radiasi berbahaya yang ada di Mars, yang tentunya berbeda dengan Bumi, Mars tidak memiliki atmosfer dan medan magnet untuk melindungi dari radiasi. Namun, es di Mars punya keistimewaan.
-
Bagaimana NASA cari kehidupan di Mars? Misi ini juga melakukan analisis biologis tanahnya dengan tujuan utama untuk menemukan petunjuk kehidupan.
-
Bagaimana cara organisme hidup di lokasi di Mars? Kedua kasus tersebut telah diuji melalui pemodelan komputer menunjukan sejumlah kecil air yang mencair dapat menyediakan habitat bagi makhluk hidup seperti alga, jamur dan sianobakteri.
-
Kenapa lokasi di bawah es di Mars layak huni? Area di bawah es ini akan memungkinkan organisme memanfaatkan energi dari cahaya matahari untuk fotosintesis sekaligus terlindungi dari radiasi ultraviolet.
-
Kenapa NASA ingin cari kehidupan di Mars? Misi Viking 1 NASA yang mulai mengorbit Mars di 1976 bertujuan mencari kehidupan di Mars. Pesawat tersebut dilengkapi dengan alat pendarat untuk melihat apakah ada bentuk kehidupan di tanah Mars.
-
Apa makhluk hidup yang mungkin dapat bertahan hidup di Mars? Dari hasil penelitian, para ilmuwan menemukan bahwa lumut kerak merupakan organisme yang paling mungkin dapat bertahan di Mars.
-
Apa yang ditemukan di Planet Mars? Apakah ada kehidupan di Mars? Sangat mungkin, menurut para ilmuwan. Faktanya, pencarian kehidupan di Planet Merah telah mencapai titik yang menggembirakan. Para ahli mengklaim bahwa kunci adanya kehidupan di Mars mungkin telah ditemukan di bawah permukaan.
Mengutip dari Indy100, Selasa (22/10), menurut Aditya Khuller dari NASA’s Jet Propulsion Laboratory, debu yang bercampur dengan es di sana dapat menghalangi radiasi UV, sambil tetap membiarkan cahaya masuk.
“Cahaya ini disebut bisa memberikan energi bagi organisme untuk bertahan hidup, mirip dengan yang dilakukan organisme di Bumi,” kata dia.
Meski begitu, para ilmuwan masih perlu mencari "zona layak huni bersifat radiatif" di Mars, yaitu area yang punya cukup campuran es dan debu untuk menahan radiasi berbahaya, tapi harus tetap memungkinkan proses fotosintesis berjalan.
Selain itu, menemukan lokasi yang suhunya tidak terlalu panas atau terlalu dingin juga adalah sebuah tantangan. Para peneliti percaya bahwa dalam kondisi tertentu, debu dapat memicu pencairan es sementara ketika suhu Mars naik di atas titik beku.
Penemuan ini semakin menarik perhatian, terutama di tengah rencana ambisius Elon Musk untuk memindahkan manusia ke Planet Merah.
Meskipun Musk berencana mengirim Starship ke sana dalam dua tahun, kondisi buruk di Mars, seperti radiasi tinggi dan suhu ekstrem, membuat para peneliti khawatir bahwa manusia akan sulit bertahan hidup, apalagi berkembang di planet merah itu.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia