Ilmuwan China Kembangkan Baterai Canggih, Cara Ngecasnya Unik
Ilmuwan China mengembangkan baterai ringan yang bisa diisi ulang untuk eksplorasi Mars.
Para ilmuwan di China mengklaim telah mengembangkan baterai isi ulang yang ringan untuk eksplorasi Mars yang dapat memanfaatkan atmosfer planet tersebut sebagai sumber daya energi, sambil mampu bertahan di suhu ekstrem.
Tim peneliti dari University of Science and Technology of China mengatakan bahwa baterai ini mampu “menghirup langsung atmosfer Mars sebagai bahan bakar” saat digunakan dan dapat diisi ulang dengan energi dari sumber eksternal seperti tenaga surya dan nuklir.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan China di Mars? Ilmuwan luar angkasa asal Tiongkok menemukan struktur poligon di bawah tanah planet Mars. Poligon ini diduga memiliki keterkaitan dengan keberadaan air yang telah lama hilang di planet merah.
-
Apa yang dibuat ilmuwan China? Albert Einstein pernah berbicara tentang penggunaan mesin udara untuk menciptakan kendaraan yang lebih besar dan lebih cepat. Hal itu ternyata menjadi pemicu ilmuwan China untuk membuatnya. Namun dimodifikasi sedemikian rupa. Malah secara tidak langsung negara itu 'berani' mematahkan pendapat Einstein.
-
Apa yang dicapai oleh ilmuwan China? Dilaporkan seorang ilmuwan Cina telah berhasil menciptakan magnet resistif terkuat di dunia, yang menghasilkan medan magnet stabil sebesar 42,02 Tesla.
-
Apa penemuan NASA di Mars? NASA mengklaim telah memecahkan misteri salah satu fenomena paling aneh di Mars. Mengutip BBC, Selasa (17/9), para ilmuwan dari badan antariksa AS tersebut berhasil merekonstruksi bentuk seperti laba-laba yang terlihat di permukaan Mars.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan China? Ilmuwan dari China telah menciptakan desain baterai berbasis air terbaru yang lebih aman dan lebih efisien dalam menyimpan energi dibandingkan dengan baterai ion litium (Li-ion) yang saat ini banyak digunakan oleh manusia.
-
Bagaimana ilmuwan meningkatkan baterai berbasis air? Dengan mengubah campuran kimia yang ada di dalam baterai berbasis air, tim peneliti dapat meningkatkan kepadatan energi dan kinerja keseluruhan baterai berbasis air ini.
Mengutip TheStar, Rabu (9/10), dalam makalah yang diterbitkan di jurnal Science Bulletin, baterai ini mampu bertahan lebih dari 1.350 jam—hampir dua bulan Mars—pada suhu 0˚C.
Satu hari di Mars lebih panjang sekitar 40 menit dibandingkan di Bumi. Para peneliti merancang baterai ini untuk dapat beroperasi dalam fluktuasi suhu ekstrem di Mars, di mana perbedaan suhu siang dan malam dapat mencapai 60 derajat.
“Kami telah mengembangkan baterai untuk eksplorasi luar angkasa yang langsung memanfaatkan atmosfer Mars dan mengevaluasi kinerja elektrokimia di berbagai suhu untuk menyesuaikan dengan fluktuasi suhu yang ekstrem di Mars,” tulis para peneliti.
Penulis utama penelitian, Xiao Xu, menjelaskan bahwa baterai ini berfungsi seperti sel bahan bakar, yang mengubah reaksi kimia dari sumber energi menjadi listrik.
“Seperti sel bahan bakar hidrogen-oksigen yang menggunakan hidrogen sebagai bahan bakarnya untuk menghasilkan energi, baterai Mars mengambil gas seperti karbon dioksida, oksigen, dan karbon monoksida dari atmosfer Mars sebagai bahan bakarnya,” kata Xiao.
Xiao juga menegaskan bahwa baterai ini tidak hanya mengandalkan panel surya untuk pengisian ulang, memberikan solusi untuk masalah debu yang menumpuk di panel surya rover Zhurong yang kini dalam keadaan hibernasi.
Menurut tim peneliti, rover dan peralatan eksplorasi lainnya di Mars sebagian besar menggunakan baterai lithium-ion portabel, panel surya, dan baterai nuklir untuk sumber energi.
“Baterai Mars ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan sumber energi lain, melainkan memberikan opsi tambahan untuk sistem daya,” tambah Xiao.
Tim berharap untuk mengembangkan lebih lanjut baterai Mars ini dan menyempurnakan teknologi yang mendukung sistem multi-energi untuk eksplorasi luar angkasa di masa depan.