Ilmuwan Kembangkan Baterai Nuklir Pertama di Dunia, Terbuat dari Berlian dan Mampu Bertahan 5.730 Tahun
Baterai nuklir ini menggunakan reaksi berlian yang ditempatkan di dekat sumber radioaktif.
Para ilmuwan dari Universitas Bristol, Inggris meluncurkan baterai bertenaga nuklir pertama di dunia yang menggunakan radioaktif yang tertanam dalam berlian.
Baterai nuklir ini menggunakan reaksi berlian yang ditempatkan di dekat sumber radioaktif untuk menghasilkan listrik secara spontan yang mampu memberi daya pada perangkat kecil selama ribuan tahun.
-
Bagaimana baterai berlian bekerja? Baterai berlian ini menghasilkan listrik dari peluruhan radioaktif melalui proses yang dikenal sebagai efek betavoltaik. Proses yang sama seperti cara panel surya mengubah cahaya menjadi listrik.
-
Apa yang digunakan baterai berlian untuk menghasilkan listrik? Baterai berlian ini menghasilkan listrik dari peluruhan radioaktif melalui proses yang dikenal sebagai efek betavoltaik.
-
Kenapa baterai berlian disebut aman dan berkelanjutan? 'Baterai berlian ini menawarkan cara yang aman dan berkelanjutan untuk menyediakan daya microwatt secara terus-menerus,' kata Sarah Clark, direktur Tritium Fuel Cycle di UK Atomic Energy Authority.
-
Siapa yang membuat baterai nuklir koin? Perusahaan start up China, Betavolt mengembangkan baterai nuklir berukuran kecil yang diklaim bisa hasilkan listrik selama 50 tahun tanpa perlu isi ulang daya (charging).
-
Siapa yang mengembangkan baterai Mars? Tim peneliti dari University of Science and Technology of China mengatakan bahwa baterai ini mampu 'menghirup langsung atmosfer Mars sebagai bahan bakar' saat digunakan dan dapat diisi ulang dengan energi dari sumber eksternal seperti tenaga surya dan nuklir.
-
Siapa yang mengembangkan baterai air? Ilmuwan RMIT Universitas Melbourne, Australia telah mengembangkan 'baterai air' yang dapat didaur ulang.
"Berlian adalah zat terkeras yang diketahui, secara harfiah tidak ada apa pun yang dapat kami gunakan untuk menawarkan perlindungan lebih baik," kata Neil Fox , seorang profesor di Universitas Bristol.
Para ilmuwan menjelaskan, baterai berlian ini memanen elektron yang bergerak cepat yang dipicu oleh radiasi, mirip dengan bagaimana tenaga surya menggunakan sel fotovoltaik untuk mengubah foton menjadi listrik.
Para ahli mengembangkan baterai nuklir ini dengan menggunakan isotop karbon-14. Baterai ini dibangun di atas rig deposisi plasma dekat Abingdon, Oxfordshire, Inggris oleh tim dari Universitas Bristol dan Otoritas Energi Atom Inggris (UKAEA).
Tahan 5.730 Tahun
Isotop karbon-14 banyak ditemukan di permukaan blok grafit yang digunakan untuk mengendalikan pembangkit listrik tenaga nuklir. Satu baterai berlian nuklir yang mengandung 1 gram karbon-14 dapat menghasilkan 15 joule listrik per hari, seperti dikutip dari Live Science, pada Rabu(18/12).
Sebagai perbandingan, baterai AA alkali standar yang beratnya sekitar 20 gram memiliki penyimpanan energi 700 joule per gram. Meski baterai itu menghasilkan daya lebih besar daripada baterai berlian nuklir, baterai AA ini akan habis dalam waktu 24 jam.
Sebaliknya, waktu paruh karbon-14 adalah 5.730 tahun, yang berarti baterai berlian ini akan membutuhkan waktu selama itu untuk terkuras hingga daya 50 persen. Ini mendekati usia peradaban tertua di dunia.
Pesawat ruang angkasa yang menggunakan baterai berlian karbon-14 bahkan dapat mencapai Alpha Centauri, yang berjarak sekitar 4,4 tahun cahaya dari Bumi. Baterai ini dapat digunakan dalam berbagai hal, termasuk elektronik, perangkat medis, dan perjalanan luar angkasa, tutup para ilmuwan.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti