Baterai Mobil Listrik ini Hanya Perlu Sekali “Ngecas”, Bisa Tempuh Jarak 1.000 Km
Ilmuwan ini berhasil membuat terobosan baterai sekali ngecas bisa 1000 km.
Ilmuwan ini berhasil membuat terobosan baterai sekali ngecas bisa 1000 km.
Baterai Mobil Listrik ini Hanya Perlu Sekali “Ngecas”, Bisa Tempuh Jarak 1.000 Km
Tim peneliti POSTECH pimpinan Park Joosin telah berhasil menemukan sebuah cara untuk meningkatkan daya jelajah kendaraan listrik secara signifikan hingga 1.000 km setiap satu kali pengisian daya.
Cara itu dapat dilakukan dengan menggunakan silikon dalam pembuatan baterai.
-
Jarak tempuh mobil listrik berapa? Tentang jarak tempuh mobil listrik, hal ini sebenarnya tergantung pada jenis mobilnya masing-masing. Tidak ada kriteria pasti yang digunakan dalam memilih kendaraan listrik. Ada mobil dengan jarak tempuh antara 160 hingga 320 km, sementara yang lain bisa mencapai 480 hingga 640 km.
-
Bagaimana cara mengisi daya baterai mobil listrik? Selain itu, kemajuan dalam teknologi baterai memungkinkan mobil listrik untuk menempuh jarak yang lebih jauh dengan satu kali pengisian daya.
-
Berapa harga baterai mobil listrik? Harga baterai sebuah mobil listrik dapat mencapai Rp500 jutaan.
-
Mengapa jarak tempuh mobil listrik berbeda? Perbedaan dalam jarak yang dapat ditempuh oleh setiap mobil listrik sebenarnya dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang beragam.
Sebagaimana diketahui, saat ini kendaaran listrik dapat menempuh rata-rata jarak hingga 480 km setiap satu kali isi, dengan yang paling awet hingga 700-800 km.
Sebenarnya, silikon, yang mempunyai kapasitas penyimpanan besar, sering dipertimbangkan sebagai suatu bahan dalam pembuatan baterai ion litium (Li-ion).Akan tetapi, terdapat suatu kesulitan dalam penggunaan silikon, yaitu bahwa ia akan membesar hingga lebih dari tiga kali ukurannya saat proses pengisian daya dan akan kembali menyusut saat daya digunakan.
Hal tersebut dapat mengurangi efisiensi dan bahkan merusak baterai.
Dengan pertimbangan tersebut, alih-alih mengecilkan ukuran silikon, tim yang dipimpin Park justru membesarkan silikon menjadi ukuran mikro.
Dalam penelitiannya, dampak buruk yang dipunyai silikon berukuran lebih besar dapat dimitigasi dengan mengenakan elektrolit polimer gel (GPE) pada silikon.
Dengan penerapan gel tersebut, tekanan internal dapat disebarkan saat penggunaan baterai untuk mengurangi perubahan volume silikon sehingga menghasilkan sistem baterai yang lebih stabil dan tidak mahal.
Tim tersebut juga menggunakan aliran elektron untuk membentuk ikatan kovalen antara partikel silikon mikro dan elektrolit gel. Hal tersebut dilakukan agar sistem elektrolit silikon-gel dapat bekerja.
Tindakan-tindakan yang dilakukan tersebut terbukti menghasilkan baterai dengan kinerja yang stabil.
Terdapat peningkatan kepadatan energi sekitar 40 persen dan sebuah konduktivitas ion yang menyerupai baterai konvensional yang menggunakan elektrolit cair, bukan gel.
“Kami menggunakan anoda silikon mikro, tetapi kami tetap memiliki baterai yang stabil. Penelitian ini membawa kita lebih dekat ke sistem baterai ion litium dengan kepadatan energi tinggi yang sesungguhnya,”
ungkap Profesor Park.