Pendapat Einstein soal Cara Kerja Mesin Roket Berkecepatan 18.000 Mil Per Jam Dibantah Ilmuwan China
Albert Einstein pernah berpendapat bagaimana cara membuat roket dengan kecepatan 18.000 Mil Per Jam. Namun pendapatnya itu dibantah ilmuwan China.

Albert Einstein pernah berbicara tentang penggunaan mesin udara untuk menciptakan kendaraan yang lebih besar dan lebih cepat. Hal itu ternyata menjadi pemicu ilmuwan China untuk membuatnya.
Namun dimodifikasi sedemikian rupa. Malah secara tidak langsung negara itu “berani” mematahkan pendapat Einstein.
Mengutip Ecoticias, Rabu (18/9), China telah mengumumkan peluncuran sukses roket ZQ-2 Y2, roket pertama di dunia yang menggunakan kombinasi bahan bakar metana cair dan oksigen cair. Roket ini mencapai kecepatan hingga 18.000 mil per jam tanpa memerlukan mesin udara.
Keberhasilan ini menandai terobosan besar dalam rekayasa antariksa dan menempatkan China di garis depan inovasi teknologi. Berbeda dengan bahan bakar tradisional seperti minyak tanah atau bensin murni, metana cair menawarkan beberapa keunggulan, termasuk biaya yang lebih rendah, emisi yang lebih bersih, dan efisiensi yang lebih tinggi.
Ini menjadikan metana cair sebagai alternatif bahan bakar roket yang lebih ramah lingkungan dibandingkan minyak bumi. Metana cair tidak mudah dibuat. Proses pembuatannya melibatkan pemampatan gas metana melalui tabung logam yang terendam dalam nitrogen cair super dingin.
Metode ini mengubah gas menjadi bentuk cair dan memberikan pembakaran yang lebih bersih dibandingkan bahan bakar roket tradisional. Amerika Serikat kini menghadapi tantangan untuk mengejar ketertinggalan dari inovasi ini, sementara China terus meluncurkan roket uji dengan bahan bakar metana cair dan menjalankan berbagai uji keselamatan dan efektivitas.
Para peneliti juga mencari cara yang lebih ramah lingkungan untuk menghasilkan metana, seperti dari bahan organik yang membusuk. Walaupun demikian, lebih banyak uji coba diperlukan untuk memastikan efektivitas metana cair sebagai bahan bakar roket di masa depan.
China telah menunjukkan kemajuan yang signifikan dan siap memimpin industri ini dengan teknologi bahan bakar alternatif ini.